Kepribadian menurut Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psikofisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam diri seseorang ibarat dua sisi mata uang, ada kepribadian yang positif dan negatif. Hal tersebut merupakan fitrah yang dimiliki oleh manusia dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun seperti halnya mata uang, kepribadian positif maupun negatif seseorang tidak muncul bersamaan. Pada suatu kondisi tertentu seseorang akan lebih dominan untuk bersikap positif, dan di lain kesempatan seseorang akan lebih dominan untuk bersikap negatif.
Secara alamiah dalam diri seseorang tersimpan suatu potensi yang dapat menambah dan berguna bagi kehidupan. Namun sayangnya tidak semua orang menyadari akan potensi yang terdapat pada diri mereka sendiri. Sehingga banyak dari teman-teman kita maupun orang disekitar mereka yang merasa tidak berguna. Hal inilah yang selanjutnya mempengaruhi kepribadian mereka menjadi orang yang mudah putus asa dan memiliki banyak keterbatasan. Padahal jika kita berbicara tentang keterbatasan, pastilah setiap orang juga memilikinya.
Satu hal yang perlu diubah dalam paradigma kita terhadap keterbatasan adalah "masalah ini mungkin bisa diselesaikan tapi sulit, menjadi masalah ini sulit diselesaikan tapi bisa". Dengan demikian optimisme merupakan kunci utama dalam menghadapi keterbatasan yang kita miliki. Sehingga kita dapat menjadi orang yang tidak sekedar biasa namun luar biasa.
II.2. Tipe Kepribadian
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu:
1. Perfeksionis. Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong. Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi. Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis. Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra.
5. Pengamat. Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas. Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang. Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita.
8. Pejuang. Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai. Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.
Di lain pihak, Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat jenis yaitu:
1) Tipe Sanguin. Tipe ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsive, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Dalam bukunya Tim LaHaye, orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
2) Tipe Flegmatik. Tipe flegmatik adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan emosi, misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain. Maka salah satu buah Roh Kudus yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan atau murah hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
3) Tipe Melankolik. Orang yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat, untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak.
4) Tipe Kolerik. Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kemampuannya untuk bisa merasakan perasaan orang lain agak kurang, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psikofisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam diri seseorang ibarat dua sisi mata uang, ada kepribadian yang positif dan negatif. Hal tersebut merupakan fitrah yang dimiliki oleh manusia dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun seperti halnya mata uang, kepribadian positif maupun negatif seseorang tidak muncul bersamaan. Pada suatu kondisi tertentu seseorang akan lebih dominan untuk bersikap positif, dan di lain kesempatan seseorang akan lebih dominan untuk bersikap negatif.
Secara alamiah dalam diri seseorang tersimpan suatu potensi yang dapat menambah dan berguna bagi kehidupan. Namun sayangnya tidak semua orang menyadari akan potensi yang terdapat pada diri mereka sendiri. Sehingga banyak dari teman-teman kita maupun orang disekitar mereka yang merasa tidak berguna. Hal inilah yang selanjutnya mempengaruhi kepribadian mereka menjadi orang yang mudah putus asa dan memiliki banyak keterbatasan. Padahal jika kita berbicara tentang keterbatasan, pastilah setiap orang juga memilikinya.
Satu hal yang perlu diubah dalam paradigma kita terhadap keterbatasan adalah "masalah ini mungkin bisa diselesaikan tapi sulit, menjadi masalah ini sulit diselesaikan tapi bisa". Dengan demikian optimisme merupakan kunci utama dalam menghadapi keterbatasan yang kita miliki. Sehingga kita dapat menjadi orang yang tidak sekedar biasa namun luar biasa.
II.2. Tipe Kepribadian
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu:
1. Perfeksionis. Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong. Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi. Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis. Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra.
5. Pengamat. Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
6. Pencemas. Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
7. Petualang. Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita.
8. Pejuang. Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai. Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.
Di lain pihak, Paul Gunadi membagi tipe kepribadian seseorang menjadi empat jenis yaitu:
1) Tipe Sanguin. Tipe ini mempunyai banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, bisa membuat lingkungannya gembira, senang. Tapi kelemahannya adalah cenderung impulsive, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Jadi orang dengan kepribadian sanguin mudah sekali dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan-rangsangan dari luar dirinya. Dia kurang bisa menguasai diri atau penguasaan dirinya lemah. Dalam bukunya Tim LaHaye, orang-orang sanguin cenderung mudah jatuh ke dalam pencobaan, karena godaan dari luar bisa begitu memikatnya, dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
2) Tipe Flegmatik. Tipe flegmatik adalah orang yang cenderung tenang dan dari luar cenderung tidak beremosi. Dia tidak menampakkan emosi, misalnya, sedih atau senang. Jadi naik turun emosinya tidak nampak dengan jelas. Orang ini cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik dan introspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Jadi dia adalah seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan juga seorang pengkritik yang berbobot. Kelemahannya adalah cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah. Kelemahannya ini membuat dia jadi orang yang kurang mau berkorban bagi yang lain. Maka salah satu buah Roh Kudus yang perlu ditingkatkan dalam dirinya adalah kemurahan atau murah hati. Karena dia cenderung menjadi orang yang egois.
3) Tipe Melankolik. Orang yang melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna, mengerti estetika keindahan hidup ini dan perasaannya sangat kuat, sangat sensitif. Kelemahan orang melankolik adalah mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan yang murung. Tidak mudah bagi orang melankolik itu untuk terangkat, untuk senang, atau tertawa terbahak-bahak.
4) Tipe Kolerik. Seorang kolerik berorientasi pada pekerjaan, dan pada tugas. Dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang kolerik adalah kemampuannya untuk bisa merasakan perasaan orang lain agak kurang, belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.