Kata filsafat atau falsafat berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang, suka; dan kata sophia yang berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan.
Hasan sadily mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian dapat ditarik suatu pengertian bahwa filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harol Titus mengemukakan filsafat sebagai berikut:
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4. Filsafat ialah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti konsep.
5. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa sulit untuk merangkum pengertian filsafat itu dalam sebuah definisi yang lengkap. Karena pemikiran yang bersifat filsafati didasarkan atas pemikiran yang bersifat spekulatif, maka nilai-nilai kebenaran yang dihasilkannya juga tidak terhindar dari kebenaran yang spekulatif. Hasilnya akan sangat tergantung dari pandangan para filosof itu masing-masing.
Berbagai pengertian (definisi) tentang filsafat pendidikan yang telah dikemukakan oleh para ahli, al-Syaibani mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktifitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral (satu kesatuan).
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia, maka filsafat bisa juga diartikan teori umum pendidikan.
Barnadib mempunyai fersi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Karenanya dengan bersifat filosofis, bermakna bahwa filsafat pendidikan merupakan aplikasi dari suatu analisa filosofis terhadap bidang pendidikan.
Menurut seorang ahli filsafat Amerika Brubachen sebagaimana diungkapkan oleh Arifin (1993:3) bahwa filsafat pendidikan itu berdiri sendiri secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena berkaitan dengan filsafat umum, meskipun demikian, yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap.
Pendidikan diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha dari manusia dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan, merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Hasan sadily mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian dapat ditarik suatu pengertian bahwa filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harol Titus mengemukakan filsafat sebagai berikut:
1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4. Filsafat ialah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti konsep.
5. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa sulit untuk merangkum pengertian filsafat itu dalam sebuah definisi yang lengkap. Karena pemikiran yang bersifat filsafati didasarkan atas pemikiran yang bersifat spekulatif, maka nilai-nilai kebenaran yang dihasilkannya juga tidak terhindar dari kebenaran yang spekulatif. Hasilnya akan sangat tergantung dari pandangan para filosof itu masing-masing.
Berbagai pengertian (definisi) tentang filsafat pendidikan yang telah dikemukakan oleh para ahli, al-Syaibani mengartikan bahwa filsafat pendidikan yaitu aktifitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral (satu kesatuan).
Menurut John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia, maka filsafat bisa juga diartikan teori umum pendidikan.
Barnadib mempunyai fersi pengertian atas filsafat pendidikan, yakni ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Karenanya dengan bersifat filosofis, bermakna bahwa filsafat pendidikan merupakan aplikasi dari suatu analisa filosofis terhadap bidang pendidikan.
Menurut seorang ahli filsafat Amerika Brubachen sebagaimana diungkapkan oleh Arifin (1993:3) bahwa filsafat pendidikan itu berdiri sendiri secara bebas dengan memperoleh keuntungan karena berkaitan dengan filsafat umum, meskipun demikian, yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara pandangan filosofis dengan filsafat pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap.
Pendidikan diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha dari manusia dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan, merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.