Showing posts with label kesehatan. Show all posts
Showing posts with label kesehatan. Show all posts

Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

A.    Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal empat macam model pengembangan perangkat, yaitu: Model Kemp Model Dick-Carey, Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) dan Model Four-D.  
1.      Model Pengembangan Perangkat Menurut Kemp
Menurut Kemp (dalam, Trianto, 2008: 85) Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Secara umum model pengembangan model Kemp ditunjukkan pada gambar  berikut:
Gambar 2.1 Diagram model pengembangan sistem   pembelajaran menurut Kemp
Kelebihan dari model Kemp antara lain: (a) Diagram pengembangannya berbentuk bulat telur yang tidak memiliki titik awal tertentu, sehingga dapat memulai perancangan secara bebas, (b) Bentuk bulat telur itu juga menunjukkan adanya saling ketergantungan di antara unsur-unsur yang terlibat, (c) Dalam setiap unsur ada kemungkinan untuk dilakukan revisi, sehingga memungkinkan terjadinya sejumlah perubahan dari segi isi maupun perlakuan terhadap semua unsur tersebut selama pelaksanaan program. Kelemahan dari model ini adalah model pengembangan ini ini kurang legkap dan kurang sistematis dan pada model Kemp tidak melibatkan penilaian ahli, sehingga ada kemungkinan perangkat pembelajaran yang dilaksanakan terdapat kesalahan.
2.      Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam, Trianto, 2008:97). Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan perencanaan dan pengembangan ditunjukkan pada gambar  berikut:
Gambar 2.2 Model Perancangan dan Pengembangan Pengajaran Menurut Dick & Carey (dalam Trianto, 2008:98)


Keunggulan model Dick dan Carey ini terletak pada analisis tugas yang tersusun secara terperinci dan tujuan pembelajaran khusus secara hirarkis. Disamping itu adanya uji coba yang berulang kali menyebabkan hasil yang diperoleh sistem dapat diandalkan. Kelemahan model ini adalah  uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif. Sedangkan pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi)
3.      Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) (Mudhofir dalam Sasongko,2004:57 dikutip dalam Andi Rusdi,2008)
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus pengembangan yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat evaluasi, (3) kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5) pelaksanaan pengembangan. Sesuai bagan di atas, perumusan tujuan menjadi dasar bagi penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan kegiatan belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya dievaluasi, dan selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat  evaluasi.
Model pengembangan PPSI dilakukan untuk rancangan pembelajaran sebagaimana bagan berikut:
Gambar 2.3 Model Pengembangan PPSI (Mudhofir dalam Sasongko,2004:57)

Kelebihan dari model ini adalah model ini lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan sistem pembelajaran sedangkan kelemahan pada model ini adalah didalam pengembangannya tidak melibatkan penilaian ahli sehingga ada kemungkinan perangkat pembelajaran yang dilaksanakan terdapat kesalahan.
4.      Model Pengembangan 4-D
Model ini terdiri atas 4 tahap yang terdiri dari tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan dan tahap penyebaran (Ibrahim, 2001).
1.      Tahap Pendefinisian (define)
Tujuan tahap ini menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat p     embelajaran. Ada 5 langkah dalam tahap ini
a.       Analisis Ujung Depan
Memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan media pembelajaran
b.      Analisis Siswa
Sangat penting dilakukan pada awal perencanaan bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan media dengan tingkatan siswa.
c.       Analisis Tugas
Kumpulan prosedur untuk menentukan isi satuan pembelajaran.
d.      Analisis Konsep
Dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan, menyusun secara sistematis dan merinci konsep-konsep yang relevan.
e.       Perumusan Tujuan
Untuk mengkonversikan hasil analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus.
2.      Tahap Perancangan (design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype perangkat pembelajaran. Dalam tahap ini ada 3 langkah :
a.       Penyusunan tes
b.      Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran
c.       Pemilihan format
3.      Tahap Pengembangan (develop)
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar. Tahap ini meliputi :
a.       Validasi oleh para pakar diikuti dengan revisi
b.      Simulasi, yaitu kegiatan mengoperasikan rencana pelajaran
c.       Uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya 
4.      Tahap Pendesiminasian (disseminate)
Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah dikembangkan oleh skala yang lebih luas. Tujuan tahap ini juga untuk menguji efektifitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan belajar mengajar.  Model pengembangan menurut Thiagarajan dapat disajikan pada gambar berikut:







Define
Analisis Siswa
Analisis Tugas
Analisis Konsep
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Penyusunan Tes
Desain Awal
Perangkat Pembelajaran
Telaah I
Revisi I
Telaah II
Refleksi
Uji coba Terbatas
Revisi II
Draff III
Telaah III
Revisi III & Editing
Master
Laporan
Draf I
Draf II
Analisis Data
Penulisan Laporan






Design








Develop






Gambar 2.4 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D menurut Thiagarajan,Semmel dan Semmel dalam Ibrahim (2001)




Desseminate





Dari keempat model yang telah duiraikan di atas, penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D karena keunggulan dari model ini adalah uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis serta dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum dilakukan uji coba di lapangan, media yang digunakan  telah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.  
Read More

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA IDONESIA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA IDONESIA

Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara
terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan
dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status, bahasa tidak dapat
ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia sehari-hari, baik sebagai
manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena kondisi dan pentingnya
bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’ secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa
kedudukan dan fungsi tertentu.

A.Sebagai Bahasa Nasional

Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga memiliki kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimulai saat dicetuskanya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Dalam kaitanya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting yaitu:
1. lambang kebanggan kebangsaan,
2. lambang identitas nasional,
3. alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya,
4. alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

> Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.

> Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia seperti layaknya bendera kita yang harus kita junjung tinggi sebagai lambang Negara. Bangsa Indonesia telah memiliki bahasa identitas sediri yaitu bahasa Indonesia yang mana tidak setiap Negara berani memiliki bahasanya sendiri sebagai identitas diri.

> Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya bahasa Indonesia membuat seluruh bangsa Indonesia dapat hidup berdampingan antarsuku tanpa perlu terjadi kekhawatiran terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ini setiap warga Indonesia dapat tinggal atau menjelajahi seluruh wilayah Indonesia.

> Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, bahasa Indonesia ditempatkan sebagai sarana menjembatani terjadinya kesatuan bangsa yang terdiri atas banyak sekali suku bangsa yang memiliki watak, budaya, dan kesukuan masing-masing. Dengan bahasa Indonesia memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa nasional bahasa Indonesia setiap warga Negara akan memiliki kecintaan dan dapat meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan daerah atau golongan.


B. Sebagai Bahasa Negara

Selain sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan lain yaitu sebagai bahasa Negara seperti tercantum dalam UUD 1945.
dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Bahasa resmi kenegaraan,
Di gunakan diacara-acara kenegaraan.
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah,  Pembuatan APBD, RUU, dll
4. Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.


Bahasa yang berkembang di dalam wilayah Indonesia sangatlah banyak. Hampir setiap daerah memiliki bahasa sendiri-sendiri seperti jawa, sunda, Madura, bali, bugis, makasar, batak, papua, dll. Bagaimanakah atau dimanakah kedudukan bahasa-bahas atersebut?
Setelah ditentukanya bahasa Indonesia yang dahulunya adalah bahasa Melayu sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara bahasa daerah yang lain seperti jawa, sunda, bali, batak, papua dan lain sebagainya ditempatkan dalam kedudukan sebagai bahasa daerah. Dalam kaitanya dengan bahasa Indonesia bahasa daerah memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi nyata bahasa daerah dapat kita lihat dari banyaknya kata dalam bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa daerah. Itu menunjukan bahwa bahasa daerah memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. Secara terperinci bahasa derah memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Dalam kaitanya dengan bahasa Indonesia:
1. Sebagai pendukung bahasa nasional
2. Bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya
3. Alat pengembang dan pendukung kebudayaan daerah.

              b. Dalam kedudukannya sebagai bahasa derah sendiri:
1. Sebagai lambang kebanggaan daerah
2. Lambang identitas daerah
3. Alat penghubung di dalam keluarga dan masyrakat daerah


Selain bahasa daerah, ada lagi bahasa yang saat ini berkembang pesat pemakainya seperti bahasa Inggris, perancis, mandarin, belanda, jerman dan lain-lain. Adapun kedudukan dari bahasa-bahasa tersebut adalah sebagai bahasa Asing. Dalam kedudukanya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa tersebut di atas tidak memiliki kemampuan atau bersaing dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maupun bahasa Negara atau dengan kata lain bahasa asing tidak akan pernah menjadi bahasa nasional ataupun bahasa Negara Indonesia. Begitupun dalam kaitannya dengan bahasa daerah. Bahasa aing ini memiliki fungsinya sendiri yaitu sebagai alat perhubungan antarbangsa, alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern, dan alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan.

Melihat dari sisi fungsi ketiga bahasa yang berkembang di Indonesia, dapat kita ketahui bahwa semua bahasa tersebut penting dan bermanfaat bagi bangsa kita. Namun yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai ketika kita berusaha menguasai bahasa Asing yang saat ini sedang sangat diminati kita menjadi lupa akan bahasa Daerah atau bahasa Indonesia.

Fungsi-fungsi Bahasa Indonesia
 Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus. Fungsi bahasa secara umum antara lain :
a.      Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri
 Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
b.      Sebagai alat komunikasi
 Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
c.       Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
 Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
d.      Sebagai alat kontrol sosial
 Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah.

 Fungsi bahasa secara khusus :
a.      Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari
 Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
b.      Mewujudkan Seni (Sastra)
 Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
c.       Mempelajari bahasa- bahasa kuno
 Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
d.      Mengeksploitasi IPTEK
 Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.


Sumber :
         i.            http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Kedudukan_resmi
       ii.            http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
      iii.            http://www.scribd.com/doc/21562578/Kedudukan-Bahasa-Indonesia

Read More

perawatan ( maintenance )

Menurut Vincent Gasper , perawatan ( maintenance ) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan yang dikehendaki . Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi , dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih intensif . (Vincent Gasper , 94 , Hal ; 513 )
Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai , suatu aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan .
Pada dasarnya terdapat dua prinsip utama dalam sistem perawatan yaitu :
1. Menekan ( memperpendek ) periode kerusakan ( break down period ) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis .
2. Menghindari kerusakan ( break down ) tidak terencana , kerusakan tiba – tiba .
Dalam sistem perawatan terdapat dua kegiatan pokok yang berkaitan dengan tindakan perawatan , yaitu :
1. Perawatan yang bersifat preventif
Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak . pada dasarnya yang dilakukan adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan - kerusakan yang tak terduga dan menentukan keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi . Dengan demikian semua fasilitas – fasilitas produksi yang mendapatkan perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses produksi setiap saat . Hal ini memerlukan suatu rencana dan jadwal perawatan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat.
Perawatan preventif ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam fasilitas – fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “ critical unit “ sedangkan ciri – ciri dari fasilitas produksi yang termasuk dalam critical unit ialah kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan :
• Membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja
• Mempengaruai kualitas produksi yang dihasilkan
• Menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi
• Harga dari fasilitas tersebut cukup besar dan mahal
Dalam prakteknya perawatan preventif yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dibedakan lagi sebagai berikut :
a. Perawatan rutin , yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawataan yang dilakukan secara rutin ( setiap hari ) . Misalnya pembersihan peralatan pelumasan oli , pengecekan isi bahan bakar , dan lain sebagainya .
b. Perawatan periodic , yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu , misalnya setiap 100 jam kerja mesin , lalu meningkat setiap500 jam sekali , dan seterusnya . Misalnya pembongkaran silinder , penyetelan katup – katup , pemasukan dan pembuangan silindermesin dan sebagainya .
Perawatan preventif akan menguntungkan atau tidak tergantung pada :
a. Distribusi dari kerusakan
Pada penjadwalan dan pelaksanaan perawatan preventif harus memperlihatkan jenis distribusi dari kerusakan yang ada , karena dengan mengetahui jenis distribusi kerusakan dapat disusun suatu rencana perawatan yang benar – benar tepat sesuai dengan latar belakang mesin tersebut .
b. Hubungan antara waktu perawatan prerventif terhadap waktu , perbaikan , hendaknya diantara kedua waktu ini diadakan keseimbangan dan diusahakan dapat dicapai titik maksimal . jika ternyata jumlah waktu untuk perawatan preventif lebih lama dari waktu menyelesaikan kerusakan tiba – tiba , maka tidak ada manfaatnya yang nyata untuk mengadakan perawatan preventif , lebih baik ditunggu saja sampai terjadi kerusakan .
Walaupun masih ada suatu factor lainyang perlu diperhatikan yaitu apabila ternyata jumlah kerugian akibat rusaknya mesin cukup besar yang meliputi bianya – biaya :
1. Buruh menganggur
2 . produksi terhenti
3 . biaya penggantian spare part
4 . Kekecewaan konsumen
maka walaupun waktu untuk menyelesaikan perawatan preventif sama dengan waktu untuk menyelesaikan kerusakan , perawatan preventif masih dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan .
2 . Perawatan yang bersifat korektif
Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak . Pada dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan . kegiatan ini sering disebut sebagai kegiatan perbaikan atau reparasi .
Perawatan korektif dapat juga didefinisikan sebagai perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukanya perawatan preventif maupun telah dilakukan perawatan preventif tapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas dan peralatan tersebut tetap rusak . jadi dalam hal ini , kegiatan perawatan sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan , baru kemudian diperbaiki atau dibetulkan


2 . 2 . Tujuan Perawatan
Secara umum perawatan m,empunyai tujuan – tujuan yang menurut A. S Corder adalah untuk :
1. Memungkinkan tercapainya mutu produksi dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian , pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat .
2. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem .
3. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan
4. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan dengan service dan perbaikan
5. Memaksimalkan produksi dari sumber – sumber sistem yang ada .
6. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan terhadap proses operasi.
7. Menyiapkan personel , fasilitas dan metodenya .
8. Agar mampu mengerjakan tugas –tugas perawatan .
( A. S Corder , 92 , Hal ; 81 )
Read More

2.3 Resusitasi

Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998).
Sedangkan menurut Rilantono, dkk (1999) resusitasi mengandung arti harfiah “menghidupkan kembali”, yaitu dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi.
Bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (Airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi darah. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan ventilasi dan sirkulasi. Usaha BHD ini bertujuan dengan cepat mempertahankan pasokan oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan (bantuan hidup lanjut).
Resusitasi dilakukan pada keadaan henti nafas, misalnya pada korban tenggelam, stroke, obstruksi benda asing di jalan nafas, inhalasi gas, keracunan obat, tersedak, tersengat listrik, koma dan lain-lain. Sedangkan henti jantung terjadi karena fibrilasi ventrikel, takhikardi ventrikel, asistol dan disosiasi elektromekanikal.

2.3.2 Tujuan
Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 1997). Tindakan resusitasi ini dimulai dengan penilaian secara tepat keadaan dan kesadaran penderita kemudian dilanjutkan dengan pemberian bantuan hidup dasar (basic life support) yang bertujuan untuk oksigenasi darurat. (AHA, 2003).
Tujuan tahap II (advance life support) adalah untuk memulai kembali sirkulasi yang spontan, sedangkan tujuan tahap III (prolonged life support) adalah pengelolaan intensif pasca resusitasi. Hasil akhir dari tindakan resusitasi akan sangat tergantung pada kecepatan dan ketepatan penolong pada tahap I dalam memberikan bantuan hidup dasar.
Tujuan utama resusitasi kardiopulmoner yaitu melindungi otak secara manual dari kekurangan oksigen, lebih baik terjadi sirkulasi walaupun dengan darah hitam daripada tidak sama sekali. Sirkulasi untuk menjamin oksigenasi yang adekwat sangat diperlukan dengan segera karena sel-sel otak menjadi lumpuh apabila oksigen ke otak terhenti selama 8 – 20 detik dan akan mati apabila oksigen terhenti selama 3 – 5 menit (Tjokronegoro, 1998). Kerusakan sel-sel otak akan menimbulkan dampak negatif berupa kecacatan atau bahkan kematian.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Resusitasi
Hipoksia yang disebabkan kegawatan pernafasan akan mengaktifkan metabolisme anaerob. Apabila keadaan hipoksia semakin berat dan lama, metabolisme anaerob akan menghasilkan asam laktat. Dengan memburuknya keadaan asidosis dan penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain (Yu dan Monintja, 1997). Selanjutnya dapat terjadi depresi pernafasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang bahkan dapat menyebabkan kematian.
Depresi nafas yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang hanya dapat diatasi dengan pemberian oksigen dengan tekanan positif, massase jantung eksternal dan koreksi keadaan asidosis. Hanya setelah oksigenasi dan perfusi jaringan diperbaiki maka aktivitas respirasi dimulai (Yu dan Monintja, 1997).
Pendapat tersebut menekankan pentingnya tindakan resusitasi dengan segera. Makin lambat dimulainya tindakan resusitasi yang efektif maka akan makin lambat pula timbulnya usaha nafas dan makin tinggi pula resiko kematian dan kecacatan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Nelson (1999) yang menyatakan bahwa peluang keberhasilan tata laksana penderita dengan henti nafas menitikberatkan pada pentingnya kemampuan tata laksana karena peningkatan hasil akhir pasca henti pernafasan dihubungkan dengan kecepatan dilakukannya resusitasi jantung paru.
Resusitasi akan berhasil apabila dilakukan segera setelah kejadian henti jantung atau henti nafas pada saat kerusakan otak yang menetap (irreversible) belum terjadi. Kerusakan otak yang menetap akan terjadi apabila kekurangan O2 dalam darah tidak segera dikoreksi atau apabila sirkulasi terhenti lebih dari 3 – 5 menit (Tjokronegoro, 1998)
Keberhasilan resusitasi tergantung kepada :
1) Keadaan miokardium
2) Penyebab terjadinya henti jantung
3) Kecepatan dan ketepatan tindakan
4) Mempertahankan penderita di perjalanan ke rumah sakit
5) Perawatan khusus di rumah sakit
6) Umur (tetapi tidak terlalu menentukan)
Read More

MANFAAT GERAKAN SHOLAT BAGI KESEHATAN



Salat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas  tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing  gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai  jenis penyakit!
Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah  ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk  menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun  menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?

*TAKBIRATUL IHRAM*
*Postur:* berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu  melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
*Manfaat**:* Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan  kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah  mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua  tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini  menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian  atas.

*RUKUK*
*Postur:* Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga  bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
*Manfaat:* Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang  belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi  jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian  tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot  bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah  gangguan prostat.

*I'TIDAL*

*Postur:* Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua  tangan setinggi telinga.

*Manfaat:* Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak  berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ  organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara  bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

*SUJUD*
*Postur:* Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan  dahi pada lantai.
*Manfaat:* Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi  kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus  bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi  kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

*DUDUK*

*Postur:* Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
*Manfaat:* Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung  dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal  paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk  sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),  kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan.  dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki  pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang  dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga.  kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

*SALAM*
*Gerakan:* Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
*Manfaat:* Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran  darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan  kulit wajah.

  BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi  mempercantik diri wanita luar‑dalam.

*PACU KECERDASAN*
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia  menundukkan diri serendah‑rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya  sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai  kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh,  gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi‑tingginya. Mengapa?  Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih  untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada  di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu  artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja  sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat  memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan  seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam‑diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

*PERINDAH POSTUR*
Gerakan‑gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan *(stretching). *Intinya  untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat  dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih  banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada.* *Saat  sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan.
Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi  juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

*MUDAHKAN PERSALINAN*
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul  dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot‑otot perut *(rectus  abdominis * dan *obliquus abdominis externuus) *berkontraksi penuh. Kondisi  ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini  menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik  dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang  menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis.
Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan  organ‑organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

*PERBAIKI KESUBURAN*
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk,  yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir).
Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot‑otot daerah perineum. Bagi  wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu  liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum.  Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki  kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan  memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki  organ reproduksi di daerah perineum.

*AWET MUDA*
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika  tubuh lentur, kerusakan* *sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika  dilakukan secara rutin, maka sel‑sel yang rusak dapat segera tergantikan.  Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh  besar pada keÂkencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi  wajah dan leher. Yang tak kalah penÂtingnya, gerakan ini menghinÂdarkan  wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.
Read More