STUDY TOUR BALI



LAPORAN
STUDY TOUR BALI



OLEH :
BINTI ILIYA FARIDAH
XII-IPS2 / 06
MADRASAH ALIYAH NEGERI SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012




MOTTO

















KATA PENGANTAR


Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “daur ulang sampah organik dan anorganik”.

Makalah ini Penulis sajikan sebagai salah satu bentuk nyata dari hasil menimba ilmu yang telah didapat Penulis di sekolah untuk dipergunakan sebagai penambah khasanah perpustakaan sekolah.

Ucapan terima kasih dan rasa hormat Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca sekalian dan semoga pembaca sekalian mendapatkan tambahan ilmu setelah membaca makalah ini.



Surabaya,  12   Maret 2011

Penyusun
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
MOTTO................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
BAB   I       PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.     Latar Belakang ............................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................... ....... 2
C.     Maksud dan tujuan.................................................................. ....... 2
BAB   II      PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.   Pulau Bali........................................................................................ 3
B.    Cara membuat kerajinan.............................................................       4
C.    Contoh hasil kerajinan limbah anorganik......................................... 5
D.   Manfaat mengolah limbah anorganik.......................................         5
E.    Daur ulang limbah organik.......................................................         6

BAB   III    PENUTUP........................................................................................... 10
A.     Kesimpulan................................................................................... 10
B.     Saran............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
         Bagi kebanyakan orang sampah dapur tak bernilai dan kurang menguntungkan. Namun tidak bagi ibu Risnani Pudji rahayu warga Jambangan yang memprakarsai adanya kegiatan daur ulang. Ibu Risnani mampu memanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna. Sampah dapur yang pada umumnya hanya di pilah menjadi sampah basah dan kering, kini beliau memanfaatkan menjadi barang daur ulang yang bernilai jual. Untuk sampah kering di manfaatkan menjadi kerajinan tangan yang menarik. Sedangkan untuk sampah yang basah beliau olah menjadi kompos sebagai pupuk alami.

        Pada tahun 2005 beliau mendapat penghargaan sebagai kader lingkungan dari Bapak Walikota Surabaya untuk mengajak masyarakat Jambangan kota Surabaya khususnya masyarakat di lingkungan wilayah kelurahan Jambangan untuk mengolah limbah sampah secara mandiri yaitu sampah dapur yang nantinya diolah menjadi kompos. Dimana tiap seminggu dua kali untuk memilah sampah.

        Pada tahun 2006 warga kelurahan Jambangan mendapat kunjungan dari bapak Mntri Lingkungan Hidup untuk melihat kreasi dari ibu-ibu warga kelurahan tersebut dalam mengolah sampah kering menjadi bernilai ekonomis. Mereka sangat antusias melihat hasil karya ibu-ibu dalam mengolah sampah kering menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Semua barang hasil karya ibu-ibu di borong oleh rombngan Bapak Mentri LH warga sekitar kelurahan Jambangan juga sangat antusias setelah karya dari sampah keringnya laku terjual.

        Berawal dari sekedar peduli terhadap lingkungan sekitar dan melihat sampah-sampah







B . RUMUSAN MASALAH

1.    Daur ulang sampah plastik yang di lakukan dengan cara membuat kerajinan tangan.
2.   Limbah rumah tangga yang berupa plastik dapat menjadi barang yang bernilai ekonomis.
3.   Mengurangi jumlah limbah yang ada di rumah tangga.
4.   Membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
5.   Memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi kompos


C . MAKSUD DAN TUJUAN

1.    Pemanfaatan sampah dapur menjadi sesuatu yang bernilai jual. Hal ini dilakukan dengan memilah sampah dapur menjadi sampah kering dan sampah basah.
2.   Proses daur ulang sampah kering menjadi kerajinan tangan. Sedangkan untuk sampah basah diolah menjadi pupuk kompos.
3.   Mengubah pola pikir dan pola sikap masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengolah sampah dapur menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan bernilai guna.
4.   Membuka lapangan kerja baru yang dapat memberikan tambahan penghasilan kepada masyarakat.
5.   kegiatan-kegiatan lain yang di lakukan oleh kita dalam upaya mengelola lingkungan hidup menjadi lebih baik.





BAB II
 PEMBAHASAN

1. PULAU BALI
            Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.                    Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
2. LETAK GEOGRAFI

            Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai. Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha.

3. SEJARAH BALI
            Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.                                     Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (12931500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.              Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.                                                                                                                                    Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.                                                                                                           Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.                       Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.                                                                                                       Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.                                                                                                          Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.                   Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

 


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kita bisa memanfaatkan limbah di sekeliling kita menjadi barang-barang yang berguna dan Bermanfaat, dan kita juga bisa mencari keuntungan dari Limbah-Limbah tersebut, keuntungan secara ekonomis dan keuntungan bagi lingkungan . serta menambah pengetahuan.



SARAN
Sebaiknya kegiatan daur ulang seperti ini tidak hanya di lakukan di satu wilayah tertentu saja tapi juga di bagikan kepada wilayah lain dengan cara sosialisasi atau membagikan ilmunya kepada para remaja dan ibu-ibu. Agar semua orang sadar akan penting nya menjaga kelestarian lingkungan bagi masa depan






DAFTAR PUSTAKA
Kelurahan Jambangan Surabaya W-Queen collection