STUDY LITERATUR PENGARUH PENGAWASAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK”




MAKALAH SOSIOLOGI
“STUDY LITERATUR PENGARUH PENGAWASAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK”












 














OLEH :
                                  NAMA : BINTI ILIYA FARIDAH
                                  KELAS / NO : XII IPS2 / 06


MAN SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat memnyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “STUDY LITERATUR PENGARUH PENGAWASAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK“
Makalah ini saya sajikan sebagai salah satu bentuk nyata dari hasil menimba ilmu yang telah didapatkan di sekolah ataupun didalam proses penelitian untuk dipergunakan sebagai penambah khasanah perpustakaan sekolah.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat saya harapkan dari pembaca sekalian dan semoga pembaca sekalian mendapatkan tambahan ilmu setelah membaca makalah ini.



                                                                                                               Surabaya,  21 Maret 2011

                                                                                                   Penyusun










ii
DAFTAR ISI

1.      JUDUL HALAMAN .....................................................................................................          i
2.      KATA PENGANTAR ..................................................................................................           ii
3.      DAFTAR ISI .................................................................................................................          iii
4.       BAB I               PENDAHULUAN ..............................................................................          1 `                                   1.1       Latar belakang .........................................................................          1
1.2        Rumusan masalah ...................................................................           1
1.3        Tujuan .....................................................................................           2
1.4        Manfaat ...................................................................................           2
5.      BAB II             ISI  ......................................................................................................           3
                           2.1.      Pengawasan orang tua ...........................................................           3
                           2.2.      Perkembangan anak ...............................................................           4
                           2.3.      Pengaruh pengawasan orang tua terhadap perkembangan
                                        anak  .......................................................................................           9
6.      BAB III             PENUTUP ...........................................................................................          13
                           4.1.       Kesimpulan ............................................................................           13
                           4.2.       Saran ......................................................................................           13
7.      DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................           14












iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah
   Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
   Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting, proses tersebut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Akan tetapi selain faktor intelektual dan emosional ada juga faktor pengawasan orang tua terhadap anak yang juga berperan sangat penting.
   Pengawasan orang tua adalah “usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas anaknya dalam fungsinya sebagai guru dalam rangka mengembangkan aspek jasmaniah dan rohaniah anaknya, sehingga anak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, keluarga dan lingkungannya dalam rangka membentuk perkembangan dan kepribadian anak. Mengingat pentingnya peranan orang tua dalam membentuk perkembangan anaknya sehingga orang tua mempunyai waktu luang untuk mengawasi anaknya. Menurut Kusuma (1973 : 27-28) untuk mencapai tujuan pendidikan dalam keluarga, orang tua dalam melakukan pengawasan harus mencakup segala segi kehidupan diantaranya dari segi proses perkembangan anak.   

1.2. Rumusan masalah
   1.Apa yang di maksud dengan pengawasan orang tua dan sebutkan  jenis-jenis  metode pengawasan terhadap anak?
   2. Apa yang dimaksud dengan perkembangan anak dan sebutkan tahap-tahap perkembangan anak?
   3. Apakah ada  pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya pengawasan orang tua terhadap perkembangan    anak?

1
1.3. Tujuan
   1. Untuk mengetahui definisi pengawasan orang tua dan jenis-jenis metode pengawasan terhadap anak
   2. Untuk mengetahui perkembangan anak dan tahap-tahap perkembangan anak
   3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya  pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya pengawasan orang tua  terhadap perkembangan anak

1.4. Manfaat
   1. Manfaat bagi orang tua : proposal ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang  pengertian perkembangan anak dan tahap-tahap perkembangnya beserta mengetahui jenis-jenis metode pengawasan menurut para ahli kepada orang tua sehingga dapat memudahkan orang tua dalam mengawasi anak yang  
 nantinya juga dapat menciptakan keharmoniskan hubungan dalam lingkungan keluarga.     
   2. Manfaat bagi anak : proposal ini diharapkan memberikan inforfasi tentang pengertian perkembangan anak dan tahap-tahap perkembangnya beserta mengetahui jenis-jenis metode pengawasan menurut para ahli kepada anak sehingga anak juga turut ikut serta dalam menciptakan keharmonisan keluarga
















2
BAB II
ISI
2.1. Pengawasan Orang Tua
   Pengawasan adalah identik dengan kata “controling” yang berarti “pengawasan, pemeriksaan”. Sedangkan kata pengawasan dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti: “penilik dan penjagaan” (Depdikbud, 2002 : 17). Jadi pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik-baik segala apa yang dilakukan anak dalam segala aktivitasnya.
    Orang tua adalah pusat kehidupan jasmani dan rohani anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan dunia luar maka setiap reaksi emosi anak dan pemikiran terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya dahulu. Pendapat lain mengatakan “Orang tua adalah guru petama bagi anaknya, sedangkan hubungan guru dengan muridnya sama dengan orang tua dengan anaknya (Daradjat, 1992 : 35).
   Berangkat dari pendapat di atas, maka pengertian pengawasan orang tua adalah “usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas anaknya dalam fungsinya sebagai guru dalam rangka mengembangkan aspek jasmaniah dan rohaniah anaknya, sehingga anak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, keluarga dan lingkungannya dalam rangka membentuk kepribadian anak.
   Mengingat pentingnya peranan orang tua dalam membentuk kepribadian anaknya sehingga orang tua mempunyai waktu luang untuk mengawasi seta mendidik anaknya. Menurut Kusuma (1973 : 27-28) untuk mencapai tujuan pendidikan dalam keluarga, orang tua dalam melakukan pengawasan harus mencakup segala segi kehidupan diantaranya dari segi pendidikan aqidah dan moral, pengamalan agama dan aktivitas ibadah anak.
Berikut ini diuraikan mengenai empat bidang pengawasan tersebut:
   1)  Pengawasan orang tua terhadap pendidikan aqidah anak
 Setiap individu dilahirkan dalam keadaan berfitrah agama, hal ini kita lihat pada waktu Allah SWT selaku khalik berdialog dengan manusia selak makhluk di alam arwah, yaitu sewaktu Allah bertanya kepada roh-roh manusia adakah aku ini Tuhanmu? Benar! Kami telah menyaksikan. Pada hakekatnya semua manusia berada dalam keadaan suci atau dalam keadaan beragama Islam tapi karena orang tua dan ingkungannyalah yang menjadikan mereka itu berada di luar Islam.
   2) Pengawasan orang tua terhadap pendidikan akhlak dan moral anak
Tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan manusia bermoral, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan berakhlak yang tinggi, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan berakhlak yang tinggi, tahu 
3
arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia. Firman Allah swt dalam surat al-Qalam ayat 4 Artinya : “Sesungguhnya engkau memiliki akhlak dan moral yang tinggi” (Depag RI, 1989 : 9607).
3) Pengawasan orang tua terhadap pengamalan agama anak
Pada mulanya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dialaminya pada masa kecilnya. Seseorang yang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapat pendidikan agama, maka masa selanjutnya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya ibu Bapaknya yang tahun beragama, ditambah pula denan pendidikan agama di rumah, sekolah dan masyarakat. Setiap orang tua ingin membina anaknya agar menja di orang yang berguna dan baik, mempunyai keperibadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semuanya itu tidak diusahakan melalui pendidikan, baik informal, formal dan non formal. Setiap pengalaman yang dilalui oleh anak akan ikut menentukan keperibadiannya.
   4) Pengawasan orang tua terhadap aktivitas ibadah anak
 Islam menghendaki agar manusia di didik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT.
   Berikut adalah jenis dan metode pengawasan menurut William Newman :
a.       Pengawasan arah (steering control) atau pengawasan pendahuluan (feedforward control).
Dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan/suatu masalah terjadi.
b.      Pengawasan saringan (screening control) atau pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control).
Jenis pengawasan ini merupakan suatu proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus       disetujui/dipenuhi dulu sebelum kegiatan bisa dilanjutkan untuk lebih menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.                                                                                   
c.       Pengawasan sesudahnya (pastaction control) atau pengawasan umpan balik (feedback control).
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah selesai. Pengawasan dilakukan setelah kegiatan terjadi.

2.2. Perkembangan Anak
   1. Pengertian Perkembangan Anak   

4
   Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.  
   Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi
Berikut adalah definisi perkembangan anak manurut beberapa pendapat :
a.       Santrock ussen (1992)
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
b.      E. B. Hurlock
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
c.       Drs. H. M. Arifin, M. Ed
Perkembanagn merupakan perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi dan hanya dapat
dilihat gejala-gejalanya.
d.      Gut Windarsih dan Rohana Kusumawati
Perkembangan merupakan proses menuju keadaan yang lebih dewasa bersifat kualitatif.
e.       Werner (1957
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan diman diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
f.       Nagel (1957)
Perkembangan merupakan pengertian dimana stuktur yang terorganisasi dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan stuktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
g.      Schneirla (1957)
Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme

5
ini dilihat sebagai sistem adaptif sepanjang hidupnya.
h.      Spiker (1966)
Perkembangan berhubungan dengan dua hal yaitu:
   1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
   2) Filogenetik, yakni perkembangan asal-usul manusia sampai sekarang ini.
i.   Libert, Paulus, dan Strauss (Singgih,1990:31)
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi lingkungan.
j.        Monks(1984)
Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan,kemetangan dan belajar.
   Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan Perkembangan merupakan suatu pola perubahan secara progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.
     2.  Tahap – Tahap Perkembangan Anak
   Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.
   Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
   Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih
   pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini.Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat  mencari rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.  
6
   Menurut Sigmund Freud fase-fase perkembangan anak ada 5, yaitu :
1.      Fase Oral (0-1)  
   Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
   Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
2. Fase Anal (1-3)
   Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif.
   Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua ‘bukan menghukum, mengejek atau malu seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar, Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-analberkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.
3. Fase Phalic (3-6)
   Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut   
7
Freud disebut pengebirian kecemasan.
4. Fase Latent (6-12) 
   Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
   Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam
deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.
5. Fase Genital (12-dewasa)
   Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan

   3. Hukum – Hukum Perkembangan
Para ahli psykologi tidak hanya mengemukakan fase-fase perkembangan tetapi mereka juga mengemukakan tentang hukum-hukum perkembangan, berikut adalah hukum-hukum perkembangan :
a. Hukum Tempo Perkembangan
Perkembangan anak ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Sebagai contoh keterampilan berbicara dan berjalan
b. Hukum Irama Perkembangan
Perkembangan anak itu mengalami gelombang “pasang surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak juga mengalami kemunduran dalam suatu bidang tertentu
c.HukumKonvergensiPerkembangan
Aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang berpendapat bahwa “manusia adalah hasil bentukan dari pembawaanya”, sejak lahir anak membawa bakat, kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan tertentu.
Abad ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan teori
8
tabularasa yang mengatakan bahwa child born like a sheet of white paper avoid of all aharacters.  Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ada ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun . 
d. Hukum Kesatuan Organ
Tiap-tiap anak terdiri dari organ-organ (anggota) tubuh, yang merupakan satu kesatuan, diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya, tidak dapat dipisahkan berdiri integral.
e. Hukum Hierarki Perkembangan
Perkembangan anak tidak mungkin akan mencapai suatu fase tertentu dengan cara spontan atau sekaligus, akan tetapi harus melalui tingkatan tertentu yang telah tersusun sedemikian rupa.
f.HukumMasaPeka
Ialah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Istilah masa peka pertama kali ditampilkan oleh seorang ahli Biologi (biolog) dari Belanda yang bernama Prof. Dr. Hugo de Vries (1848-1935). Kemudian istilah tersebut dibawa kedalam dunia pendidikan, khususnya psikologi oleh Dr. maria Montessori (Italia,1870-7952).
g. Hukum Memperkembangan Diri
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya : pada dorongan makan dan menjaga diri sendiri. Dalam perkembangan jasmani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan bermain, dan lain-lain.
2.3. Pengaruh Pengawasan Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak
   Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
   Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting, proses tersebut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-  
9
anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Akan tetapi selain faktor intelektual dan emosional ada juga faktor pengawasan orang tua terhadap anak yang juga berperan sangat penting.
   Pengawasan orang tua adalah “usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas anaknya dalam fungsinya sebagai guru dalam rangka mengembangkan aspekjasmaniah dan rohaniah anaknya, sehingga anak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, keluarga dan lingkungannya dalam rangka membentuk perkembangan dan kepribadian anak. Mengingat pentingnya peranan orang tua dalam membentuk perkembangan anaknya sehingga orang tua mempunyai waktu luang untuk mengawasi anaknya. Menurut Kusuma (1973 : 27-28) untuk mencapai tujuan pendidikan dalam keluarga, orang tua dalam melakukan pengawasan harus mencakup segala segi kehidupan diantaranya dari segi proses perkembangan anak.
   Jadi dapat simpulkan bahwa Pengawasan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Jika pengawasan orang tua terhadap dapat maksimal maka perkembangan anak juga akan maksimal dan sebaliknya jika pengawasan orang tua terhadap anak tidak maksimal maka hasilnya tentu tidak maksimal juga. Berikut adalah tips bagi orang tua agar anak anda tidak mengalami gangguan dalam proses perkembangannya :
1.      Jangan Sampai Anak Merasa Kurang Pengawasan  
Menurut Professor Robert Billingham, Human Development and Family Studies – Universitas Indiana, “Anak terlalu banyak bergaul dengan lingkungan semu diluar keluarga, dan itu adalah tragedi yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua”. Nah sekarang tahu kan, bagaimana menyiasatinya, misalnya bila anak Anda berada di penitipan atau sekolah, usahakan mengunjunginya secara berkala dan tidak terencana. Bila pengawasan Anda jadi berkurang, solusinya carilah tempat penitipan lainnya. Jangan biarkan anak Anda berkelana sendirian. Anak Anda butuh perhatian dan pengawasan.
Menurut Judy Haire, “banyak orang tua menghabiskan 100 km per jam mengeringkan rambut, dari pada meluangkan 1 jam bersama anak mereka”. Anak perlu waktu sendiri untuk merasakan kebosanan, sebab hal itu akan memacu anak memunculkan kreatifitas tumbuh.
 2. Jangan Menjadi Orang Tua yang Gagal Mendengarkan
Menurut psikolog Charles Fay, Ph.D. “Banyak orang tua terlalu lelah memberikan perhatian – cenderung mengabaikan apa yang anak mereka ungkapkan”, contohnya Aisyah pulang dengan mata    
10
yang lembam, umumnya orang tua lantas langsung menanggapi hal tersebut secara berlebihan, menduga-duga si anak terkena bola, atau berkelahi dengan temannya. Faktanya, orang tua tidak tahu apa yang terjadi hingga anak sendirilah yang menceritakannya.
3. Kurangi Budaya Jarang Bertemu Muka Dengan Anak
Menurut Billingham, orang tua seharusnya membiarkan anak melakukan kesalahan, biarkan anak belajar dari kesalahan agar tidak terulang kesalahan yang sama. Bantulah anak untuk mengatasi masalahnya   sendiri, tetapi jangan mengambil keuntungan demi kepentingan Anda.
4. Usahakan Jangan Bertengkar Dihadapan Anak
Menurut psikiater Sara B. Miller, Ph.D., perilaku yang paling berpengaruh merusak adalah “bertengkar” dihadapan anak. Saat orang tua bertengkar didepan anak mereka, khususnya anak lelaki, maka hasilnya adalah seorang calon pria dewasa yang tidak sensitif yang tidak dapat berhubungan dengan wanita secara sehat. Orang tua seharusnya menghangatkan diskusi diantara mereka, tanpa anak-anak disekitar mereka. Wajar saja bila orang tua berbeda pendapat tetapi usahakan tanpa amarah. Jangan ciptakan perasaan tidak aman dan ketakutan pada anak.
5. Harus Konsisten Dalam Menghadapi Anak
Anak perlu merasa bahwa orang tua mereka berperan. Jangan biarkan mereka memohon dan merengek menjadi senjata yang ampuh untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang tua harus tegas dan berwibawa dihadapan anak.
6. Jangan Pernah Mengabaikan Kata Hati
Menurut Lisa Balch, ibu dua orang anak, “lakukan saja sesuai dengan kata hatimu dan biarkan mengalir tanpa  mengabaikan juga suara-suara disekitarnya yang melemahkan. Saya banyak belajar bahwa orang tua  seharusnya mempunyai kepekaan yang tajam tentang sesuatu”.
7. Jangan Biarkan Anak Terlalu Banyak / Sering Nonton TV
Menurut Neilsen Media Research, anak-anak Amerika yang berusia 2-11 tahun menonton 3 jam dan 22 menit siaran TV sehari. Menonton televisi akan membuat anak malas belajar. Orang tua cenderung membiarkan anak berlama-lama didepan TV dibanding mengganggu aktifitas orang tua. Orang tua sangat tidak mungkin dapat memfilter masuknya iklan negatif yang tidak mendidik.
11
8. Jangan Pernah Mengukur Segalanya Dengan Materi
Menurut Louis Hodgson, ibu 4 anak dan nenek 6 cucu, “anak sekarang mempunyai banyak benda untuk dikoleksi”. Tidaklah salah memanjakan anak dengan mainan dan liburan yang mewah. Tetapi yang seharusnya disadari adalah anak Anda membutuhkan quality time bersama orang tua mereka. Mereka cenderung ingin didengarkan dibandingkan diberi sesuatu dan diam.
10. Hindari Bersikap Berat Sebelah
Beberapa orang tua kadang lebih mendukung anak dan bersikap memihak anak sambil menjelekkan pasangannya didepan anak. Mereka akan hilang persepsi dan cenderung terpola untuk bersikap berat sebelah. Luangkan waktu bersama anak minimal 10 menit disela kesibukan Anda. Dan pastikan anak tahu saat bersama orang tua adalah waktu yang tidak dapat diinterupsi.




















12
BAB III  
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
   Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting, Akan tetapi selain faktor intelektual dan emosional ada juga faktor pengawasan orang tua terhadap anak yang juga berperan sangat penting. Pengawasan orang tua adalah “usaha yang dilakukan oleh orang tua untuk memperhatikan, mengamati dengan baik segala aktivitas anaknya dalam fungsinya sebagai guru dalam rangka mengembangkan aspek jasmaniah dan rohaniah anaknya, sehingga anak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya, keluarga dan lingkungannya dalam rangka membentuk perkembangan dan kepribadian anak. Jadi pengawasan orang tua sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan anak.

4.2. Saran
   1. Orang tua lebih mengawasi perkembangan anak agar anak tumbuh dan berkembang secara sempurna
   2. Anak lebih memaklumi tindakan orang tua yang terkadang mereka anggap terlalu berlebihan karena        semua orang tua ingin melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara sempurna.











13  
KAJIAN PUSTAKA

  Suryabrata, Sumadi. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Raja Grafindo
Sternberg. R.J. 2006. Cognitive Psychology. Bellmont,CA : Thomson Wadsworth
Bjorklund. D.F. 2000. Children's thinking: Developmental function and individual differences. 3rd    ed.Bellmont, CA : Wadsworth
Widjaja, Kuntaraf. 1999. Indonesia Publishing House. Jakarta : Rineka Cipta
   muhammad.blogspot.com
   aneh2.blogspot.com


















14