Syaikh Muhammad
Hisham Kabbani, Khalifah Tarekat
Naqsbandi Haqqani
& Presiden As-Sunna Foundation of America
607 A West Dana Mountain View , CA
94041
”Di
masa Rasulullah saw Tasawwuf adalah sebuah realitas tanpa nama, sekarang
Tasawwuf adalah sebuah nama, tetapi hanya sedikit yang mengetahui realitas nya”.
Ummat Islam sekarang membutuhkan ulama-ulama yang baik yang melaksana kan
ajaran Islam dengan benar (alimun aamil), mencoba dengan segala kemampuannya untuk
mengembalikan apa yang telah rusak dalam agama Islam selama bertahun-tahun ke
belakang dan mereka yang mampu membedakan antara yang benar dan salah, halal
dan haram, yang percaya kepada yang haqq dan melawan kebatilan, serta tidak
menakut-nakuti siapa pun yang berada di jalan Allah.
ULAMA
YANG MENGIKUTI SUFI / TASAWWUF DI SAAT INI
Sebagai
informasi bagi saudara-saudari, Kami sampaikan beberapa nama dari sekian nama
ulama modern yang
mengikuti
aliran Sufi dan keempat madzhab, yang mewakili mayoritas Muslim di seluruh
dunia. Mereka adalah: Mufti Mesir, Hassanain Muhammad al-Mukhloof, anggota Liga
Muslim Dunia, Muhammad at-Tayib an-Najjar, Presiden Sunnah dan Syariah
Internasional dan Rektor Universitas al-Azhar, Syaikh Abdallah Qanun al-Hassani,
ketua Majelis Ulama Maroko dan Deputi Liga Muslim Dunia, Dr. Hussaini Hashim,
Deputi Universitas al-Azhar Mesir dan Sekjen Institut Penelitian Makkah, as-Sayyid
Hashim al-Rafai, mantan Mentri Agama Kuwait, as-Syaikh Sayyid Ahmad al-Awad,
Mufti Sudan,asy-Syaikh Malik al-Kandhalawi.
Presiden
Liga Muslim Pakistan dan Rektor Universitas Asyrafiya,Ustaz Abdul Ghafoor
al-Attar, Presiden Komunitas Penulis Sudi Arabia, Qadi Yusuf bin Ahmad as-Siddiqui,
Jaksa Pengadilan Tinggi Bahrain,Muhmammad Khazraji, Syaikh Ahmad bin Muhammad
bin Zabara ,Mufti Yaman,asy-Syaikh Muhammad asy-Syadili an-Nivar, Rektor Universitas
Syariah Tunisia, asy-Syaikh Khal al-Banani, Presiden Liga Muslim
Mauritania,Syaikh Muhammad Abdul Wahid Ahmad, Mentri Agama Mesir,Syaikh Muhammad
bin Ali Habasyi, Ketua Liga Muslim Indonesia, Syaikh Ahmad Koftaro, Mufti
Syria, Syaikh Abu Saleh Mohammad al-Fattih al-Maliki, Ondurman, Sudan,Syaikh Muhammad
Rasyid Kabbani, Mufti Libanon,asy-Syaikh as-Sayyid Muhammad al-Maliki
al-Hassani, Professor Syariah dan guru di dua Masjid Suci, Makkah dan Madinah,dan
masih banyak lagi yang berada di sekitar Arab dan negri-negri Muslim lainnya.
Ummat
Muslim sekarang tidak mempunyai orang yang bias memberi nasihat atau membimbing
mereka dalam mempelajari agama dan perilaku atau kebiasaan yang terpuji yang
diajarkan dalam Islam. Sebaliknya, kita hanya melihat para ulama yang pura-pura
mengetahui sesuatu, lalu berusaha menerapkan ide-ide dan aqidah Islam yang
telah mereka kotori kepada setiap orang. Pada setiap kesempatan konperensi
misalnya, mereka memberikan ceramah mengenai Islam dari perspektif yang sangat
sempit dan terbatas, tidak berdasarkan bimbingan para sahabat Rasulullah saw
atau para Imam besar Islam dan tidak pula berdasarkan consensus sebagian besar
para ulama Islam.
Jika
para ulama itu mau mendengar nuraninya lebih dalam dan kembali kepada loyalitas
dan kejujuran dalam Islam tanpa campur tangan pemerintah atau kekuatan lain
yang mengontrol negara-negara Muslim dengan uang mereka, mengabdikan dirinya
hanya untuk berdakwah dan irsyad (memberi petunjuk ke jalan yang lurus) dan berdzikir
kepada Allah dan Rasulullah saw, barulah situasi dalam dunia Islam akan berubah
dan kehidupan Muslim akan meningkat dengan pesat.
Harapan
kita pada tahun ini, Muslim di Amerika dan di seluruh dunia akan bersatu
kembali, saling berhubungan
dalam
satu tali, yaitu Tali Allah untuk memantapkan sunnah dan syariah Rasulullah
Jika orang-orang ingin meninjau sejarah lebih dalam lagi, mereka akan menemukan
bahwa setelah perjuangan para sahabat yang gagah berani, Islam tersebar ke
seluruh penjuru Timur dan Barat serta Timur Jauh melalui dakwah dan irsyad para
ulama dan para pengikut Tasawwuf (Sufisme). Mereka mengikuti jejak yang benar dari
para Kalifah Rasulullah , radiAllahuanhum
Mereka
adalah para ulama Sufi yang sejati, yang menopang pengajaran al-Quran dan
Sunnah dan tidak pernah menyimpang dari keduanya. Sifat zuhud dalam Islam
(asceticism) berkembang pada abad pertama Hijriah dan dikembangkan dalam
sekolah-sekolah yang mempunyai pondasi yang kuat dan menjadikan al-Quran dan
syariah sebagai dasar pengajarannya, dan dijalankan oleh para ulama zahid yang
dikenal sebagai Sufi.
Mereka
di antaranya adalah keempat Imam pertama, yaitu Imam Malik, Imam Abu Hanifa,
Imam Syafii, dan Imam
Ahmad
bin Hanbal, begitu pula al-Imam Abi Abdallah Muhammad AL -BUKHARI, Abul Husain MUSLIM bin
al-Hajjaj,
Abu
Isa TIRMIDZI. Yang lainnya di antaranya Hasan al-Basri, al-Junaid, Imam Awzai
termasuk at-Tabarani, Imam Jalaluddin as-Suyuti, Ibnu Hajar al-Haythami, al-Jardani,
Ibnu Qayyim al-Jawzi, Imam Muhyiddin bin Syaraf bin Mari bin Hassan bin Husain
bin Hazam bin NAWAWI, Imam Abu Hamid GHAZALI, Sayyid Ahmad al-Farouqi as-
Sirhindi. Dunia Muslim telah mengenal Islam melalui usaha para ulama zahid ini
yang dikenal sebagai Sufi karena loyalitas mereka, ketulusan dan kemurnian
hatinya.
Kita
tidak menyembunyikan fakta bahwa pada saat itu, beberapa musuh Islam datang dan
mengadakan pendekatan
yang
ekstrim, menggunakan nama Sufisme dan berpura-pura menjadi seorang Sufi pada
saat menyebarkan ide-ide anehnya dengan tujuan untuk memusnahkan ajaran Sufi
yang sejati dan meracuni pikiran Muslim mengenai Tasawwuf yang telah dianut mayoritas
Muslim. Tasawwuf sejati berlandaskan zuhud dan ihsan (kemurnian hati).
Imam-Imam besar ummat Muslim yang ajarannya diikuti di semua negri Muslim, dikenal
mempunyai guru-guru Sufi. Imam Malik, Imam Abu Hanifa (berguru kepada Jafar
as-Sadiq as), Imam Syafii (yang mengikuti Syayban ar-Rai) dan Imam Ibnu Hanbal (gurunya
adalah Bisyr al-Hafi ) yang semuanya menganut Tasawwuf.
Semua
pengadilan dan universitas di negri-negri Muslim menerapkan ajaran dari keempat
Imam tersebut hingga
sekarang.
Misalnya: Mesir, Libanon, Yordania, Yaman ,
Djibouti , dan
beberapa negara lain mengikuti madzhab Syafii. Sudan ,
Maroko , Tunisia ,
Aljazair ,Mauritania ,
Libya dan Somalia mengikuti madzhab Maliki. Saudi Arabia , Qatar ,
Kuwait , Oman dan
beberapa negara lain mengikuti madzhab Hanbali. Turki ,
Pakistan , India , Myanmar dan beberapa republic di
Rusia mengikuti madzhab Hanafi. Negri-negri Muslim di Timur Jauh mengikuti
madzhab Syafii. Sebagian besar pengadilan di negara-negara Muslim bergantung
kepada fatwa-fatwa dari keempat madzhab ini dan keempatnya diterima. Imam Malik
dalam ucapannya yang terkenal mengatakan, “man tasawaffa wa lam yatafaqa faqad
tazandaqa, wa man tafaqaha wa lam yatasawaf faqad tafasaq, wa man tasawaffa wa
taraqaha faqad tahaqaq”. Yang artinya, “Barang siapa yang mempelajari Tasawwuf
tanpa Fiqih, dia adalah seorang kafir zindik (heretic), dan barang siapa yang
mempelajari Fiqih tanpa Tasawwuf, dia adalah seorang yang fasik (korup), dan
barang siapa yang mempelajari Tasawwuf dan Fiqih, dia akan menemukan Kebenaran
dan Realitas dalam Islam.
Ketika
sarana transportasi masih sulit, Islam dapat tersebar dengan cepat melalui
usaha yang tulus dari para musafir Sufi yang telah terdidik dengan baik sekali
dalam disiplin zuhud yang tinggi (zuhud ad-dunya) yang memang diperlukan oleh
mereka yang telah dipilih Allah untuk melaksanakan tugas suci itu. Hidup mereka
adalah dakwah dan mereka bertahan hidup hanya dengan roti dan air. Dengan cara
hidup seperti itu mereka mampu mencapai Barat dan Timur Jauh dengan keberkahan
Islam. Di abad 6 dan 7 Hijriah, Tasawwuf berkembang dengan pesat karena
diiringi kemajuan dan usaha yang keras dari para guru Sufi. Setiap kelompok dinamai
menurut nama gurunya, untuk membedakan dengan kelompok yang lain. Sama halnya
dengan sekarang,
setiap
orang memegang gelar dari universitas di mana dia menjadi lulusannya. Walau
demikian tentu saja Islam tetap sama, tidak pernah berubah dari satu guru Sufi
ke guru Sufi yang lain, seperti halnya Islam tidak pernah berubah dari satu
universitas ke universitas yang lain. Namun demikian di masa lalu murid sangat
dipengaruhi oleh perilaku dan moral yang baik dari guru-guru mereka. Oleh sebab
itu mereka mempunyai sifat tulus dan loyal. Tetapi sekarang para ulama kita
kering dan Islam diajarkan kepada mereka di universitas non-Muslim oleh para
professor non-Muslim (Jika kalian pandai, kalian bisa mengerti).
Guru-guru
Sufi meminta muridnya untuk menerima Allah sebagai Pencipta mereka dan
Rasulullah sebagai hamba
dan
utusan-Nya, menyembah Allah pada saat sendirian, meninggalkan kebiasaan
menyembah berhala, bertaubat
kepada
Allah, mengikuti Sunnah Rasulullah , memurnikan hati mereka, membersihkan ego
mereka dari kesalahan dan untuk memperbaiki aqidah mereka terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Mereka juga mengajarinya untuk bersifat jujur dan dapat dipercaya
dalam segala hal yang mereka lakukan, bersabar dan takut kepada Allah,
mencintai sesama, bergantung kepada Allah, dan segala sifat atau perilaku
terpuji lainnya yang dianjurkan dalam Islam.
Untuk
mencapai seluruh tingkatan yang tulus dan murni, mereka memberi murid-muridnya
doa yang berbeda-beda
seperti
yang dilakukan oleh Rasulullah saw, para sahabat, dan para Tabi¡¦iin. Mereka
mengajarkan Dzikir-Allah, mengingat Allah dengan membaca al-Quran, doa-doa dan
tasbiih dari Hadits serta dengan membaca Nama-Nama Allah dan sifat-sifatnya
yang terdapat dalam tahlil, tahmiid, takbiir, tamjiid, tasbiih menurut ayat-ayat
dan Hadits Rasulullah mengenai dzikir (ini dapat ditemukan pada semua buku
Hadits termasuk Bukhari, Muslim, Tabarani, Ibnu Majah,Abu Dawud dan lain-lain
di bagian dzikir dalam Islam di mana setiap orang dapat merujuk ke sana).
Guru
Sufi ini (ulama sejati) menolak ketenaran, jabatan tinggi, uang, dan kehidupan
yang materialistik, tidak seperti ulama sekarang yang mengejar ketenaran dan
uang. Mereka bersifat zahid dan hanya bergantung kepada Allah, tunduk kepada firman-Nya,
“khalaqtul Jinni wal Insi illa li ya buduun”. “Kami tidak menciptakan Jinn dan
Manusia
kecuali
untuk beribadah kepada-Ku”. Sebagai hasil dari perilakunya yang baik dan sifat
zuhudnya itu, mereka mampu meyakinkan orang-orang kaya untuk membangun masjid
dan panti (khaniqah, zawiyyah) untuk seluruh ummat Islam, juga membagikan
makanan gratis dan penginapan gratis. Dengan demikian Islam dapat tersebar
dengan cepat dari suatu negara ke negara yang lain melalui khaniqah dan masjid
tersebut. Tempat seperti itu, di mana setiap orang miskin dapat makan dan
menginap serta para tuna wisma dapat berteduh merupakan tempat pembersihan hati
bagi orang miskin dan merupakan tempat terjalinnya hubungan antara yang kaya
dengan yang miskin antara yang hitam dengan yang kuning, merah, putih, Arab dan
non-Arab.
Rasulullah
bersabda dalam suatu hadits, “Tidak ada perbedaan antara Arab dan non-Arab
kecuali dalam hal kebajikan”.Tempat ini membuat orang dari berbagai ras dan
bangsa berkumpul bersama. Sufi memegang teguh Sunnah dan Syariah. Sejarah
mereka penuh dengan keberanian dan perjuangan di jalan Allah, jihad fisabiilillah,
meninggalkan negeri mereka untuk menyebarkan Islam dengan satu metode, yaitu
cinta. Mereka mengajarkan manusia untuk mencintai sesamanya tanpa perbedaan
ras, usia dan gender. Mereka memandang setiap orang berhak untuk dihormati
terutama wanita, orang yang teraniaya, dan fakir miskin. Sufi bagaikan bintang
yang terang yang menyinari seluruh dunia, memberi semangat kepada semua orang
untuk berjihad fi sabiil-illah, berjuang di jalan Allah, menyebarkan Islam,
menolong fakir miskin, tuna wisma, dan mereka yang membutuhkan pertolongan baik
jauh maupun dekat. Dengan Imannya, mereka bisa mencapai Asia Tengah sampai
India, Pakistan, Tashkent, Bukhara, Daghestan, dan daerah-daerah lain seperti
Cina, Malaysia, Indonesia dan lain-lain. Orang-orang Sufi sejati tidak pernah
menyimpang dari Syariah dan Sunnah Rasulullah saw serta al-Quran.
Dua
sumber utama Tasawwuf adalah al-Quran dan Sunnah Rasulullah, sebagaimana yang
disampaikan lewat pemahaman Islam Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali yang
dianggap sebagai dua guru utama seluruh aliran
Sufi.
Sayyidina Abu Bakar mewakili satu aliran Tasawwuf. Rasulullah bersabda mengenai
beliau, Apa yang Allah tuangkan ke dalam hatiku, Aku tuangkan pula ke dalam
hati Abu Bakar. “Ma sab-Allahu fee sadrii syayan illa wa sabatuhu fii sadrii
Abi Bakrin “.(Hadiqa Nadiah, diterbitkan di Kairo, 1313 H. hal.9). Allah swt
berfirman dalam al-Qur’an (9:40),Sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang
kafir mengeluarkannya (dari Makkah), dia
tidak
mempunyai siapa-siapa kecuali seorang teman dan keduanya berada dalam gua.¨
Rasulullah bersabda dalam
hadits
lain, ¡Matahari tidak pernah bersinar lebih cerah pada orang-orang selain Abu
Bakar, kecuali pada para Nabi. (lihat Suyuti, Sejarah para Kalifah, Kairo, 1952.
Hal. 46).
Banyak
hadits lain yang menerangkan posisi Abu Bakar as-Siddiq. Aliran lain dalam
Tasawwuf berasal dari Sayyidina Ali, mengenai beliau banyak sekali hadits yang
bila dipaparkan akan memakan banyak halaman. Sunnah Rasulullah dan Syariah yang
melambangkan kewajiban, serta Ihsan yang melambangkan perilaku baik, semuanya
melekat menjadi karakter para ulama Sufi, mulai dari Sayyidina Abu Bakar yang
menjadi kalifah Rasulullah pertama, sampai sekarang. Pada abad ke-13 Hijriah
(19 M) sebuah madzhab yang dipengaruhi oleh ajaran dua ulama Islam dari abad
ke-7 Hijriah (14 M) muncul. Madzhab ini adalah madzhab baru dalam Islam, yang
walaupun mempunyai dasar madzhab Hanbali tetapi ternyata terdapat perbedaan
aqidah. Walaupun madzhab ini juga menerima tasawwuf tetapi dia lebih banyak
mempunyai batasan dan mempunyai interpretasi yang sempit tentang apa yang
dibolehkan dalam Islam dibandingkan dengan keempat madzhab yang pertama.
Akhir-akhir
ini para pengikut madzhab ini melakukan penyimpangan terhadap ajaran asli dari
sang pendiri madzhab dan sering membesar-besarkan secara ekstrim dan membuat
tuduhan kepada ummat Muslim berdasarkan fatwa dari ulama-ulama modern yang
hanya memiliki pemahaman Islam secara harfiah dengan sudut pandang yang
terbatas, namun menjadi penentang bagi kelompok mayoritas Muslim. Keyakinan
baru ini sekarang berkembang dengan pesat dengan dukungan minoritas Muslim yang
mempunyai keyakinan sendiri dan interpretasi sendiri terhadap al-Quran dan
Sunnah Rasulullah. Orang-orang ini sekarang menentang Sufisme dan mencoba untuk
meremehkan semangat dan usaha keras para Sufi sejati dalam menyebarkan Islam ke
seluruh dunia selama kurun waktu 1300 tahun kebelakang.
Sebagai
ummat Muslim, Kami menghormati semua madzhab dalam Islam tanpa diskriminasi.
Tetapi sebaliknya Kami tidak menerima orang yang memaksa kan ide-idenya kepada Kami, karena Kami
mengikuti keyakinan yang
telah
diterima oleh mayoritas Muslim, yang menerima Tasawwuf. Di Amerika, Kami
terkejut melihat sejarah dan kebudayaan Islam selama 1400 tahun disangkal dan ditolak
oleh sebagian kecil ulama dengan cara pandang mereka sendiri, seolah-olah
selama 1400 tahun para ulama pengikut Sufi dan keempat madzhab tidak ada dan tidak
pernah ada.
Wahai
saudara-saudariku yang tercinta, juga ayah, ibu, dan anak-anak sekalian, Islam
bersifat toleran (hilm), Islam adalah cinta, Islam adalah Kedamaian, Islam adalah
rendah hati, Islam adalah kesempurnaan, Islam adalah zuhud, Islam adalah Ihsan.
Islam berarti hubungan antar sesama, Islam berarti keluarga, Islam adalah
persaudaraan, Islam berarti persamaan, Islam adalah satu tubuh, Islam adalah
ilmu pengetahuan,
Islam
adalah spirituali tas. Islam mempunyai pengetahuan eksternal dan internal yang
sama baiknya. ISLAM ADALAH SUFISME, SUFISME ADALAH ISLAM.
Terakhir,
Islam adalah Cahaya yang diturunkan Allah melalui utusan-Nya, Rasulullah
Muhammad, yang merupakan simbol kebenaran Allah. Tanpa keraguan, beliau adalah
perantara bagi semua orang, dan ini telah disebutkan dalam semua buku fiqih.
Semoga Allah mengampuni Kami atas kesalahan dan kekurangan dalam presentasi
ini.
Assalamualaikum
warahmatullahiwabarakatuh