cefadroxil


2.2.2 Tinjauan dan cara kerja cefadroxil
Cefadroxil adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral. Golongan sefalosforin secara kimiawi memiliki mekanisme kerja dan toksisitas yang serupa dengan penicillin. Sefalosforin lebih stabil daripada penicillin terhadap banyak bacteria beta-laktamase sehingga biasanya mempunyai spektrum aktivitas yang lebih luas. Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri. Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.  Cefadroxil merupakan antibiotic golongan sefalosforin generasi pertama. Pada umumnya generasi pertama tidak dapat mengalami penetrasi pada system saraf pusat (tidak dapat menembus BBB) dan tidak dapat digunakan untuk mengobati meningitis. Senyawa-senyawa generasi pertama memiliki aktivitas yang lebih baik terhadap organisme-organisme gram positif dibandingkan organisme-organisme aerob gram negative.
2.2.3 Dosis dan farmakokinetik
Dewasa :
·         Infeksi saluran kemih :
·         Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis : 1 ; 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.
·         Infeksi kulit dan jaringan lunak : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi.
·         Infeksi saluran pernafasan :
·         Infeksi ringan, dosis lazim 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi.
·         Infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi.  Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak :
·         Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25; 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.
·         Faringitis, tonsilitis, impetigo : 25; 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari. Pada penderita gangguan ginjal, dosis disesuaikan dengan bersihan kreatinin untuk mencegah terjadinya akumulasi obat.
Cefadroxil diberikan secara oral dalam dosis 0,5-1 gram dua kali sehari. Berikatan dengan protein plasma sebesar 20% dan memiliki T½ 1,5 jam. Cefadroxil diabsorbsi dari usus dan dimetabolisme di hepar. Konsentrasi dalam urine biasanya sangat tinggi, namun kadar dalam jarungan umumnya beragam dan lebih rendah dibandingkan dengan kadar dalam serum. Ekskresi terutama terjadi di ginjal melalui filtrasi glomeruler dan sekresi tubulus ke dalam urine. Agen-agen penghambat proses sekresi tubulus, misalnya probenesid, dapat meningkatkan kadar serum dalam jumlah besar. Dosis  harus dikurangi pada pasien-pasien dengan kerusakan fungsi ginjal.
2.2.4 Indikasi
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti :
·         Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.
·         Infeksi kulit dan jaringan lunak.
·         Infeksi saluran kemih dan kelamin.
·         Infeksi lain : osteomielitis dan septisemia
2.2.5 Efek samping obat
·         Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitispseudomembran.
·         Reaksi hopersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis
·         Vaginitis
·         Neutropenia
·         Peningkatan transaminase
2.2.6 Interaksi obat
·         Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosforin terhadap ginjal
·         Probenesid menghambat sekresi sefalosforin sehingga memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh
·         Alcohol dapat mengakibatkan disulfiram-like reactions, jika diberikan 48-72 jam setelah pemberian sefalosforin
·         Tendensi untuk terjadi bleeding bila dikonsumsi dengan aspirin, NSAID, dan antikoagulan