Parasetamol
adalah obat pereda demam (antipiretik)
dan nyeri (analgesic) yang paling banyak dipergunakan. Senyawa ini dikenal
dengan nama lain asetaminofen, merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin,
namun tidak memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker) seperti halnya
fenasetin. Senyawa berkhasiat obat ini, tidak seperti obat pereda nyeri lainnya
(aspirin dan ibuprofen), tidak digolongkan ke dalam obat anti inflamasi
non steroid (NSAID) karena memiliki khasiat anti inflamasi yang relatif kecil.
Parasetamol umumnya digunakan untuk mengobati demam
, sakit kepala, dan rasa nyeri ringan. Senyawa
ini bila dikombinasikan dengan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) atau
obat pereda nyeri opioid, dapat digunakan untuk mengobati nyeri yang lebih
parah.
Parasetamol
relatif aman digunakan, namun pada
dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati. Risiko kerusakan hati ini
diperparah apabila pasien juga meminum alkohol. Penelitian pada tahun 2008
membuktikan bahwa pemberian parasetamol pada usia bayi dapat meningkatkan
risiko terjadinya asma pada usia kanak-kanak.
2.3.2
Cara Kerja Parasetamol
Parasetamol menghambat produksi
prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi), namun parasetamol hanya sedikit
memiliki khasiat anti inflamasi. Telah dibuktikan bahwa parasetamol mampu
mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), sehingga menghambatnya
untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi. Sebagaimana diketahui bahwa enzim
siklooksigenase ini berperan pada metabolisme asam arakidonat menjadi
prostaglandin H2, suatu molekul yang tidak stabil, yang dapat berubah menjadi
berbagai senyawa pro-inflamasi.
Kemungkinan lain mekanisme kerja parasetamol
ialah bahwa parasetamol menghambat enzim siklooksigenase seperti halnya
aspirin, namun hal tersebut terjadi pada kondisi inflamasi, dimana terdapat
konsentrasi peroksida yang tinggi. Pada kondisi ini oksidasi parasetamol juga
tinggi, sehingga menghambat aksi anti inflamasi.
Hal ini
menyebabkan parasetamol tidak memiliki khasiat langsung pada tempat inflamasi,
namun malah bekerja di sistem syaraf pusat untuk menurunkan temperatur tubuh,
dimana kondisinya tidak oksidatif
2.3.3
Dosis Parasetamol Tablet 500 mg
- Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 1 tablet, 3 – 4 kali sehari.
- Anak-anak 6 – 12 tahun : ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
2.3.4 Efek Samping Parasetamol
- Mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.
- Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.
- Reaksi hipersensitivitas/alergi seperti ruam, kemerahan kulit, bengkak di wajah (mata, bibir), sesak napas, dan syok.