Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Anderson dkk dalam Sabarti dkk, 1992; 22)
Menurut Robeck dan Wilson, dalam Sabarti dkk (1992; 23) membaca merupakan proses penerjemahan tanda-tanda dan lambang-lambang ke dalam maknanya serta pemaduan makna baru ke dalam sistem kognitif dan afektif yang telah dimilik pembaca. ( dalam Dhieni, 2008: 5.5).

Perkembangan bahasa pada awal masa prasekolah, kosa kata anak meningkat pesat. Bahkan tidak jarang ia terdorong untuk berkseperimen dengan kebolehannya ini. Perkembangan berbahasa ini mengambil porsi penting dalam kehidupan anak selanjutnya, untuk itu agar dapat mengungkapkan keinginannya serta berkomunikasi secara verbal dengan baik, maka perkembangan bahasa anak perlu diasah dengan aktivitas yang disebut dengan “membaca”.
Arti membaca yang sebenarnya menurut pendapat Kurrien (2004:41) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses menggali makna kata-kata yang tercetak. Karena dengan membaca diharapkan anak dapat menggali makna apa yang pernah dibaca, anak menikmati aktivitas membaca serta anak mampu mendapatkan kesenangan dari aktivitas membaca tersebut.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Leonhardt (1999 : 14) dalam Dhieni (2008 : 5.4) membaca sangat penting bagi anak. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi. Mereka akan berbicara. Menulis dan memahami gagasan-gagasan yang rumit secara baik. Sejalan dengan pendapat ini Montessori dan Hainstock mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan membaca dan menulis. Bahkan membaca dan menulis merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia ini.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Taman Kanak-kanan (TK) merupakan lembaga pendidikan pra-skolastik atau pra-akademik. Itu artinya, Taman Kanak-kanak (TK) tidak mengemban tanggungjawab utama dalam membelajarkan keterampilan mambaca dan menulis. Substansi pembinaan kemampuan skolastik atau akademik ini haruslah manjadi tanggung jawab utama lembaga pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Paradigma tersebut tidak selalu sejalan dengan sistem pendidikan baik di Taman Kanak-kanak (TK) ataupun di Sekolah Dasar (SD) di Indonesia. Pergeseran tanggungjawab dalam membelajarkan kemampuan skolastik/akademik khususnya berhubungan dengan membaca ini seolah-olah telah bergeser dari Sekolah Dasar (SD) ke Taman Kanak-kanak (TK). Bahkan terdapat Sekolah Dasar (SD) yang sengaja mengajukan persyaratan atau test masuk dengan menggunakan konsep akademik, terutama membaca dan menulis. Akibatnya banyak Taman Kanak-kanak (TK) yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai tempat bermain yang menyenangkan bagi anak.
Pada dasarnya, membelajarkan persiapan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak dapat saja dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-skolastik atau pra-akademik. Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak (TK) hendaknya dapat diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan dasar, dalam hal ini bidang pengembangan berbahasa dan motorik. Misalnya program pembelajaran dengan menerapkan konsep bermain dalam penerapannya. Sebagai contoh Bermain Kartu suku kata.

2. Pentingnya Kemampuan Membaca Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak.
a. Pentingnya Kemampuan Membaca.
Seperti dijelaskan pada pendahuluan, kemampuan membaca sangat penting dimilik anak. Leonhard (1999: 27) dalam Dhieni (2008: 5.5) menyatakan ada beberapa alasan perlunya menumbuhkan minat, cinta membaca pada anak. Alasan-alasan tersebut adalah:
1) Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik, sebagian besar waktunya digunakan untuk membaca.
2) Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara baik
3) Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal, dan membuat belajar lebih mudah.
4) Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak.
5) Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang.
6) Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan.
7) Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka.
Setelah kita menyadari betapa pentingnya belajar membaca bagi anak usia prasekolah, maka sebagai orang dewasa yang dekat dengan anak harus dapat mengupayakan untuk menumbuhkan keaktifan anak pada aktvitas membaca permulaan tersebut. Memang sebenarnya tidak ada metode khusus “mempercepat” kemampuan anak belajar membaca. Metode apapun yang digunakan akan efisien jika penerapannya masih dalam batas-batas aturan psikolastik dan sesuai dengan karakteristik anak serta gaya dan kebutuhan anak. Selain itu, dari berbagai pengamatan dan pengalaman , metode apapun yang diterapkan dalam mengajari anak membaca, selama pembelajaran itu dilakukan dengan suasana santai dan akrab, maka anak cepat menangkap apa yang diajarkan

b. Beberapa Keuntungan Pembelajaran Membaca Pada Anak Usia Dini..
Steinberg (19682: 214-215) dalam Dhieni (2008: 5.3) mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses balajar mengajar:
1) Belajar membaca dini, memenuhi rasa ingin tahu anak
2) Situasi akrab dan informal di rumah dan di Kelompok Belajar (KB) atau Taman Kanak-kanak (TK) merupakan faktor yang kondusif bagi anak belajar.
3) Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur.
4) Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat.