ada artikel yang berjudul di internet
-----------
KONSEPNYA NJELIMET, UJUNGNYA RUWET. MENILIK KONSEP MA'RIFATULLAH ALA SUFI (Tasawwuf)
----------
sya potong saja
-----------
DARI MANA KENJELIMETAN ITU BERASAL?
Sebagaimana sejarah sekte-sekte lain dalam Islam, ajaran tasawwuf juga terkontaminasi ajaran-ajaran yang berasal dari luar Islam. Banyak ajaran asing yang mewarnai tasawwuf, di antaranya yang paling menonjol adalah: ajaran agama Nasrani, filsafat Yunani dan agama-agama India.[2]
Ilmu filsafat merupakan 'ilmu' yang njelimet, banyak permainan istilah di dalamnya. Sampai-sampai sebagian mahasiswa mengomentari mata kuliah ini dengan "ruwet bin mumet". Bahkan para tokoh besar filsafat dan kembarannya; ilmu kalam, banyak yang kemudian menyesali masuknya diri mereka ke dalam pusaran ilmu yang tidak bermanfaat tersebut.
Di antara mereka yang menyadari realita tersebut: Abu al-Ma'âly al-Juwainy (w. 478 H), Abu Hâmid al-Ghazaly (w. 505 H), asy-Shahrastany (w. 548 H), Fakhruddin ar-Râzy (w. 606 H) dan masih banyak tokoh lainnya yang mengungkapkan penyesalan tersebut.
Fakhruddin ar-Razy bertutur, "Aku telah mencermati filsafat dan ilmu kalam, ternyata aku mendapatinya tidak menyembuhkan penyakit, tidak pula melepaskan dahaga. Jalan terdekat (yang mengantarkan kepada kebenaran) adalah jalan al-Qur'ân."[3]
Bahkan secara khusus al-Ghazaly menulis buku bantahan terhadap filsafat dan ilmu kalam. Yakni buku beliau Tahâfut al-Falâsifah dan Iljâm al-'Awâm 'an 'Ilm al-Kalâm.
Jika para tokoh yang telah masuk begitu dalam ke kubangan ilmu berbahaya tersebut telah menyampaikan kesaksian ini, tidakkah sepantasnya kita kaum Muslimin bersegera menyelamatkan diri darinya dan dari segala sesuatu yang terlanjur terkontaminasi berat dengannya ? Secara khusus: tasawuf ?
Cukuplah nasehat Imam Syâfi'i t yang pernah berkata, "Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum Zhuhur ia menjadi orang yang dungu.” Pada kesempatan lain beliau t juga pernah bertutur, ”Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari, lalu akalnya (masih bisa) kembali normal selamanya.”[4]
UJUNG YANG RUWET
-----------
komentar : lucu juga mereka-mereka yang tidak menyukai tasawuf, karena jlimet??????? lah seperti anak sekarang yang sekolah belajar matematika, karena KETIDAKBISAANNYA maka mengatakan matematika sulit dll, tidak berguna, dlll HAHAHAHAHAHA
ditambah lagi bawa-bawa ulama, pake mengatakan mereka tobat????? tuh apa gak fitnah? padahal mereka yang disebutkan adalah ali tasawuf yang sangat mengerti Islam, mereka guru besar dalam pembendaharaan Islam,
Ini menyalahkan tasawuf dengan bekal omongan Imam ghozali tentang filsafat????? gak lucu tuh????? Memang Imam Ghozali mempelajari itu semua, bahkan beliau membedah dengan tuntas perbedaan-perbedaan aliran dalam filsafat,
tapi di sisi yang lain, ketika beliau mencari kebenaran dalam Islam, beliau mengakui bahwa jalan-jalan Filsafat, kalam dll itu sampai kepada tujuannnya masing-masing. tetapi masih belum memuaskan beliau hingga beliau terjun kedalam tasawuf, sehingga beliau mendalami Islam dan akhirnya menuliskan banyak buku.
Ihya' Ulumuddin salah satunya, dan menurut salah satu komentar, kitab tersebut adalah kitab tasawuf bagi orang ahli fiqih.
Seharusnya mereka yang mengkritisi suatu ilmu, mereka berkaca kepada Imam Ghozali. Dimana untuk membongkar keburukan dari suatu aliran. beliau masuk ke dalamnya, menceburkan diri dan mencari semua hal sehingga ia lebih faham mengalahkan ulama-ulama dibidang tersebut.
Maka bagi pengkritisi, tasawuf, coba cebur ke dunia sufi secara total, sampai mursyid yang muktabarah mengangkat anda dan mempercayai ilmu anda dan memberikan ijazah kemursyidan, baru kalian berkomentar tentang tasawuf
bagaimana anak TK berceramah dengan materi sarjana? dikampung-kampung , banyak tuh anak kecil yang ingin jadi guru kemudian maein "sekolah-sekolahan" apakah itu yang dijadikan rujukan?
Dan fitnah lagi menggunakan nama Imam Syafi'i, anda tahu bagaimana akhir hayat Imam Syafi'i? bagaimana cerita beliau dengan sayyida Nafisah?