subsidi oh subsidi

sinyal kenaikan harga bbm semakin menguat, walaupun begitu kalau di cermati sebenarnya dah naik, misalnya minyak tanah sudah berapa lama naik? terutama ketika ada program konversi ke lpg, di daerah saya saja harga eceran sudah capai 3000-4000, jika mau lebih murah dg selisih sekitar 500-1000 ya langsung keagen plus antri sambil nunggu pasokan datang,
kata mr.presd sih ini opsi terakhir plus mr.wapers sebagai imbangannya, bantuan-bantuan akan di kucurkan lebih banyak
membaca gitu kok saya rada geli, why? tadi saya membaca fenomena sosial, anggota dpr jarang masuknya kalaupun masuk gak sampai habis, tapi ambil gaji rutin (bukan hanya dpr yang lain juga, sayapun kalau ada kesempatan dan kalau bisa juga akan begitu:), saya hanya membayangkan saja, jikalau gaji para pejabat di potong sebagai gerakan prihatin bersama wah berapa yang di hematya? tapi klo gaji di potong bisa2x tunjangan membengkak, kinerja turun n korupsi di sirami
rakyat itu selalu di manja? kalau itu sih pada tahu apalagi para pejabat dan pekaya, lihat pajak ini itu potongan akan lebih banyak, lah pajaknya banyak sih? lo itu resiko jadi orang banyak harta, lihat saja cara perhitungan pbb (tak kena pajak?)
seharusnya tuh harga bbm untuk kita memang harus tanpa subsidi, seperti di luar-luar ituloh, tapi kenapa hanya pengeluaranya bukan penghasilannya ya?
jadi teringat koran yang saya baca kemarin bahwa dana bos akan tertunda dan "tercicil" untuk penghematan, ya terus hemat situ... bantuan langsung ngucur banyak loh dari bibiem.
klo biasanya bantuan yang "tidak ditunda n di cicil" saja turun ke sekolah tak tentu apa lagi kalau mencicil ya?