Metode adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan (Kamisa, 1997:369). Sedangkan Malibary, Basyar dkk (1976:92) menyatakan bahwa metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas suatu approach. Hal senada juga diungkapkan oleh Tafsir (1991:131) yang menyatakan bahwa metode pendidikan ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran, agar mudah diterima, diserap dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
B. Pengajaran
Pengajaran merupakan usaha sadar dari seseorang kepada orang lain dalam proses penyajian bahasa dengan pelajaran sistimatis dan terarah dan orang yang diajarkan dapat merubah dirinya menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani (Asadullah, 1995:3).
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain di dalam proses pengajaran. Belajar menunjukkan apa yang dilakukan seseorang subyek yang menerima pengajaran (anak didik), sedangkan mengajar menunjukkan apa yang dilakukan oleh guru (yang mengajar). Dua konsep pengajaran tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan disaat terjadi interasi antara guru dan murid disaat pengajaran itu berlangsung, ini yang dimaksud belajar dengan belajar mengajar sebagai proses.
Ada tiga unsur pokok dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Yang menerima pelajaran (murid).
2. Yang memberi pelajaran (guru).
3. Bahan pelajaran yang diterima (Asadullah, 1995: 3).
Dalam proses mengajar hendaklah berfungsi bimbingan menuju kepada berbagai aspek kehidupan yang akan dihadapi oleh seseorang, sebab mengajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang ditunjukan untuk mengembangkan, mempertajam kemampuan anak, menganalisis, mencari hubungan faktor yang dihadapi.
Belajar mengajar suatu proses sudah barang tentu harus bisa menentukan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar antara lain:
1. Kemana arah proses tersebut akan diarahkan (tujuan).
2. Apa yang harus diproses (materi).
3. Bagaimana cara memperoleh (metode).
4. Tindakan apa yang dilakukan agar proses tersebut cukup efektif dan berhasil (Sujana, 1984:4).
Aly (1999:3), menyatakan bahwa di dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga sistilah yang digunakan untuk konsep pendidikan, yaitu 1). tarbiyah (تربيه), 2). ta’lim (تعليم ), dan 3).ta’dib (تأديب).
1. Tarbiyah; menurut para pendukungnya, tarbiyah berakar pada tiga kata, yaitu: pertama raba yarbu ( ربا,يربو) yang berarti bertambah dan tumbuh, kedua rabiya yarba ( ربي,يربى) yang berarti tumbuh berkembang, ketiga, kata, rabba yarubbu (رب, يرب) yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara
Penggunaan istilah tarbiyah untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam, meskipun telah berlaku umum, teryata masih merupakan masalah khilafiah (kontroversial). Diantara ulama pendidikan muslim kontemporer ada yang cenderung menggunakan istilah ta’lim atau ta’dib sebagai gantinya (Aly, 1999:3).
2. Ta’lim; adalah proses pembelajaran secara terus-menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, pengelihatan, dan hati (Aly, 1999:7).
3. Ta’dib; istilah Ta’dib untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam ditawarkan oleh Al-Attas. Istilah ini berasal dari kata adab dan, pada pendapatnya, berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud berfungsi teratur secara hirarkis sesuai berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan ppotensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Dengan pengertian ini, kata adab mencakup pengertian ‘ilm dan ‘amal (Aly, 1999:9).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara atau jalan yang ditempuh bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran, agar mudah diterima, diserap dan dikuasai oleh anak didik dengan baik dan menyenangkan.
B. Pengajaran
Pengajaran merupakan usaha sadar dari seseorang kepada orang lain dalam proses penyajian bahasa dengan pelajaran sistimatis dan terarah dan orang yang diajarkan dapat merubah dirinya menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani (Asadullah, 1995:3).
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain di dalam proses pengajaran. Belajar menunjukkan apa yang dilakukan seseorang subyek yang menerima pengajaran (anak didik), sedangkan mengajar menunjukkan apa yang dilakukan oleh guru (yang mengajar). Dua konsep pengajaran tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan disaat terjadi interasi antara guru dan murid disaat pengajaran itu berlangsung, ini yang dimaksud belajar dengan belajar mengajar sebagai proses.
Ada tiga unsur pokok dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Yang menerima pelajaran (murid).
2. Yang memberi pelajaran (guru).
3. Bahan pelajaran yang diterima (Asadullah, 1995: 3).
Dalam proses mengajar hendaklah berfungsi bimbingan menuju kepada berbagai aspek kehidupan yang akan dihadapi oleh seseorang, sebab mengajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang ditunjukan untuk mengembangkan, mempertajam kemampuan anak, menganalisis, mencari hubungan faktor yang dihadapi.
Belajar mengajar suatu proses sudah barang tentu harus bisa menentukan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar antara lain:
1. Kemana arah proses tersebut akan diarahkan (tujuan).
2. Apa yang harus diproses (materi).
3. Bagaimana cara memperoleh (metode).
4. Tindakan apa yang dilakukan agar proses tersebut cukup efektif dan berhasil (Sujana, 1984:4).
Aly (1999:3), menyatakan bahwa di dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga sistilah yang digunakan untuk konsep pendidikan, yaitu 1). tarbiyah (تربيه), 2). ta’lim (تعليم ), dan 3).ta’dib (تأديب).
1. Tarbiyah; menurut para pendukungnya, tarbiyah berakar pada tiga kata, yaitu: pertama raba yarbu ( ربا,يربو) yang berarti bertambah dan tumbuh, kedua rabiya yarba ( ربي,يربى) yang berarti tumbuh berkembang, ketiga, kata, rabba yarubbu (رب, يرب) yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara
Penggunaan istilah tarbiyah untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam, meskipun telah berlaku umum, teryata masih merupakan masalah khilafiah (kontroversial). Diantara ulama pendidikan muslim kontemporer ada yang cenderung menggunakan istilah ta’lim atau ta’dib sebagai gantinya (Aly, 1999:3).
2. Ta’lim; adalah proses pembelajaran secara terus-menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, pengelihatan, dan hati (Aly, 1999:7).
3. Ta’dib; istilah Ta’dib untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam ditawarkan oleh Al-Attas. Istilah ini berasal dari kata adab dan, pada pendapatnya, berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud berfungsi teratur secara hirarkis sesuai berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan ppotensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Dengan pengertian ini, kata adab mencakup pengertian ‘ilm dan ‘amal (Aly, 1999:9).