Kedudukan dan Peranan Penerangan
Persepsi dan antisipasi bangsa Indonesia terhadap permasalahan pembangunan nasional dewasa ini cukup tinggi. Oleh karena itu masukan-masukan yang telah diterima benar-benar merupakan butir-butir pemikiran yang dapat dikembangkan di dalam usaha meningkatkan sumbangan dan darma bakti penerangan terhadap pembangunan nasional. Arti penting dari penerangan antara lain untuk terus menerus membangkitkan kemauan membangun segenap kekuatan bangsa. Melalui penerangan yang sehat, rakyat bukan saja harus mengetahui tujuan dan arah pembangunan yang akan kita laksanakan melainkan juga harus mengetahui tantangan-tantangan apa yang dihadapi dan cara-cara bagaimana untuk mengatasi tantangan itu agar pembangunan itu berhasil dengan baik.
Di alam pembangunan penerangan harus mampu menjelaskan segala pemikiran dasar bangsa kita, segala rencana, langkah dan segala permasalahan yang dihadapi bangsa Dengan menyampaikan segala permasalahan pembangunan dan menampung aspirasi konstruktif dan positif yang terdapat dalam masyarakat, penerangan akan mampu mempersiapkan kondisi mental masyarakat yang penuh dengan pengertian dan kesadaran untuk berpartisipasi aktif dan kreatif di dalam pembangunan nasional dan sekaligus ikut memantapkan stabilitas nasional.
Sejak Pelita I sampai VI telah dilaksanakan berbagai kegiatan Penerangan Pembangunan dan Pembangunan Penerangan melalui program pengembangan operasi penerangan, program pengembangan siaran radio, televisi dan film, program pembinaan dan pengembangan pers serta program pendukung lainnya.
Landasan pelaksanaan penerangan untuk Pembangunan Lima Tahun ke-VII adalah sebagai berikut:
1. Landasan Idiil adalah Pancasila.
2. Landasan Konstitusional adalah UUD 1945.
3. Landasan Operasional adalah GBHN seperti yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat melalui TAP MPR No. II/MPR/1998. Mengingat
bahwa pedoman penerangan untuk tahun 1998 - 2003 masih belum ada maka
pedoman yang digunakan adalah pedoman penerangan periode sebelumnya.
4. Falsafah dan Etika :
a. Falsafah Penerangan.
Falsafah penerangan bersumber pada nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu falsafah dasar penerangan adalah menjunjung tinggi kebebasan bagi setiap warga negara untuk menyatakan pendapat sesuai peraturan perundang-undangan dan secara
bertanggung jawab bagi kepentingan bersama. Dengan demikian penerangan
tidak akan menganut falsafah liberal maupun totaliter. Berdasarkan falsafah
tersebut bagi bangsa Indonesia informasi merupakan produk budaya
sekaligus komoditi jasa kreatif dan bukan merupakan komoditi dagang
semata.
b. Etika Penerangan
Dalam mengaktualisasikan falsafah penerangan diperlukan adanya etika penerangan sebagai mekanisme pengendalian dari dalam yang didasarkan atas kesadaran. Etika penerangan tersebut meliputi hal-hal :
1) Penerangan harus menyampaikan kebenaran, oleh sebab itu harus
terbuka dan jujur. Pengembangan keterbukaan penerangan mencakup
keterbukaan antar pemerintah, media massa, dan masyarakat yang
masing-masing harus menjaga tetap terpeliharanya keterbukaan sesuai
fungsi yang melekat pada setiap unsur tersebut;
2) Penerangan harus dipandang sebagai perwujudan komunikasi sosial
yang informatif, edukatif dan konstruktif Oleh sebab itu penerangan
harus disampaikan dengan cara persuasif;
3) Penerangan harus dipandang sebagai salah satu bentuk pengabdian
sosial dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan negara,
Penerangan yang paling primer adalah penerangan yang dilakukan dengan menggunakan bahasa dan lambang-lambang. Sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi masa kini digunakan pelbagai macam sarana atau media yang disesuaikan dengan kondisi sasaran khalayak.
Untuk menyampaikan penerangan digunakan komunikasi antara lain sebagai
berikut:
a. Radio
Radio bagi Indonesia merupakan media yang paling cepat dapat
menyampaikan pesanan penerangan mengingat daya jangkaunya yang tidak
mengenal batas geografis.
b. Televisi
Televisi semakin mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dan merupakan salah satu media yang sangat ampuh dalam menyampaikan informasi karena sifat audio visualnya Namun demikian televisi harus senantiasa meningkatkan mutu acara siarannya sesuai dengan kemajuan kehidupan masyarakat
c. Film
Film merupakan salah satu media yang sangat ampuh karena sifat audio visualnya. Mengingat masih kurangnya produk-produk film penerangan maka film penerangan perlu ditingkatkan.
d. Pers
Pers merupakan media cetak yang efektif dalam menyampaikan berita dan pesan pembangunan karena selain cepat juga berita dan pesannya dapat dibaca ulang.
2. Sasaran Khalayak Penerangan
a. Sasaran Dalam Negeri
Masyarakat dengan jumlah besar dan majemuk serta bersifat bhinneka tunggal ika mempunyai tingkat pengetahuan dan keinginan serta daya serap yang berbeda memerlukan penyajian yang berbeda pula.
Agar penerangan mencapai hasil baik perlu dilakukan pengkajian terhadap aspek kehidupan dan latar belakang sosialnya. Pengelompokan di dalam masyarakat, penggolongan dan karakteristik tiap lapisan masyarakat perlu diketahui insan penerangan.
Berdasarkan uraian di atas sasaran untuk penerangan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan yang sampai sekarang berjumlah kira-kira 80 persen dari penduduk Indonesia pada umumnya lebih banyak merupakan masyarakat tradisional dengan aneka ragam dan latar belakang sosial budaya yang berbeda serta tingkat pendidikan dan kehidupan sosial ekonomi yang relatif rendah.
Karena keadaan masyarakat perdesaan yang beraneka ragam berdasarkan kelompok sosial budayanya dalam menentukan strategi kebijaksanaan komunikasi dan pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor-faktor yang menentukan;
a. Faktor yang bersifat menghambat antara lain:
1) Pendidikan yang masih rendah yang mengakibatkan daya serap yang
terbatas.
2) Perbedaan sosial budaya antara komunikan dan komunikator.
3) Tingkat pendapatan relatif rendah dan belum merata.
4) Sarana dan prasarana fisik yang kurang sempunia
b. Faktor yang bersifat menunjang antara lain;
1) Penggunaan waktu yang tidak terikat oleh pekerjaan rutin yang ketat
2) Gotong-royong sebagai kebiasaan.
3) Menghargai karisma komunikator.
4) Sifat sederhana, jujur dan terbuka
Sasaran khalayak perdesaan pada umumnya menghendaki dan menghargai komunikator yang memiliki ciri-ciri antara lain;
a. Berwibawa dan dapat dipercaya
b. Mengenal perasaan, mengerti harapan khalayak
c. Tidak mempunyai prasangka, bersifat terbuka dan jujur
d. Menyandang fungsi pemuka masyarakat
e. Berfungsi sebagai pamong desa
f. Mempunyai kedudukan sosial yang dihormati.
2. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan merupakan sebagian kecil dari jumlah penduduk di Indonesia yaitu kira-kira 20 persen. Pada umumnya masyarakat perkotaan terdiri dari berbagai suku yang terikat oleh kepentingan ekonomi ataupun kepentingan politik.
Kota merupakan pusat konsentrasi kehidupan elit ekonomi dan politik serta menjadi pusat-pusat pendidikan. Oleh karena itu dalam masyarakat perkotaan tersebut ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan penerangan yaitu;
a. Faktor yang bersifat menghambat antara lain;
Bagi masyarakat perkotaan di Indonesia masih terdapat kelompok besar yang belum mencapai taraf kehidupan yang selayaknya. Hal ini disebabkan oleh adanya urbanisasi yang tidak terkendalikan. Terhadap masyarakat perkotaan semacam itu diperlukan usaha penerangan yang bersifat khusus.
1) Sifat individualitas yang makin menonjol.
2) Kesibukan yang makin menyita sebagian besar waktu.
3) Kecenderungan renggangnya hubungan kekerabatan.
4) Makin banyaknya pengaruh yang datang dari bangsa asing.
b. Faktor yang menunjang antara lain :
1) Rasional dalam menggunakan waktu.
2) Memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi
3) Memiliki kemampuan ekonomi yang cukup.
4) Memiliki daya serap yang tinggi di dalam menanggapi masukan
informasi.
5) Lebih menyukai media massa dari pada media tatap muka
3. Kebijaksanaan Penerangan
Penerangan di Indonesia diabdikan untuk mendukung pembangunan nasional. Dari titik tolak inilah pokok kebijaksanaan penerangan ditentukan. Dalam hal ini GBHN Tahun 1993 yang menentukan haluan pembangunan nasional juga menentukan haluan penerangan. Kebijaksanaan pembangunan penerangan yang dituangkan dalam GBHN Tahun 1993 antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa diarahkan untuk
makin meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 45 dalam semua segi kehidupan bangsa sehingga makin meningkatkan
kesadaran rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa, memperkukuh Ketahanan Nasional dan memelihara
stabilitas nasional yang mantap dan dinamis sejalan dengan dinamika
pembangunan dan kemajuan teknologi.
b. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa harus mampu
menciptakan iklim yang dapat mendorong terjadinya interaksi timbal
balik secara terbuka dan bertanggung jawab antar warga masyarakat dan
antar sesama warga masyarakat dengan pemerintah dalam memperoleh
informasi pembangunan dan hasil-hasilnya.
Dalam pedoman penerangan tahun 1993-1998 ditetapkan berbagai kebijaksanaan baik itu sistem, strategi, ruang lingkup operasional dan sebagainya. Kesemuanya itu dilaksanakan dalam rangka pendayagunaan media penerangan untuk menunjang suksesnya pembangunan.
A. Sistem Penerangan Terpadu
Sistem penerangan yang ada adalah "sistem penerangan terpadu" yang berarti
meningkatkan gerak langkah operasi penerangan yang dilakukan dengan kerjasama yang lebih terarah antar aparat penerangan. Operasi penerangan terpadu meliputi
kerjasama yang erat antar unsur-unsur;
1) Di lingkunganDepartemen Penerangan
2) Departemen Penerangan dengan unsur penerangan pemerintah
3) Penerangan pemerintah dengan unsur penerimaan masyarakat
Untuk lebih menjamin terwujudnya keterpaduan kegiatan penerangan perlu adanya pokok operasi penerangan yang mencakup:
a. Latar belakang permasalahan
b. Tujuan penerangan
c. Materi penerangan
d. Pemilihan dan penggunaan media penerangan
Dengan adanya penerangan terpadu seperti diuraikan di atas akan dapat dihilangkan setidak-tidaknya memperkecil pemborosan-pemborosan yang disebabkan karena kesimpang siuran komunikasi. Untuk itu perlu dimantapkan sistem penerangan terpadu yang meningkatkan terciptanya koordinasi dan sinkronisasi di segala tingkatan.
B. Strategi Penerangan
Strategi penerangan suatu pola dasar pemikiran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Konsepsi strategi penerangan diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 45. Hal tersebut akan dicapai secara bertahap melalui pembangunan lima tahun yang berkesinambungan. Setiap tahap pembangunan memerlukan partisipasi masyarakat secara tepat dan bergairah.
Penerangan adalah tanggung jawab antara pemerintah dan masyarakat agar setiap warga negara memperoleh penerangan yang benar mengenai berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara fungsional dan operasional di dalam masyarakat juga terdapat lembaga-lembaga penerangan atau komunikasi sosial. Dengan demikian fungsi penerangan dilakukan oleh seluruh sistem penerangan dan secara fungsional sebagai penanggung jawab nasionalnya adalah Departemen Penerangan dengan didukung oleh departemen-departemen dan lembaga-lembaga serta lembaga komunikasi masyarakat sebagai subsistem integral.
C. Ruang Lingkup Operasi Penerangan
Ruang lingkup operasi penerangan mencakup seluruh masyarakat Indonesia
dengan berbagai masalah nasional yang dihadapi. Penerangan mengandung sifat
komunikatif sehingga perlu dikembangkan proses komunikasi secara timbal balik.
Karena penerangan merupakan lembaga pemerintah yang membina kehidupan bernegara dan berbangsa maka titik awal operasi penerangan ialah kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sasaran operasionalnya diarahkan untuk menanamkan pengertian seluruh
masyarakat sebagai pemberi dukungan dan berperan serta aktif terhadap kebijaksanaan pemerintah. Sasaran khalayak adalah seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional karena bangsa Indonesia merupakan anggota dalam pergaulan antar bangsa.
Materi operasional berdasarkan Pedoman Penerangan 1993-1998 dilaksanakan sesuai sasaran khalayak yang dibuat dalam bentuk paket:
1. Pangan
2. Sandang
3. Papan
4. Pendidikan
5. Kesehatan
6. Lapangan pekerjaan
7. Kependudukan dan keluarga berencana
8. Transmigrasi
9. Koperasi
10. Peranan wanita dan pemuda
11. Penggunaan hasil industri dalam negeri
12. Pariwisata
13. Lingkungan hidup
14. Hemat energi
15. Kesadaran hukum dan disiplin nasional
16. Pertahanan dan keamanan
17. Pemasyarakatan P4
18. Ekspor non migas
19. Pajak
20. Wawasan nusantara, ketahanan nasional dan bela negara
21. Hasil-hasil KTT nonblok
22. CitraIndonesia ke luar negeri
23. Pemasyarakatan pengawasan
24. Paket penerangan khusus
Departemen Penerangan sebagai salah satu komponen dalam pembangunan nasional ikut dalam mendukung dan mensukseskan usaha bangsa Indonesia di dalam mencapai cita-cita perjuangan yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila Sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari perjuangan bangsa. Departemen Penerangan didirikan beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan yang memiliki tugas dan fungsi sangat penting.
Secara fungsional Departemen Penerangan adalah penyelenggara sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang penerangan. Jadi komunikasi dan informasi pada masyarakat menjadi tugas fugsional Departemen Penerangan. Untuk itulah maka pembinaan segala macam media komunikasi massa dan pengelolaan berbagai media massa menjadi tanggung jawab Departemen Penerangan. Secara umum Departemen Penerangan memberi motivasi dan persuasi kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional agar masyarakat menjadi paham dan tersentuh hatinya untuk turut aktif dalam mensukseskan pembangunan secara motivatif dan persuatif Departemen Penerangan memberi informasi mengapa masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi dalam pembangunan.
Selanjutnya menjadi tugas instansi-instansi sektoral dalam memberi informasi bagaimana sesuatu hal yang persis harus dilaksanakan. Kemudian Departemen Penerangan memberi bantuan sepenuhnya dengan perangkat keras maupun lunak yang dimilikinya agar informasi tersebut dapat diterima oleh masyarakat sebaik-baiknya Selanjutnya masyarakat memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam turut menjaga kelancaran jalannya komunikasi di negeri kita Dengan media, keahlian dan pengalaman yang banyak terdapat dalam masyarakat. Masyarakat juga diharapkan turut memberi umpan balik yang akan sangat penting artinya bagi usaha mencapai efektivitas yang tinggi dan untuk menjaga agar semua kegiatan komunikasi dan informasi yang kita lakukan dapat mencapai sasaran dengan tepat
D. Media Massa Dalam Pembangunan.
1. Pengertian Media Massa
Leksikon komunikasi memberikan pengertian media massa sebagai "sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar".
Kata media massa berasal dari medium dan massa, kata "medium" berasal dari bahasa latin yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran yang diterapkan untuk mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada pokoknya semua sarana aktivitas mental manusia, kata "massa" yang berasal dari daerah Anglosaxon berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada semua saja yang mempunyai sifat massif. Tugasnya adalah sesuai dengan sirkulasi dari berbagai pesan atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan fundamental dari masyarakat dewasa ini.
Media massa merupakan suatu penemuan teknologi yang luar biasa, yang memungkinkan orang untuk mengadakan komunikasi bukan saja dengan komunikan yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi juga dengan generasi yang akan datang. Dengan demikian maka media massa dapat mengatasi hambatan berupa pembatasan yang diadakan oleh waktu, tempat dan kondisi geografis. Penggunaan media massa karenanya memungkinkan komunikasi dengan jumlah orang yang lebih banyak.
Setiap jenis media massa mempunyai sifat-sifat khasnya oleh karena itu penggunaannya juga harus diperhitungkan sesuai dengan kemampuan serta sifat-sifat khasnya.
Ditinjau dari perkembangan teknologi di bidang penyampaian informasi melalui media massa, media massa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Media massa modern
Yang dimaksud media massa modern adalah media massa yang menggunakan teknologi modern yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak adalah media massa yang dalam menyampaikan informasinya terlebih dulu harus dicetak menggunakan alat cetak. Media massa ini misalnya surat kabar, majalah, tabloid dll.
Media massa elektronik adalah media massa yang dalam menyampaikan informasinya menggunakan jasa listrik.Tanpa adanya listrik media massa ini tidak akan dapat berfungsi misalnya radio dan televisi.
b. Media massa tradisional
Media yang digunakan sebagai sarana penyampaian informasi pada jaman dulu, lebih banyak menggunakan media massa tradisional misalnya wayang, lawak, lenong, seni tradisional dll.
2. Fungsi Media Massa
Media massa secara mandiri maupun hanya sebagai penunjang memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Sebagai pemberi informasi
Dapat dilakukan sendiri oleh media Tanpa media sangatlah mustahil informasi dapat disampaikan secara tepat tanpa terikat waktu.
b. Sebagai pengambilan keputusan
Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan di samping itu diharapkan adanya perubahan sikap kepercayaan norma-norma sosial. Oleh sebab itu dalam hal ini mekanisme komunikasi antar pribadi sangat berperan. Mass media berperan dalam menghantarkan informasi sebagai bahan diskusi, memperjelas masalah-masalah dan menyampaikan pesan-pesan para pemuka masyarakat.
c. Sebagai pendidik
Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa sedangkan bagian lain dikombinasikan dengan komunikasi antar pribadi (Eduard D, 1978:47). Menurut Chalkley media massa berfungsi untuk:
1. Memberitakan tentang fakta kehidupan ekonomi masyarakat,
2. Menginterpretasikan fakta tersebut agar dipahami oleh masyarakat itu,
3. Mempromosikan hal tersebut agar menyadari betapa serius masalah
pembangunan yang dihadapi dan memikirkan lebih lanjut masalah itu serta
mengantarkan masyarakat pada solusi-solusi yang mungkin ditempuh.
Menurut Crawford peranan media massa dalam pembangunan tidaklah independen sifatnya melainkan terbatas sebagai pemicu pembangunan bila faktor-faktor lain terdapat secara memadai. Hal ini menunjukkan komunikasi saja bukanlah suatu kondisi yang memadai bagi pembangunan akan tetapi kurangnya atau kegagalan komunikasi dapat saja menghambat pembangunan. Jadi komunikasi sendirian saja tidak akan menghasilkan pembangunan secara optimal (Depdikbud, 1997: 4)
Selain memiliki fungsi-fungsi tersebut media massa juga dapat melakukan hal-hal lain yang dapat berperan dalam melayani tugas-tugas pembangunan antara lain :
1. Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran
Banyak orang yang hidup dalam masyarakat tradisional menganggap seolah-olah media massa memiliki kekuatan gaib pada waktu pertama kali mengenal media massa. Seorang tokoh Afrika mengatakan bahwa media memiliki kekuatan gaib, karena media mampu membawa seseorang ke puncak bukit yang tinggi tanpa melintasi cakrawala. Media memiliki kekuatan gaib karena kemampuannya membuat orang melihat dan mengetahui tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya serta mengenai orang-orang yang belum pernah ditemuinya. Dengan demikian media mampu memperdekat jarak yang jauh serta memperjelas hal-hal yang kabur dan menjembatani peralihan antara masyarakat tradisional ke arah masyarakat modern.
2. Media massa dapat memusatkan perhati an
Dalam masyarakat modern, gambaran kita tentang lingkungan yang jauh, kita peroleh dari media. Masyarakat tradisional yang bergerak ke arah modernisasi juga mulai menggantungkan pengetahuannya pada media massa. Akibatnya pemikiran-pemikiran tentang apa yang penting, berbahaya, menarik dan sebagainya umumnya berasal dari media massa. Surat kabar, radio dan TV yang berperan sebagai pengawas di berbagai tempat harus memutuskan apa yang tepat untuk disiarkan.
3. Media massa mampu menumbuhkan aspirasi.
Media massa mampu menumbuhkan aspirasi sebagaimana dinyatakan oleh Daniel Lerner ketika radio Kairo menjangkau desa-desa terpencil melalui aspirasi pribadi yang ditumbuhkan hampir seluruh ide dapat diwujudkan karena didukung masyarakat.
Suatu kebijaksanaan baru akan menuntut persesuaian antara apa yang diinginkan masyarakat dengan apa yang mereka peroleh. Tanpa aspirasi yang meningkat tanpa merangsang masyarakat bekerja untuk hidup yang lebih baik akan bekerja sulit sekali mewujudkan pembangunan.
4. Media massa mampu menciptakan suasana membangun
Kita dapat menyimpulkan bahwa melalui peranan media menyebar di luar kelas sebagai alat pendidikan. Di tempat dimana sekolah dan guru langka jumlahnya, media telah membuktikan kemampuannya memikul sebagian besar tugas pendidikan terutama di bidang pendidikan orang-orang dewasa serta pemberantasan buta huruf. Media massa merupakan alat komunikasi yang dapat berfungsi untuk memotivasi perlunya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Karenanya dengan penyampaian informasi, gagasan, inovasi dan pendapat, media massa berusaha memberi motivasi kepada komunikan sehingga terjadi perubahan diri. Untuk itu media massa hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Pesan atau ajakan yang disampaikan harus dapat menimbulkan perasaan tertentu pada masyarakat;
b. Pesan atau ajakan itu hendaknya berisi lambang-lambang atau tanda-tanda
komunikasi sesuai dengan daya tangkap, daya serap dan daya nilai sebagian besar masyarakat terutama golongan masyarakat yang dituju;
c. Pesan atau ajakan itu membangkitkan kebutuhan dan keinginan tertentu pada sasaran dan kemudian menyarankan upaya untuk pemenuhan harapan masyarakat;
d. Pesan itu membangkitkan harapan komunikan.
Dengan demikian pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat memberikan motivasi untuk berpartisipasi atau untuk mengubah diri.
Dalam kaitannya secara khusus dengan lingkungan, berdasarkan makalah Koesnadi Hardjasoemantri yang berjudul “Peranan Hukum Lingkungan Dalam Tatanan Masa Depan Indonesia", media massa merupakan salah satu pendukung lingkungan dalam meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Peranan media massa sendiri adalah sebagai sarana sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dengan tujuan agar masyarakat memahami hak dan kewajibannya Bentuk sosialisasinya adalah dengan mengadakan rubrik berkala untuk media cetak, misalnya setiap bulan, tentang peraturan lingkungan hidup, maupun media elektronikanya, termasuk radio, melalui acara berkala, misalnya setiap bulan, tentang peraturan lingkungan hidup.
3. Media Massa Dalam Pembangunan
Peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (agent of social change) atau membantu memperkenalkan perubahan sosial. Dalam hal ini media massa dapat dimanfaatkan untuk merangsang proses pengambilan keputusan, memperkenalkan usaha modernisasi dan membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat yang modern serta menyampaikan pada masyarakat program-program pembangunan nasional.
Proses terjadinya perubahan dapat berjalan lambat atau cepat seperti yang ditujukkan oleh sejarah. Kontak antar budaya yang berbeda menimbulkan perubahan-perubahan pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan secara berangsur-angsur. Perubahan dapat pula terjadi dengan cepat manakala bangsa penakluk memaksakan pola budaya mereka pada bangsa yang dikalahkan.
Jenis perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar bangsa-bangsa adalah perubahan yang lebih cepat daripada perubahan sejarah, lebih lunak dari proses yang dilakukan secara paksaan. Pembangunan diharapkan terlaksana secara sukarela dan setiap individu dapat mengambil bagian di dalamnya dan informasi tentang pembangunan diterima secara merata. Sikap paksaan dalam pembangunan diganti oleh sikap membujuk dan memberikan kesempatan partisipasi pada setiap anggota masyarakat di samping itu arus informasi ditingkatkan. Ada 3 dimensi efek komunikasi massa yaitu :
1. Kognitif meliputi kesadaran belajar dan tambahan pengetahuan
2. Afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan atitud (sikap)
3. Konotatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
Meskipun dimensi-dimensi efek di dalam berhubungan satu sama lain ketiganya juga mendapatkan satu sama lain mereka terjadi dalam berbagai sekuen dan perubahan dalam satu dimensi tidak perlu diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnya sebagai bentuk meningkatnya pengetahuan tentang suatu isu tidak selalu diikuti oleh perubahan (Amri Jahi, 1988: 17)
Pada dasarnya mekanisme suatu perubahan sifatnya sederhana. Pertama, penduduk harus disadarkan akan arti penting suatu perubahan yang tak mungkin terwujud dengan mengandalkan kebiasaan-kebiasaan dan sikap sekarang. Kedua, perubahan itu harus ditunjang oleh sikap-sikap yang dekat sekali dengan usaha pemenuhan kebutuhan. Setiap bangsa yang ingin meningkatkan proses pembangunan harus menyadarkan seluruh masyarakatnya akan arti penting pembangunan dan memberi kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka di alam pembangunan. Selain itu memberikan fasilitas pada proses pengambilan keputusan serta membantu masyarakat mengenal kebiasaan-kebiasaan baru secara lancar sehingga mereka cepat merasakan hasilnya.
Memang harus kita akui bahwa di jaman Orde Baru ini peranan media massa sangat besar namun masih mempunyai kelemahan-kelemahan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara yaitu;
Prasarana dan sarana media massa yang digunakan akan menjadi tidak berarti jika khalayak yang dituju tidak dapat menerima pesan-pesan pembangunan yang disampaikan oleh karena terbatasnya daya jangkau media dan keterbatasan kepemilikan media massa.
1. Beragamnya bahasa yang digunakan sebagai pengantar di suatu wilayah. Hal ini menjadi kendala dalam usaha menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang dapat menerima informasi yang bermanfaat dalam usaha pembangunan.
2. Masyarakat yang menerima informasi sangat beragam tingkat pendidikan dan atitudnya sehingga. pesan-pesan pembangunan yang harus disampaikan oleh media massa dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi mudah untuk dipahami supaya dapat menimbulkan perubahan atitud dan perilaku,
Dengan demikian secara prinsip kita dapat menyimpulkan peranan media komunikasi massa dalam pembangunan yaitu; Media massa merangsang proses pengambilan keputusan.
1. Media massa dapat memperkenalkan usaha-usaha modernisasi dengan tujuan mengubah kebiasaan, sikap, pola pikir yang jelek menjadi baik.
2. Media massa sebagai alat penyampaian pada masyarakat program-program
pembangunan nasional (Eduard D, 1978).
Persepsi dan antisipasi bangsa Indonesia terhadap permasalahan pembangunan nasional dewasa ini cukup tinggi. Oleh karena itu masukan-masukan yang telah diterima benar-benar merupakan butir-butir pemikiran yang dapat dikembangkan di dalam usaha meningkatkan sumbangan dan darma bakti penerangan terhadap pembangunan nasional. Arti penting dari penerangan antara lain untuk terus menerus membangkitkan kemauan membangun segenap kekuatan bangsa. Melalui penerangan yang sehat, rakyat bukan saja harus mengetahui tujuan dan arah pembangunan yang akan kita laksanakan melainkan juga harus mengetahui tantangan-tantangan apa yang dihadapi dan cara-cara bagaimana untuk mengatasi tantangan itu agar pembangunan itu berhasil dengan baik.
Di alam pembangunan penerangan harus mampu menjelaskan segala pemikiran dasar bangsa kita, segala rencana, langkah dan segala permasalahan yang dihadapi bangsa Dengan menyampaikan segala permasalahan pembangunan dan menampung aspirasi konstruktif dan positif yang terdapat dalam masyarakat, penerangan akan mampu mempersiapkan kondisi mental masyarakat yang penuh dengan pengertian dan kesadaran untuk berpartisipasi aktif dan kreatif di dalam pembangunan nasional dan sekaligus ikut memantapkan stabilitas nasional.
Sejak Pelita I sampai VI telah dilaksanakan berbagai kegiatan Penerangan Pembangunan dan Pembangunan Penerangan melalui program pengembangan operasi penerangan, program pengembangan siaran radio, televisi dan film, program pembinaan dan pengembangan pers serta program pendukung lainnya.
Landasan pelaksanaan penerangan untuk Pembangunan Lima Tahun ke-VII adalah sebagai berikut:
1. Landasan Idiil adalah Pancasila.
2. Landasan Konstitusional adalah UUD 1945.
3. Landasan Operasional adalah GBHN seperti yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat melalui TAP MPR No. II/MPR/1998. Mengingat
bahwa pedoman penerangan untuk tahun 1998 - 2003 masih belum ada maka
pedoman yang digunakan adalah pedoman penerangan periode sebelumnya.
4. Falsafah dan Etika :
a. Falsafah Penerangan.
Falsafah penerangan bersumber pada nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu falsafah dasar penerangan adalah menjunjung tinggi kebebasan bagi setiap warga negara untuk menyatakan pendapat sesuai peraturan perundang-undangan dan secara
bertanggung jawab bagi kepentingan bersama. Dengan demikian penerangan
tidak akan menganut falsafah liberal maupun totaliter. Berdasarkan falsafah
tersebut bagi bangsa Indonesia informasi merupakan produk budaya
sekaligus komoditi jasa kreatif dan bukan merupakan komoditi dagang
semata.
b. Etika Penerangan
Dalam mengaktualisasikan falsafah penerangan diperlukan adanya etika penerangan sebagai mekanisme pengendalian dari dalam yang didasarkan atas kesadaran. Etika penerangan tersebut meliputi hal-hal :
1) Penerangan harus menyampaikan kebenaran, oleh sebab itu harus
terbuka dan jujur. Pengembangan keterbukaan penerangan mencakup
keterbukaan antar pemerintah, media massa, dan masyarakat yang
masing-masing harus menjaga tetap terpeliharanya keterbukaan sesuai
fungsi yang melekat pada setiap unsur tersebut;
2) Penerangan harus dipandang sebagai perwujudan komunikasi sosial
yang informatif, edukatif dan konstruktif Oleh sebab itu penerangan
harus disampaikan dengan cara persuasif;
3) Penerangan harus dipandang sebagai salah satu bentuk pengabdian
sosial dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan negara,
Penerangan yang paling primer adalah penerangan yang dilakukan dengan menggunakan bahasa dan lambang-lambang. Sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi masa kini digunakan pelbagai macam sarana atau media yang disesuaikan dengan kondisi sasaran khalayak.
Untuk menyampaikan penerangan digunakan komunikasi antara lain sebagai
berikut:
a. Radio
Radio bagi Indonesia merupakan media yang paling cepat dapat
menyampaikan pesanan penerangan mengingat daya jangkaunya yang tidak
mengenal batas geografis.
b. Televisi
Televisi semakin mampu menjangkau wilayah yang sangat luas dan merupakan salah satu media yang sangat ampuh dalam menyampaikan informasi karena sifat audio visualnya Namun demikian televisi harus senantiasa meningkatkan mutu acara siarannya sesuai dengan kemajuan kehidupan masyarakat
c. Film
Film merupakan salah satu media yang sangat ampuh karena sifat audio visualnya. Mengingat masih kurangnya produk-produk film penerangan maka film penerangan perlu ditingkatkan.
d. Pers
Pers merupakan media cetak yang efektif dalam menyampaikan berita dan pesan pembangunan karena selain cepat juga berita dan pesannya dapat dibaca ulang.
2. Sasaran Khalayak Penerangan
a. Sasaran Dalam Negeri
Masyarakat dengan jumlah besar dan majemuk serta bersifat bhinneka tunggal ika mempunyai tingkat pengetahuan dan keinginan serta daya serap yang berbeda memerlukan penyajian yang berbeda pula.
Agar penerangan mencapai hasil baik perlu dilakukan pengkajian terhadap aspek kehidupan dan latar belakang sosialnya. Pengelompokan di dalam masyarakat, penggolongan dan karakteristik tiap lapisan masyarakat perlu diketahui insan penerangan.
Berdasarkan uraian di atas sasaran untuk penerangan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan yang sampai sekarang berjumlah kira-kira 80 persen dari penduduk Indonesia pada umumnya lebih banyak merupakan masyarakat tradisional dengan aneka ragam dan latar belakang sosial budaya yang berbeda serta tingkat pendidikan dan kehidupan sosial ekonomi yang relatif rendah.
Karena keadaan masyarakat perdesaan yang beraneka ragam berdasarkan kelompok sosial budayanya dalam menentukan strategi kebijaksanaan komunikasi dan pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor-faktor yang menentukan;
a. Faktor yang bersifat menghambat antara lain:
1) Pendidikan yang masih rendah yang mengakibatkan daya serap yang
terbatas.
2) Perbedaan sosial budaya antara komunikan dan komunikator.
3) Tingkat pendapatan relatif rendah dan belum merata.
4) Sarana dan prasarana fisik yang kurang sempunia
b. Faktor yang bersifat menunjang antara lain;
1) Penggunaan waktu yang tidak terikat oleh pekerjaan rutin yang ketat
2) Gotong-royong sebagai kebiasaan.
3) Menghargai karisma komunikator.
4) Sifat sederhana, jujur dan terbuka
Sasaran khalayak perdesaan pada umumnya menghendaki dan menghargai komunikator yang memiliki ciri-ciri antara lain;
a. Berwibawa dan dapat dipercaya
b. Mengenal perasaan, mengerti harapan khalayak
c. Tidak mempunyai prasangka, bersifat terbuka dan jujur
d. Menyandang fungsi pemuka masyarakat
e. Berfungsi sebagai pamong desa
f. Mempunyai kedudukan sosial yang dihormati.
2. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan merupakan sebagian kecil dari jumlah penduduk di Indonesia yaitu kira-kira 20 persen. Pada umumnya masyarakat perkotaan terdiri dari berbagai suku yang terikat oleh kepentingan ekonomi ataupun kepentingan politik.
Kota merupakan pusat konsentrasi kehidupan elit ekonomi dan politik serta menjadi pusat-pusat pendidikan. Oleh karena itu dalam masyarakat perkotaan tersebut ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan penerangan yaitu;
a. Faktor yang bersifat menghambat antara lain;
Bagi masyarakat perkotaan di Indonesia masih terdapat kelompok besar yang belum mencapai taraf kehidupan yang selayaknya. Hal ini disebabkan oleh adanya urbanisasi yang tidak terkendalikan. Terhadap masyarakat perkotaan semacam itu diperlukan usaha penerangan yang bersifat khusus.
1) Sifat individualitas yang makin menonjol.
2) Kesibukan yang makin menyita sebagian besar waktu.
3) Kecenderungan renggangnya hubungan kekerabatan.
4) Makin banyaknya pengaruh yang datang dari bangsa asing.
b. Faktor yang menunjang antara lain :
1) Rasional dalam menggunakan waktu.
2) Memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi
3) Memiliki kemampuan ekonomi yang cukup.
4) Memiliki daya serap yang tinggi di dalam menanggapi masukan
informasi.
5) Lebih menyukai media massa dari pada media tatap muka
3. Kebijaksanaan Penerangan
Penerangan di Indonesia diabdikan untuk mendukung pembangunan nasional. Dari titik tolak inilah pokok kebijaksanaan penerangan ditentukan. Dalam hal ini GBHN Tahun 1993 yang menentukan haluan pembangunan nasional juga menentukan haluan penerangan. Kebijaksanaan pembangunan penerangan yang dituangkan dalam GBHN Tahun 1993 antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa diarahkan untuk
makin meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan
UUD 45 dalam semua segi kehidupan bangsa sehingga makin meningkatkan
kesadaran rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa, memperkukuh Ketahanan Nasional dan memelihara
stabilitas nasional yang mantap dan dinamis sejalan dengan dinamika
pembangunan dan kemajuan teknologi.
b. Pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa harus mampu
menciptakan iklim yang dapat mendorong terjadinya interaksi timbal
balik secara terbuka dan bertanggung jawab antar warga masyarakat dan
antar sesama warga masyarakat dengan pemerintah dalam memperoleh
informasi pembangunan dan hasil-hasilnya.
Dalam pedoman penerangan tahun 1993-1998 ditetapkan berbagai kebijaksanaan baik itu sistem, strategi, ruang lingkup operasional dan sebagainya. Kesemuanya itu dilaksanakan dalam rangka pendayagunaan media penerangan untuk menunjang suksesnya pembangunan.
A. Sistem Penerangan Terpadu
Sistem penerangan yang ada adalah "sistem penerangan terpadu" yang berarti
meningkatkan gerak langkah operasi penerangan yang dilakukan dengan kerjasama yang lebih terarah antar aparat penerangan. Operasi penerangan terpadu meliputi
kerjasama yang erat antar unsur-unsur;
1) Di lingkunganDepartemen Penerangan
2) Departemen Penerangan dengan unsur penerangan pemerintah
3) Penerangan pemerintah dengan unsur penerimaan masyarakat
Untuk lebih menjamin terwujudnya keterpaduan kegiatan penerangan perlu adanya pokok operasi penerangan yang mencakup:
a. Latar belakang permasalahan
b. Tujuan penerangan
c. Materi penerangan
d. Pemilihan dan penggunaan media penerangan
Dengan adanya penerangan terpadu seperti diuraikan di atas akan dapat dihilangkan setidak-tidaknya memperkecil pemborosan-pemborosan yang disebabkan karena kesimpang siuran komunikasi. Untuk itu perlu dimantapkan sistem penerangan terpadu yang meningkatkan terciptanya koordinasi dan sinkronisasi di segala tingkatan.
B. Strategi Penerangan
Strategi penerangan suatu pola dasar pemikiran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Konsepsi strategi penerangan diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 45. Hal tersebut akan dicapai secara bertahap melalui pembangunan lima tahun yang berkesinambungan. Setiap tahap pembangunan memerlukan partisipasi masyarakat secara tepat dan bergairah.
Penerangan adalah tanggung jawab antara pemerintah dan masyarakat agar setiap warga negara memperoleh penerangan yang benar mengenai berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara fungsional dan operasional di dalam masyarakat juga terdapat lembaga-lembaga penerangan atau komunikasi sosial. Dengan demikian fungsi penerangan dilakukan oleh seluruh sistem penerangan dan secara fungsional sebagai penanggung jawab nasionalnya adalah Departemen Penerangan dengan didukung oleh departemen-departemen dan lembaga-lembaga serta lembaga komunikasi masyarakat sebagai subsistem integral.
C. Ruang Lingkup Operasi Penerangan
Ruang lingkup operasi penerangan mencakup seluruh masyarakat Indonesia
dengan berbagai masalah nasional yang dihadapi. Penerangan mengandung sifat
komunikatif sehingga perlu dikembangkan proses komunikasi secara timbal balik.
Karena penerangan merupakan lembaga pemerintah yang membina kehidupan bernegara dan berbangsa maka titik awal operasi penerangan ialah kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sasaran operasionalnya diarahkan untuk menanamkan pengertian seluruh
masyarakat sebagai pemberi dukungan dan berperan serta aktif terhadap kebijaksanaan pemerintah. Sasaran khalayak adalah seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional karena bangsa Indonesia merupakan anggota dalam pergaulan antar bangsa.
Materi operasional berdasarkan Pedoman Penerangan 1993-1998 dilaksanakan sesuai sasaran khalayak yang dibuat dalam bentuk paket:
1. Pangan
2. Sandang
3. Papan
4. Pendidikan
5. Kesehatan
6. Lapangan pekerjaan
7. Kependudukan dan keluarga berencana
8. Transmigrasi
9. Koperasi
10. Peranan wanita dan pemuda
11. Penggunaan hasil industri dalam negeri
12. Pariwisata
13. Lingkungan hidup
14. Hemat energi
15. Kesadaran hukum dan disiplin nasional
16. Pertahanan dan keamanan
17. Pemasyarakatan P4
18. Ekspor non migas
19. Pajak
20. Wawasan nusantara, ketahanan nasional dan bela negara
21. Hasil-hasil KTT nonblok
22. CitraIndonesia ke luar negeri
23. Pemasyarakatan pengawasan
24. Paket penerangan khusus
Departemen Penerangan sebagai salah satu komponen dalam pembangunan nasional ikut dalam mendukung dan mensukseskan usaha bangsa Indonesia di dalam mencapai cita-cita perjuangan yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila Sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari perjuangan bangsa. Departemen Penerangan didirikan beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan yang memiliki tugas dan fungsi sangat penting.
Secara fungsional Departemen Penerangan adalah penyelenggara sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang penerangan. Jadi komunikasi dan informasi pada masyarakat menjadi tugas fugsional Departemen Penerangan. Untuk itulah maka pembinaan segala macam media komunikasi massa dan pengelolaan berbagai media massa menjadi tanggung jawab Departemen Penerangan. Secara umum Departemen Penerangan memberi motivasi dan persuasi kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional agar masyarakat menjadi paham dan tersentuh hatinya untuk turut aktif dalam mensukseskan pembangunan secara motivatif dan persuatif Departemen Penerangan memberi informasi mengapa masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi dalam pembangunan.
Selanjutnya menjadi tugas instansi-instansi sektoral dalam memberi informasi bagaimana sesuatu hal yang persis harus dilaksanakan. Kemudian Departemen Penerangan memberi bantuan sepenuhnya dengan perangkat keras maupun lunak yang dimilikinya agar informasi tersebut dapat diterima oleh masyarakat sebaik-baiknya Selanjutnya masyarakat memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam turut menjaga kelancaran jalannya komunikasi di negeri kita Dengan media, keahlian dan pengalaman yang banyak terdapat dalam masyarakat. Masyarakat juga diharapkan turut memberi umpan balik yang akan sangat penting artinya bagi usaha mencapai efektivitas yang tinggi dan untuk menjaga agar semua kegiatan komunikasi dan informasi yang kita lakukan dapat mencapai sasaran dengan tepat
D. Media Massa Dalam Pembangunan.
1. Pengertian Media Massa
Leksikon komunikasi memberikan pengertian media massa sebagai "sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar".
Kata media massa berasal dari medium dan massa, kata "medium" berasal dari bahasa latin yang menunjukkan adanya berbagai sarana atau saluran yang diterapkan untuk mengkomunikasikan ide, gambaran, perasaan dan yang pada pokoknya semua sarana aktivitas mental manusia, kata "massa" yang berasal dari daerah Anglosaxon berarti instrumen atau alat yang pada hakikatnya terarah kepada semua saja yang mempunyai sifat massif. Tugasnya adalah sesuai dengan sirkulasi dari berbagai pesan atau berita, menyajikan suatu tipe baru dari komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan fundamental dari masyarakat dewasa ini.
Media massa merupakan suatu penemuan teknologi yang luar biasa, yang memungkinkan orang untuk mengadakan komunikasi bukan saja dengan komunikan yang mungkin tidak pernah akan dilihat akan tetapi juga dengan generasi yang akan datang. Dengan demikian maka media massa dapat mengatasi hambatan berupa pembatasan yang diadakan oleh waktu, tempat dan kondisi geografis. Penggunaan media massa karenanya memungkinkan komunikasi dengan jumlah orang yang lebih banyak.
Setiap jenis media massa mempunyai sifat-sifat khasnya oleh karena itu penggunaannya juga harus diperhitungkan sesuai dengan kemampuan serta sifat-sifat khasnya.
Ditinjau dari perkembangan teknologi di bidang penyampaian informasi melalui media massa, media massa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Media massa modern
Yang dimaksud media massa modern adalah media massa yang menggunakan teknologi modern yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak adalah media massa yang dalam menyampaikan informasinya terlebih dulu harus dicetak menggunakan alat cetak. Media massa ini misalnya surat kabar, majalah, tabloid dll.
Media massa elektronik adalah media massa yang dalam menyampaikan informasinya menggunakan jasa listrik.Tanpa adanya listrik media massa ini tidak akan dapat berfungsi misalnya radio dan televisi.
b. Media massa tradisional
Media yang digunakan sebagai sarana penyampaian informasi pada jaman dulu, lebih banyak menggunakan media massa tradisional misalnya wayang, lawak, lenong, seni tradisional dll.
2. Fungsi Media Massa
Media massa secara mandiri maupun hanya sebagai penunjang memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Sebagai pemberi informasi
Dapat dilakukan sendiri oleh media Tanpa media sangatlah mustahil informasi dapat disampaikan secara tepat tanpa terikat waktu.
b. Sebagai pengambilan keputusan
Dalam hal ini media massa berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan di samping itu diharapkan adanya perubahan sikap kepercayaan norma-norma sosial. Oleh sebab itu dalam hal ini mekanisme komunikasi antar pribadi sangat berperan. Mass media berperan dalam menghantarkan informasi sebagai bahan diskusi, memperjelas masalah-masalah dan menyampaikan pesan-pesan para pemuka masyarakat.
c. Sebagai pendidik
Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa sedangkan bagian lain dikombinasikan dengan komunikasi antar pribadi (Eduard D, 1978:47). Menurut Chalkley media massa berfungsi untuk:
1. Memberitakan tentang fakta kehidupan ekonomi masyarakat,
2. Menginterpretasikan fakta tersebut agar dipahami oleh masyarakat itu,
3. Mempromosikan hal tersebut agar menyadari betapa serius masalah
pembangunan yang dihadapi dan memikirkan lebih lanjut masalah itu serta
mengantarkan masyarakat pada solusi-solusi yang mungkin ditempuh.
Menurut Crawford peranan media massa dalam pembangunan tidaklah independen sifatnya melainkan terbatas sebagai pemicu pembangunan bila faktor-faktor lain terdapat secara memadai. Hal ini menunjukkan komunikasi saja bukanlah suatu kondisi yang memadai bagi pembangunan akan tetapi kurangnya atau kegagalan komunikasi dapat saja menghambat pembangunan. Jadi komunikasi sendirian saja tidak akan menghasilkan pembangunan secara optimal (Depdikbud, 1997: 4)
Selain memiliki fungsi-fungsi tersebut media massa juga dapat melakukan hal-hal lain yang dapat berperan dalam melayani tugas-tugas pembangunan antara lain :
1. Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran
Banyak orang yang hidup dalam masyarakat tradisional menganggap seolah-olah media massa memiliki kekuatan gaib pada waktu pertama kali mengenal media massa. Seorang tokoh Afrika mengatakan bahwa media memiliki kekuatan gaib, karena media mampu membawa seseorang ke puncak bukit yang tinggi tanpa melintasi cakrawala. Media memiliki kekuatan gaib karena kemampuannya membuat orang melihat dan mengetahui tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya serta mengenai orang-orang yang belum pernah ditemuinya. Dengan demikian media mampu memperdekat jarak yang jauh serta memperjelas hal-hal yang kabur dan menjembatani peralihan antara masyarakat tradisional ke arah masyarakat modern.
2. Media massa dapat memusatkan perhati an
Dalam masyarakat modern, gambaran kita tentang lingkungan yang jauh, kita peroleh dari media. Masyarakat tradisional yang bergerak ke arah modernisasi juga mulai menggantungkan pengetahuannya pada media massa. Akibatnya pemikiran-pemikiran tentang apa yang penting, berbahaya, menarik dan sebagainya umumnya berasal dari media massa. Surat kabar, radio dan TV yang berperan sebagai pengawas di berbagai tempat harus memutuskan apa yang tepat untuk disiarkan.
3. Media massa mampu menumbuhkan aspirasi.
Media massa mampu menumbuhkan aspirasi sebagaimana dinyatakan oleh Daniel Lerner ketika radio Kairo menjangkau desa-desa terpencil melalui aspirasi pribadi yang ditumbuhkan hampir seluruh ide dapat diwujudkan karena didukung masyarakat.
Suatu kebijaksanaan baru akan menuntut persesuaian antara apa yang diinginkan masyarakat dengan apa yang mereka peroleh. Tanpa aspirasi yang meningkat tanpa merangsang masyarakat bekerja untuk hidup yang lebih baik akan bekerja sulit sekali mewujudkan pembangunan.
4. Media massa mampu menciptakan suasana membangun
Kita dapat menyimpulkan bahwa melalui peranan media menyebar di luar kelas sebagai alat pendidikan. Di tempat dimana sekolah dan guru langka jumlahnya, media telah membuktikan kemampuannya memikul sebagian besar tugas pendidikan terutama di bidang pendidikan orang-orang dewasa serta pemberantasan buta huruf. Media massa merupakan alat komunikasi yang dapat berfungsi untuk memotivasi perlunya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Karenanya dengan penyampaian informasi, gagasan, inovasi dan pendapat, media massa berusaha memberi motivasi kepada komunikan sehingga terjadi perubahan diri. Untuk itu media massa hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Pesan atau ajakan yang disampaikan harus dapat menimbulkan perasaan tertentu pada masyarakat;
b. Pesan atau ajakan itu hendaknya berisi lambang-lambang atau tanda-tanda
komunikasi sesuai dengan daya tangkap, daya serap dan daya nilai sebagian besar masyarakat terutama golongan masyarakat yang dituju;
c. Pesan atau ajakan itu membangkitkan kebutuhan dan keinginan tertentu pada sasaran dan kemudian menyarankan upaya untuk pemenuhan harapan masyarakat;
d. Pesan itu membangkitkan harapan komunikan.
Dengan demikian pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat memberikan motivasi untuk berpartisipasi atau untuk mengubah diri.
Dalam kaitannya secara khusus dengan lingkungan, berdasarkan makalah Koesnadi Hardjasoemantri yang berjudul “Peranan Hukum Lingkungan Dalam Tatanan Masa Depan Indonesia", media massa merupakan salah satu pendukung lingkungan dalam meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat. Peranan media massa sendiri adalah sebagai sarana sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dengan tujuan agar masyarakat memahami hak dan kewajibannya Bentuk sosialisasinya adalah dengan mengadakan rubrik berkala untuk media cetak, misalnya setiap bulan, tentang peraturan lingkungan hidup, maupun media elektronikanya, termasuk radio, melalui acara berkala, misalnya setiap bulan, tentang peraturan lingkungan hidup.
3. Media Massa Dalam Pembangunan
Peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (agent of social change) atau membantu memperkenalkan perubahan sosial. Dalam hal ini media massa dapat dimanfaatkan untuk merangsang proses pengambilan keputusan, memperkenalkan usaha modernisasi dan membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat yang modern serta menyampaikan pada masyarakat program-program pembangunan nasional.
Proses terjadinya perubahan dapat berjalan lambat atau cepat seperti yang ditujukkan oleh sejarah. Kontak antar budaya yang berbeda menimbulkan perubahan-perubahan pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan secara berangsur-angsur. Perubahan dapat pula terjadi dengan cepat manakala bangsa penakluk memaksakan pola budaya mereka pada bangsa yang dikalahkan.
Jenis perubahan yang diinginkan oleh sebagian besar bangsa-bangsa adalah perubahan yang lebih cepat daripada perubahan sejarah, lebih lunak dari proses yang dilakukan secara paksaan. Pembangunan diharapkan terlaksana secara sukarela dan setiap individu dapat mengambil bagian di dalamnya dan informasi tentang pembangunan diterima secara merata. Sikap paksaan dalam pembangunan diganti oleh sikap membujuk dan memberikan kesempatan partisipasi pada setiap anggota masyarakat di samping itu arus informasi ditingkatkan. Ada 3 dimensi efek komunikasi massa yaitu :
1. Kognitif meliputi kesadaran belajar dan tambahan pengetahuan
2. Afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan atitud (sikap)
3. Konotatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
Meskipun dimensi-dimensi efek di dalam berhubungan satu sama lain ketiganya juga mendapatkan satu sama lain mereka terjadi dalam berbagai sekuen dan perubahan dalam satu dimensi tidak perlu diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnya sebagai bentuk meningkatnya pengetahuan tentang suatu isu tidak selalu diikuti oleh perubahan (Amri Jahi, 1988: 17)
Pada dasarnya mekanisme suatu perubahan sifatnya sederhana. Pertama, penduduk harus disadarkan akan arti penting suatu perubahan yang tak mungkin terwujud dengan mengandalkan kebiasaan-kebiasaan dan sikap sekarang. Kedua, perubahan itu harus ditunjang oleh sikap-sikap yang dekat sekali dengan usaha pemenuhan kebutuhan. Setiap bangsa yang ingin meningkatkan proses pembangunan harus menyadarkan seluruh masyarakatnya akan arti penting pembangunan dan memberi kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka di alam pembangunan. Selain itu memberikan fasilitas pada proses pengambilan keputusan serta membantu masyarakat mengenal kebiasaan-kebiasaan baru secara lancar sehingga mereka cepat merasakan hasilnya.
Memang harus kita akui bahwa di jaman Orde Baru ini peranan media massa sangat besar namun masih mempunyai kelemahan-kelemahan dalam menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara yaitu;
Prasarana dan sarana media massa yang digunakan akan menjadi tidak berarti jika khalayak yang dituju tidak dapat menerima pesan-pesan pembangunan yang disampaikan oleh karena terbatasnya daya jangkau media dan keterbatasan kepemilikan media massa.
1. Beragamnya bahasa yang digunakan sebagai pengantar di suatu wilayah. Hal ini menjadi kendala dalam usaha menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang dapat menerima informasi yang bermanfaat dalam usaha pembangunan.
2. Masyarakat yang menerima informasi sangat beragam tingkat pendidikan dan atitudnya sehingga. pesan-pesan pembangunan yang harus disampaikan oleh media massa dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi mudah untuk dipahami supaya dapat menimbulkan perubahan atitud dan perilaku,
Dengan demikian secara prinsip kita dapat menyimpulkan peranan media komunikasi massa dalam pembangunan yaitu; Media massa merangsang proses pengambilan keputusan.
1. Media massa dapat memperkenalkan usaha-usaha modernisasi dengan tujuan mengubah kebiasaan, sikap, pola pikir yang jelek menjadi baik.
2. Media massa sebagai alat penyampaian pada masyarakat program-program
pembangunan nasional (Eduard D, 1978).