2.1 Kamera

Kamera diciptakan pertama kali pada sebelum abad X, yang disebut kamera obskura (obscura camera), berasal dari bahasa Latin yang berarti “kamar digelapkan”. Kamera ini berupa sebuah kamar kecil dengan sebuah lubang pada salah satu dindingnya. Lubang itu akan menyebarkan sinar cahaya yang berasal dari pantulan benda di luar kamar sehingga mengenai dinding di hadapan lubang dan membentuk bayangan benda yang terbalik.
Kamera modern bekerja dengan prinsip dasar sama seperti kamera obskura tetapi sebagai pengganti bayangan yang dipantulkan pada dinding, bayangan tersebut dipantulkan dan direkam pada media perekam seperti film atau media digital seperti sensor Charge Coupled Device (CCD) atau sensor Complementary Metal Oxide Semiconductor (CMOS).

2.2 Bagian-bagian Kamera
Kamera sederhana maupun kamera modern mempunyai bagian-bagian dasar yang sama, yaitu :
1. Sebuah kotak tertutup, untuk menjaga agar cahaya yang yang tidak dikehendaki tidak dapat masuk.
2. Sebuah lensa positif, untuk membentuk bayangan nyata dan diperkecil dari suatu objek..
3. Pembuka lensa (aperture) yang dinyatakan dalam fstop, untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, juga berfungsi sebagai penghalang cahaya.
4. Waktu buka shutter (kecepatan shutter), untuk mengatur lamanya cahaya yang mengenai lensa.
5. Sebuah pencari sasaran (viewfinder), yang memungkinkan untuk melihat objek yang akan dipotret.
Bagian utama dari kamera adalah lensa positif. Lensa positif dibuat dari kaca optik, yang membelokkan cahaya untuk membentuk bayangan. Lensa positif biasanya mempunyai jarak fokus normal, pendek, dan panjang. Lensa positif dengan panjang fokus 50 mm merupakan lensa normal untuk kamera film 35 mm (kamera dengan ukuran film 35 mm).





Gambar 2.1. Sudut pandang (θ) tergantung pada jarak fokus lensa (f)

Jarak fokus sebuah lensa mempengaruhi sudut pandang. Semakin besar jarak fokus maka sudut pandang akan semakin kecil. Lensa dengan panjang fokus 50 mm mempunyai sudut pandang 47o. Lensa dengan sudut pandang jauh lebih besar dari 47o dianggap sebagai sudut lebar. Lensa ini memperlihatkan berbagai benda pada daerah pandang yang lebar. Dengan jarak fokus yang lebih pendek atau sudut pandang semakin lebar, maka horizon akan menjadi lebih luas. Pada lensa dengan jarak fokus besar yang mempunyai sudut pandang sempit, yaitu kurang dari 47o dapat menghasilkan bayangan cukup besar dari sasaran yang jauh.
Sebuah lensa dapat melewatkan cukup cahaya selama suatu interval waktu tertentu untuk membentuk suatu bayangan benda yang menjadi objek. Jumlah cahaya yang masuk dan mengenai media perekam gambar dapat diatur dengan dua cara, yaitu: mengatur waktu buka shutter yang masuk melalui lensa dan mengatur nilai fstop. Pada kamera dengan refleks lensa tunggal (single lens refleks), terdapat sebuah cermin yang memantulkan cahaya melalui lensa sebelah atas ke prisma dan keluar dari pencari obyek pandang. Pada saat pemotretan, cermin akan bergerak sehingga memberi jalan cahaya untuk menyinari media perekam. Ketukan khusus saat pemotretan terjadi merupakan suara dari gerak cermin.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang tajam, pemotretan harus dilakukan dengan fokus lensa yang tepat. Pengaturan fokus lensa kamera dapat dilakukan secara otomatis maupun manual. Untuk memfokus sasaran yang jauh, lensa digerakkan ke belakang mendekati media perekam gambar, sebaliknya untuk sasaran yang dekat, lensa digerakkan ke depan menjauhi media perekam gambar.







Gambar 2.2 Pembentukan bayangan pada kamera

2.3 Jenis-jenis Kamera
Jenis kamera modern yang paling sederhana adalah kamera film biasa. Kamera ini mempunyai sebuah jendela kecil untuk menerima cahaya dan sebuah lensa dengan fokus tetap. Kamera ini tidak dapat menghasilkan kualitas gambar yang baik karena tidak menyediakan penggantian lensa dan pengaturan cahaya.
Kamera jenis lain adalah kamera Polaroid. Pada kamera film, untuk pencetakan foto, film harus dikeluarkan dari kamera untuk diproses, tetapi pada kamera Polaroid hasil gambar langsung dapat dilihat pada kertas film yang telah dipasang di dalam kamera Polaroid.
Dengan berbagai kemajuan teknologi, media perekaman bayangan pada kamera saat ini telah dikembangkan dengan menggunakan teknologi chip yang dikenal sebagai kamera digital. Gambar hasil pemotretan pada kamera digital ini direkam dalam data digit, kemudian dikonversikan dengan teknologi ADC (analog to digital converters) sehingga dapat terbentuk gambar digital.
Kamera digital dirancang sedemikian rupa sehingga dalam proses pemotretan, pengaturan untuk mendapatkan gambar dengan kualitas tinggi dapat dilakukan secara langsung, sedangkan pada kamera konvensional, pengaturan sangat terbatas. Keuntungan kamera digital daripada kamera konvensional adalah lebih cepat untuk melihat hasil pemotretan sehingga dapat mengulangi kembali jika hasil tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan, dapat langsung dicetak, penyimpanan pada digital media yang lebih murah dibandingkan dengan film, dan dengan teknologi chip CCD dan resolusi yang tinggi memungkinkan kamera digital untuk digunakan pada berbagai bidang seperti art, komersial, dan penelitian sains.