1.Pengertian logam berat
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim (Wilson, 1988). Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).
2.Kadmium (Cd)
Kadmium adalah logam yang digunakan dalam industri pelapisan emas, baterai dan dalam pigmen yang digunakan pada tinta, cat, plastik, karet. Logam ini juga ada secara alami dan juga ada dalam makanan meskipun dalam jumlah yang sedikit diserap oleh usus 5-8 %. Bagaimanapun lebih dari 40 % dari debu yang terhirup terabsorbsi oleh logam kadmium, karena itu kehadiran kadmium dalam rokok sigaret sangat signifikan (Timbrell, 1996).
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim (Wilson, 1988). Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).
2.Kadmium (Cd)
Kadmium adalah logam yang digunakan dalam industri pelapisan emas, baterai dan dalam pigmen yang digunakan pada tinta, cat, plastik, karet. Logam ini juga ada secara alami dan juga ada dalam makanan meskipun dalam jumlah yang sedikit diserap oleh usus 5-8 %. Bagaimanapun lebih dari 40 % dari debu yang terhirup terabsorbsi oleh logam kadmium, karena itu kehadiran kadmium dalam rokok sigaret sangat signifikan (Timbrell, 1996).
Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya ada satu jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite ini sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd biasanya merupakan produksi sampingan dari peristiwa peleburan bijih-bijih seng (Zn). Biasanya pada konsentrat bijih Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 % logam Cd (Palar, 1994).
Menurut Palar (1994) seperti halnya unsur-unsur kimia lainnya terutama golongan logam Cd mempunyai sifat fisika dan kimia tersendiri. Berdasarkan pada sifat-sifat fisikanya Cd merupakan logam yang lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya jika berada dalam udara yang basah atau lembab serta akan cepat mengalami kerusakan bila dikenai uap ammonia (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2). Sedangkan berdasar pada sifat-sifat kimianya, logam Cd didalam persenyawaan yang dibentuknya pada umumnya mempunyai bilangan valensi 2-, sangat sedikit yang mempunyai bilangan valensi 1+.
3.Toksisitas Kadmium (Cd)
Logam memiliki tendensi untuk bioakumulasi (Wilson, 1988). Keracunan yang disebabkan oleh kadmium dapat bersifat akut dan keracunan kronis. Di Jepang terjadi peristiwa keracunan oleh logam kadmium yang menyebabkan terjadinya kerapuhan pada tulang-tulang penderita (Itai-itai diseases). Keracunan akut yang disebabkan oleh kadmium sering terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam ini. Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi karena para pekerja terkena paparan uap logam kadmium atau CdO. Gejala-gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam kadmium adalah timbulnya rasa sakit dan panas pada dada (Palar, 1994). Menurut Timbrell (1996) kadmium memiliki banyak efek toksik diantaranya kerusakan ginjal dan karsinogenik pada hewan yang menyebabkan tumor pada testis. Akumulasi logam kadmium dalam ginjal membentuk komplek dengan protein. Waktu paruh dari kadmium dalam tubuh 7-30 tahun dan menembus ginjal terutama setelah terjadi kerusakan. Kadmium bisa juga menyebabkan kekacauan pada metabolisme kalsium yang pada akhirnya mengalami kekurangan kalsium pada tubuh dan menyebabkan penyakit osteomalacia (rasa sakit pada persendian tulang belakang, tulang kaki) dan bittlebones (kerusakan tulang).
Menurut Palar (1994) seperti halnya unsur-unsur kimia lainnya terutama golongan logam Cd mempunyai sifat fisika dan kimia tersendiri. Berdasarkan pada sifat-sifat fisikanya Cd merupakan logam yang lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya jika berada dalam udara yang basah atau lembab serta akan cepat mengalami kerusakan bila dikenai uap ammonia (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2). Sedangkan berdasar pada sifat-sifat kimianya, logam Cd didalam persenyawaan yang dibentuknya pada umumnya mempunyai bilangan valensi 2-, sangat sedikit yang mempunyai bilangan valensi 1+.
3.Toksisitas Kadmium (Cd)
Logam memiliki tendensi untuk bioakumulasi (Wilson, 1988). Keracunan yang disebabkan oleh kadmium dapat bersifat akut dan keracunan kronis. Di Jepang terjadi peristiwa keracunan oleh logam kadmium yang menyebabkan terjadinya kerapuhan pada tulang-tulang penderita (Itai-itai diseases). Keracunan akut yang disebabkan oleh kadmium sering terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam ini. Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi karena para pekerja terkena paparan uap logam kadmium atau CdO. Gejala-gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam kadmium adalah timbulnya rasa sakit dan panas pada dada (Palar, 1994). Menurut Timbrell (1996) kadmium memiliki banyak efek toksik diantaranya kerusakan ginjal dan karsinogenik pada hewan yang menyebabkan tumor pada testis. Akumulasi logam kadmium dalam ginjal membentuk komplek dengan protein. Waktu paruh dari kadmium dalam tubuh 7-30 tahun dan menembus ginjal terutama setelah terjadi kerusakan. Kadmium bisa juga menyebabkan kekacauan pada metabolisme kalsium yang pada akhirnya mengalami kekurangan kalsium pada tubuh dan menyebabkan penyakit osteomalacia (rasa sakit pada persendian tulang belakang, tulang kaki) dan bittlebones (kerusakan tulang).