PERKEMBANGAN PRENATAl, NATAL, DAN
POSNATAL
Perkembangan Prenatal
a. Perode Germinal
Periode awal atau germinal (germinal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira- kira 10 hari setelah pembuahan.
b. Periode Embrionis
Periode embrionis (embryonic period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ- organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati didnding peranakan, sel- selnya membentuk tiga lapisan. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung, mata, dll). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian permukaan.
c. Periode Fetal
Periode fetal (fetal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira- kira 3 inci dan beratnya kira- kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula dengan lengan atas, lengan bagian bawah, tangan, dan tungkai serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki- laki atau perempuan. Pada akhir bulan keempat janin telah bertumbuh hingga 5 ½ inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat; gerakan- gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira- kira 10 hingga 12 inci dan beratnya ½ hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk – kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira- kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga satu pon lagi. Mata dan kelopak mata benar- benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2½ hingga 3 pon. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin bertumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi – kira- kira 4 pon. Ketika lahir, rata- rata bayi Amerika beratnya 7 hingga 7½ pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua bulan terakhir, lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ – jantung dan ginjal, misalnya berjalan.
Faktor- Faktor yang Membahayakan Perkembangan Prenatal
Keadaan Gizi Ibu Hamil
Keadaan Emosional
Berikutnya adalah beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, yang dapat dikelompokkan menjadi faktor umum dan faktor spesifik.
a. Faktor Umum
Usia Ibu
Dua periode waktu yang amat penting untuk diperhatikan ialah masa remaja dan pada usia 30-an ke atas.
Faktor Rh
Faktor Rh adalah suatu protein yang diwariskan yang ditemukan pada 85 persen manusia. Kesulitan akan timbul bila seorang suami mempunyai faktor Rh (Rh positif) sedangkan istrinya tidak (Rh negatif). Jika darah janin yang Rh positif berhubungan dengan darah ibu di plasenta, maka protein Rh akan menyebabkan sistem kekebalan ibu membuat antibodi untuk memusnahkan protein asing itu. Antibodi ini akan memusnahkan sel darah merah janin, suatu keadaan yang disebut eritroblastosis, yang berakhir dengan kematian janin
b. Faktor Khusus
Penyakit
Penyakit atau infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan kelainan. Penyakit dan infeksi dapat pula menyebabkan kerusakan selama proses kelahiran itu sendiri. Rubella ialah suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan prakelahiran. Penyakit rubella dapat menyebabkan keguguran, prematuritas, tuli, dan buta. Cacat pada jantung, hati, dan pankreas, serta keterbelakangan mental. Rubella sangat berbahaya dalam trismester pertama kehamikan, di mana kemungkinan kecacatan 50 persen, sedangkan dalam trismester kedua dan ketiga ia dianggap tidak berbahaya. Sifilis (penyakit yang tertular melalui hubungan kelamin) lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran -4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Selain mempengaruhi organogenesis, seperti yang terjadi pada campak rubella, sifilis merusak organ setelah organ terbentuk. Kerusakan meliputi luka mata, yang dapat menyebabkan kebutaan, dan luka kulit. Ketika sifilis muncul pada saat kelahiran, masalah- masalah lain yang melibatkan sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi.
Obat- obatan
Thalidomide
Alkohol
Narkotika
Rokok
Aspirin
Ancaman Lingkungan
Salah satu akibat dari industrialisai adalah manusia makin terpapar kepada toksin- toksin yang terdapat dalam makanan, air, dan udara. Sinar X juga dapat menyebabkan leukemia, mikrosefali, katarak, keguguran, kekerdilan, dan kematian janin. Dosis sinar X yang biasa dipakai dalam dunia kedokteran masih berada dalam batas- batas aman. Namun sebaiknya wanita hamil hendaknya sesedikit mungkin mengalami penyinaran. Begitu pula sinar lain seperti yang dipancarkan dari mikrowave, perlu diwaspadai.
Beberapa jenis pekerjaan juga cukup berbahaya bagi wanita hamil. Wanita pekerja di pabrik alat listrik atau logam lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi prematur atau rendah berat badannya (Sanjose, Roman, & Beral, 1991). Bekerja terlalu berat juga mempunyai dampak buruk kepada kehamilan.
Pengaruh Ayah
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa jantan yang diberi narkotika, alkohol dan kafein akan menghasilkan keturunan yang cacat. Begitu pula halnya dengan toksin.
Natal
Kelahiran atau persalinan adalah suatu proses yang sulit baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dapat berlangsung selama 4-24 jam. Kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu awal tetapi dapat juga dikatakan sebagai berakhirnya suatu proses panjang, suatu klimaks dari seluruh kejadian yang dimulai sejak saat fertilisaai sampai 9 bulan kemudian yaitu selama janin tumbuh dalam rahim ibu. Persalinan terjadi setelah masa kehamilan lebih kyrang 280 hari. Proses kelahiran ditandai dengan adanya kontraksi rahim yang teratur yang berlangsung antara 15-25 detik setiap kontraks
Tahap Kelahiran
a. Tahap Pertama
Tahap ini adalah tahap yang terlama yaitu antara 12- 24 jam, khususnya bagi kelahiran pertama. Tahap ini dimulai dengan kontraksi rahim yang mula- mula frekuensinya jarang dan lemah, tetapi makin mendekati saat kelahiran frekuensinya makin bertambah cepat dan makin kuat. Kontraksi rahim ini bertujuan untuk mendorong bayi ke arah saluran peranakan. Bersamaan dengan itu terjadi dua proses penting yang lain. Serfiks yaitu mulut rahim yang biasanya tebal dan menutup rapat saat ini mulai membuka. Pada tahap pertama ini serfiks harus mulai membuka seperti layaknya sebuah lensa pada kamera (disebut pelebaran) dan juga merata. Serfiks harus terbuka merata (kurang lebih 10 cm pada kebanyakan wanita) sebelum bayi lahir. Umumnya, pada akhir dari tahap pertama ini, serfiks membuka sebesar 7-8 cm.
b. Tahap Kedua
Tahap ini sering disebut sebagai kelahiran, yaitu saat keluarnya bayi dari saluran peranakan. Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim da saluran peranakan. Tahap ini berakhir ketika bayi benar- benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira- kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira- kira selama satu menit.
c. Tahap Ketiga
Setelah kelahiran ialah tahap ketiga; pada waktu inilah ari- ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir ini adalah tahap yang paling pendek dari tiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa menit.
Metode Persalinan
a. Persalinan secara Alamiah dan Dipersiapkan
Calon ibu dipersiapkan untuk melahirkan secara alamiah. Untuk mengurangi rasa takut, calon ibu diberi pengetahuan tentang faal alat reproduksi dan proses persalinan serta dilatih mengatur pernafasan, relaksasi dan kebugaran jasmani.
b. Persalinan dengan Pembiusan
Calon ibu dibius secara total atau sebagian dengan analgesik (penghilang rasa sakit). Beberapa penelitian membuktikan bahwa cara ini membawa akibat pada perkembangan anak. Anak yang dilahirkan dengan metode ini perkembangannya lebih lambat ketimbang anak yang lahir secara alamiah. Karena itu, penggunaan metode ini perlu pertimbangan yang matang agar tidak merugikan anak.
c. Persalinan Bedah Cesar
Pembedahan cesar (cesarean Section) ialah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim melalui pembedahan. Pembedahan cesar bisanya dilaksanakan jika bayi berada dalam posisi sungsang, jika bayi terletak melintang di dalam peranakan, jika kepala bayi terlalu besaruntuk melewati pinggul ibu, jika bayi mengalami komplikasi, atau vagina ibu mengalami pendarahan. Melahirkan melalui pembedahan cesar lebih aman bagi bayi, tetapi bagi sang ibu operasi ini beresiko lebih tinggi tingkat infeksinya, lebih lama tinggal di rumah sakit, lebih mahal biayanya, dan stres yang menyertai pembedahan adalah konsekuensi dari cara melahirkan melalui pembedahan cesar.
Komplikasi Melahirkan
Biasanya persalinan adalah suatu proses alamiah dan bayi yang dilahirkan umumnya sehat. Namun berbagai hal seperti posisi janin dalam rahim, proses dan saat kelahiran yang kurang tepat, atau penggunaan obat- obatan dapat menyebabkan bayi mengalami komplikasi dan bahkan cacat seumur hidup.
a. Sungsang
Posisi terbalik atau sungsang (breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang menyebabkan bokong merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan. Secara normal, kepala bayi muncul terlebih dahulu melalui lubang kemaluan, tetapi 1 dari setiap 25 orang bayi, kepala tidak muncul terlebih dahulu. Kepala bayi sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya di luar, yang dapat menyebabkan masalah pernafasan. Beberapa bayi sungsang tidak dapat dikeluarkan melalui leher rahim dan harus dilahirkan melalui pembedahan cesar.
b. Anoxia
Komplikasi lain adalah anoxia, yaitu kekurangan oksigen dalam waktu yang cukup lama. Penyebabnya beraneka ragam.
c. Prematuritas
Prematuritas atau bayi yang lahir lebih cepat tiga minggu atau lebih dari waktu kelahiran normal dan mempunyai berat badan di bawah 2500 gram. Semua bayi yang lahir di bawah 2500 gram dikategorikan sebagai bayi prematur. Sebetulnya ada dua macam prematuritas. Yang pertama adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram namun saat kelahirannya dekat dengan perkiraan. Sedangkan yang kedua adalah bayi yang lahir lebih cepat dari waktu yang diperkirakan dan berat tubuhnya dibawah 2500 gram. Bayi- bayi prematur ini memperlihatkan perkembangan fisik yang kurang matang, seperti pentil buah dadanya belum kelihatan, dan jika ia laki- laki, testisnya belum turun ke dalam skrotum. Refleks- refleksnya belum sempurna. Namun kekurangan- kekuranga ini dapat diatasi jika bayi memperoleh perawatan yang baik di rumah sakit dan ia dimasukkan ke dalam inkubator.
Postnatal
Hakikat Periode Pascakelahiran
Periode pascakelahiran ( postpartal period) juga disebut ”postpartum period” ialah periode setelah kelahiran bayi atau persalinan. Ini adalah masa di mana si ibu menyesuaikan diri, baik fisik maupun psikologis, dengan proses pengasuhan anak. Periode ini berlangsung kira-kira selama 6 minggu atau hingga tubuh menyelesaikan penyesuaian dirinya dan kembali ke keadaan yang mirip dengan sebelum kehamilan.
Periode pascakelahiran sebagai ”trisemester ke-empat.” Walaupun rentang waktu peride pascakelahiran tidak perlu mencakup 3 bulan. Metode persalinan dan keadaan sekeliling persalinan mempengaruhi kecepatan tubuh perempuan menyesuaikan diri kembali selama periode pascakelahiran. Periode pascakelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri, yaitu:
Bayi harus diurus
Ibu harus pulih kembali dari persalinan anak
Ibu harus belajar bagaimana merawat bayi
Ibu perlu belajar merasa puas/bahagia terhadap dirinya sendiri sebagaiseorang ibu
Ayah perlu belajar bagaimana mengurus istrinya yang sedang dalam proses pemulihan
Ayah perlu belajar bagaimana merasa puas terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ayah.
Penyesuaian fisik
Tubuh perempuan melakukan berbagai penyesuaian fisik pada hari-hari dan minggu-minggu pertama setelah kelahiran anak. Involusi (involution) ialah proses kembalinya peranakan ke ukurannya sebelum kehamilan 5 atau 6 minggu setelah kelahiran.Setelah kelahiran, berat peranakan 2 hingga 3 pon.pada akhir 5 atau 6 minggu, berat peranakan 2 hingga 3½ ons dan ini telah kembali ke ukurannya sebelum kehamilan. Sehingga, merawat bayi menolong mengkontraksikan peranakan pada tingkat yang cepat.
Ketika ari-ari dilahirkan, tingkat estrogen dan progesterone menurun cepat dan tetap rendah hingga indung telur mulai memproduksi hormon lagi. Perempuan kemungkinan akan mulai haid lagi dalam 4 hingga 8 minggu kalau ia tidak menyusui. Kalau ia menyusui, ia mungkin tidak haid selama beberapa bulan, walaupun pembuahan dapat terjadi selama waktu ini. Beberapa periode haid pertama menyusul persalinan dapat lebih berat dari biasanya, tetapi akan segera normal kembali.
Apabila perempuan terlibat secara teratur dalam olahraga pengkondisian selama kehamilan, olahraga akan menolongnya memulihkan kontur tubuh dan kekuatannya selama periode pascamelahirkan.
Penyesuaian Emosional dan Psikologis
Naik-turunnya emosi lazim bagi ibu pada periode pascamelahirkan.Naik-turunnya emosi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor:
Perubahan hormon
Kelelahan
Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang baru lahir, atau
Waktu dan tuntutan yang ekstensif yang terlibat dalam perawatan bayi yang baru lahir.
Bagi beberapa perempuan, naik-turunnya emosi hilang dalam beberapa minggu setelah persalinan dan merupakan aspek kecil dari keibuan mereka. Bagi ibu-ibu yang lain, naik-turunnya emosi ini dapat berakhir lebih lama dan dapat menghasilkan perasaan cemas, depresi, dan kesulitan mengatasi stres.Berikut ini beberapa tanda yang dapat menunjukkan kebutuhan akan konseling profesional tentang penyesuaian pascamelahirkan:
Kecemasan yang berlebihan
Depresi
Perubahan selera makan yang luar biasa
Serangan tangis (gampang menangis)
Tidak dapat tidur
Penyesuaian lain bagi ibu dan bagi ayah ialah waktu dan pikiran yang dihabiskan untuk menjadi orangtua yang berkompeten bagi si bayi. Perhatian khusus dalam relasi orangtua-bayi ialah ikatan (bonding), yakni terjadinya kontak yang erat, khususnya fisik, anatara orangtua dan bayi yang baru lahir dalam periode setelah kelahiran. Orangtua dan bayi perlu membentuk suatu kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan.
Bayi-bayi yang lahir sebelum waktunya dipisahkan dari ibu mereka lebih lama daripada bayi yang lahir tepat pada waktunya.Sehingga, hal ini semakin mempersulit mereka dalam membangun ikatan. Sebenarnya, bentuk ekstrim hipotesis ikatan-bahwa bayi yang baru lahir harus memiliki kontak yang dekat dengan ibu pada hari-hari pertama kehidupan untuk berkembang secara optimal-adalah tidak benar.Namun demikian, kelemahan penelitian ikatan ibu-bayi seharusnya tidak mencegah ibu-ibu agar tetap termotivasi dan berinteraksi dengan bayi mereka pada periode pascamelahirkan, karena kontak semacam itu memberikan kepuasan bagi banyak ibu.
Bayi baru juga mengubah relasi ibu dan relasi ayah dengan satu sama lain. Dalam beberapa hal, orangtua baru harus mempertimbangkan komitmen yang mana yang mereka pikir paling penting, dan mana yang harus dikurangi waktunya atau dibatalkan. Bantuan dari saudara, teman-teman, dan pengasuh bayi dapat menolong orangtua baru mengisi waktu mereka dengan beberapa kegiatan yang pernah mereka nikmati sebelumnya.
Suatu persoalan khusus bagi banyak ibu baru ialah apakah mereka harus tinggal di rumah dengan bayi atau kembali bekerja. Beberapa ibu ingin kembali bekerja secepat mungkin setelah bayi lahir atau sampai bayi berumur beberapa bulan dan ada juga ibu-ibu yang lain ingin tinggal di rumah selama setahun ataupun tidak bekerja lagi setelah melahirkan.
Bayi yang Baru Lahir
Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai panjang 50 centimeter dan berat badan ±3 kilogram. Kulitnya halus, kepalanya relatif besar, hidung pesek, dahi lebar dan rahangnya agak mundur. Bentuk umum ini dengan cepat berubah sesuai dengan ciri-ciri pribadi.
Bayi yang baru lahir kesannya kurang menarik karena mereka belum mampu berbuat macam-macam kecuali tidur, makan, dan menangis. Sebenarnya tidak demikian, karena jika kita perhatikan dengan seksama dan apabila kita mampu menilai, maka kita akan menemukan berbagai hal yang menarik.
Refleks
Bayi yang baru lahir memiliki hampir 100 macam refleks. Beberapa diantaranya berkaitan langsung dengan fungsi-fungsi vital, seperti bernapas, mengerdipkan mata, bersin, menghisap, menelan. Refleksi yang primitif seperti refleks Moro, refleks Babinski, dan refleks menggenggam tampaknya tidak mempunyai tujuan yang jelas dan diperkirakan sebagai sisa-sisa evolusi manusia. Pemunculan, kekuatan serta saat menghilangnya refleks-refleks primitif ini dapat dijadikan tanda mulai berfungsinya sistem persyarafan.
Kapasitas Penginderaan dan kapasitas belajar
Memang sulit menentukan kualitas kemampuan penginderaan awal yang dimiliki oleh bayi yang baru lahir karena mereka tidak dapat menuturkan kepada kita apa yang mereka alami. Namun dari berbagai riset ditemukan bahwa semua indera bayi yang baru lahir telah berfungsi dalam taraf tertentu. Segera setelah lahir, si bayi dapat melihat, mendengar, mencium, mendengar, mengecap, dan merasakan perabaan. Bayi yang baru lahir juga dapat belajar, yaitu merubah perilakunya berdasarkan pengalaman.
Tingkat kesadaran
Perilaku bayi yang baru lahir diberi klasifikasi yang didasarkan kepada tingkat kesadarannya. Tingkat-tingkat itu adalah; tidur, mengantuk, bangun tetapi diam saja, bangun bergerak aktif, dan menangis. Keadaan itu sangat tergantung kepada variasi biologis, seperti rasa lapar dan siklus tidur-bangun. Lama berlangsungnya tiap-tiap tingkat kesadarn itu, berbeda bagi setiap bayi dan akan berubah dengan perjalanan usia. Salah satu karakteristik yang menonjol pada bayi yang baru lahir adalah masa tidur yang panjang yang terdiri dari serangkaian masa tidur yang pendek. Pola ini secara perlahan-lahan akan berubah. Sebagai contoh, seorang bayi yang baru lahir, tidur sepanjang 17 jam sehari, sedangkan seorang anak berusia 3-5 tahun tidur selama 11 jam sehari. Dalam perkembangannya, frekuensi tidur bayi akan berkurang sedangkan setiap kali tidurnya lebih lama, dengan waktu tidur yang paling lama adalah pada malam hari, suatu hal yang sangat melegakan bagi orangtuanya. Dengan berkurangnya tidur, maka masa bangun dimana ia sadar dan awas akan bertambah panjang. Dalam keadaan bangun ini, ia dapat diam (tak aktif), dan dapat pula aktif bergerak. Keadaan bangun dan diam tetapi awas itu dipandang sebagai suatu hal yang amat penting bagi perkembangan, karena dalam keadaan inilah ia sengaja mengamati lingkungan dan dari sini belajar mengenal dunia luar. Keadaan sadar dan aktif akan makin berkaitan dengan lingkungan sosial. Dengan cara inilah bayi akan menempuh urutan perkembangan yang sangat kompleks itu.
POSNATAL
Perkembangan Prenatal
a. Perode Germinal
Periode awal atau germinal (germinal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira- kira 10 hari setelah pembuahan.
b. Periode Embrionis
Periode embrionis (embryonic period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ- organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati didnding peranakan, sel- selnya membentuk tiga lapisan. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung, mata, dll). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian permukaan.
c. Periode Fetal
Periode fetal (fetal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira- kira 3 inci dan beratnya kira- kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula dengan lengan atas, lengan bagian bawah, tangan, dan tungkai serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki- laki atau perempuan. Pada akhir bulan keempat janin telah bertumbuh hingga 5 ½ inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat; gerakan- gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya.
Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira- kira 10 hingga 12 inci dan beratnya ½ hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk – kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira- kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga satu pon lagi. Mata dan kelopak mata benar- benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2½ hingga 3 pon. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin bertumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi – kira- kira 4 pon. Ketika lahir, rata- rata bayi Amerika beratnya 7 hingga 7½ pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua bulan terakhir, lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ – jantung dan ginjal, misalnya berjalan.
Faktor- Faktor yang Membahayakan Perkembangan Prenatal
Keadaan Gizi Ibu Hamil
Keadaan Emosional
Berikutnya adalah beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, yang dapat dikelompokkan menjadi faktor umum dan faktor spesifik.
a. Faktor Umum
Usia Ibu
Dua periode waktu yang amat penting untuk diperhatikan ialah masa remaja dan pada usia 30-an ke atas.
Faktor Rh
Faktor Rh adalah suatu protein yang diwariskan yang ditemukan pada 85 persen manusia. Kesulitan akan timbul bila seorang suami mempunyai faktor Rh (Rh positif) sedangkan istrinya tidak (Rh negatif). Jika darah janin yang Rh positif berhubungan dengan darah ibu di plasenta, maka protein Rh akan menyebabkan sistem kekebalan ibu membuat antibodi untuk memusnahkan protein asing itu. Antibodi ini akan memusnahkan sel darah merah janin, suatu keadaan yang disebut eritroblastosis, yang berakhir dengan kematian janin
b. Faktor Khusus
Penyakit
Penyakit atau infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan kelainan. Penyakit dan infeksi dapat pula menyebabkan kerusakan selama proses kelahiran itu sendiri. Rubella ialah suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan prakelahiran. Penyakit rubella dapat menyebabkan keguguran, prematuritas, tuli, dan buta. Cacat pada jantung, hati, dan pankreas, serta keterbelakangan mental. Rubella sangat berbahaya dalam trismester pertama kehamikan, di mana kemungkinan kecacatan 50 persen, sedangkan dalam trismester kedua dan ketiga ia dianggap tidak berbahaya. Sifilis (penyakit yang tertular melalui hubungan kelamin) lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran -4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Selain mempengaruhi organogenesis, seperti yang terjadi pada campak rubella, sifilis merusak organ setelah organ terbentuk. Kerusakan meliputi luka mata, yang dapat menyebabkan kebutaan, dan luka kulit. Ketika sifilis muncul pada saat kelahiran, masalah- masalah lain yang melibatkan sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi.
Obat- obatan
Thalidomide
Alkohol
Narkotika
Rokok
Aspirin
Ancaman Lingkungan
Salah satu akibat dari industrialisai adalah manusia makin terpapar kepada toksin- toksin yang terdapat dalam makanan, air, dan udara. Sinar X juga dapat menyebabkan leukemia, mikrosefali, katarak, keguguran, kekerdilan, dan kematian janin. Dosis sinar X yang biasa dipakai dalam dunia kedokteran masih berada dalam batas- batas aman. Namun sebaiknya wanita hamil hendaknya sesedikit mungkin mengalami penyinaran. Begitu pula sinar lain seperti yang dipancarkan dari mikrowave, perlu diwaspadai.
Beberapa jenis pekerjaan juga cukup berbahaya bagi wanita hamil. Wanita pekerja di pabrik alat listrik atau logam lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi prematur atau rendah berat badannya (Sanjose, Roman, & Beral, 1991). Bekerja terlalu berat juga mempunyai dampak buruk kepada kehamilan.
Pengaruh Ayah
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa jantan yang diberi narkotika, alkohol dan kafein akan menghasilkan keturunan yang cacat. Begitu pula halnya dengan toksin.
Natal
Kelahiran atau persalinan adalah suatu proses yang sulit baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dapat berlangsung selama 4-24 jam. Kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu awal tetapi dapat juga dikatakan sebagai berakhirnya suatu proses panjang, suatu klimaks dari seluruh kejadian yang dimulai sejak saat fertilisaai sampai 9 bulan kemudian yaitu selama janin tumbuh dalam rahim ibu. Persalinan terjadi setelah masa kehamilan lebih kyrang 280 hari. Proses kelahiran ditandai dengan adanya kontraksi rahim yang teratur yang berlangsung antara 15-25 detik setiap kontraks
Tahap Kelahiran
a. Tahap Pertama
Tahap ini adalah tahap yang terlama yaitu antara 12- 24 jam, khususnya bagi kelahiran pertama. Tahap ini dimulai dengan kontraksi rahim yang mula- mula frekuensinya jarang dan lemah, tetapi makin mendekati saat kelahiran frekuensinya makin bertambah cepat dan makin kuat. Kontraksi rahim ini bertujuan untuk mendorong bayi ke arah saluran peranakan. Bersamaan dengan itu terjadi dua proses penting yang lain. Serfiks yaitu mulut rahim yang biasanya tebal dan menutup rapat saat ini mulai membuka. Pada tahap pertama ini serfiks harus mulai membuka seperti layaknya sebuah lensa pada kamera (disebut pelebaran) dan juga merata. Serfiks harus terbuka merata (kurang lebih 10 cm pada kebanyakan wanita) sebelum bayi lahir. Umumnya, pada akhir dari tahap pertama ini, serfiks membuka sebesar 7-8 cm.
b. Tahap Kedua
Tahap ini sering disebut sebagai kelahiran, yaitu saat keluarnya bayi dari saluran peranakan. Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim da saluran peranakan. Tahap ini berakhir ketika bayi benar- benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira- kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira- kira selama satu menit.
c. Tahap Ketiga
Setelah kelahiran ialah tahap ketiga; pada waktu inilah ari- ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir ini adalah tahap yang paling pendek dari tiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa menit.
Metode Persalinan
a. Persalinan secara Alamiah dan Dipersiapkan
Calon ibu dipersiapkan untuk melahirkan secara alamiah. Untuk mengurangi rasa takut, calon ibu diberi pengetahuan tentang faal alat reproduksi dan proses persalinan serta dilatih mengatur pernafasan, relaksasi dan kebugaran jasmani.
b. Persalinan dengan Pembiusan
Calon ibu dibius secara total atau sebagian dengan analgesik (penghilang rasa sakit). Beberapa penelitian membuktikan bahwa cara ini membawa akibat pada perkembangan anak. Anak yang dilahirkan dengan metode ini perkembangannya lebih lambat ketimbang anak yang lahir secara alamiah. Karena itu, penggunaan metode ini perlu pertimbangan yang matang agar tidak merugikan anak.
c. Persalinan Bedah Cesar
Pembedahan cesar (cesarean Section) ialah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim melalui pembedahan. Pembedahan cesar bisanya dilaksanakan jika bayi berada dalam posisi sungsang, jika bayi terletak melintang di dalam peranakan, jika kepala bayi terlalu besaruntuk melewati pinggul ibu, jika bayi mengalami komplikasi, atau vagina ibu mengalami pendarahan. Melahirkan melalui pembedahan cesar lebih aman bagi bayi, tetapi bagi sang ibu operasi ini beresiko lebih tinggi tingkat infeksinya, lebih lama tinggal di rumah sakit, lebih mahal biayanya, dan stres yang menyertai pembedahan adalah konsekuensi dari cara melahirkan melalui pembedahan cesar.
Komplikasi Melahirkan
Biasanya persalinan adalah suatu proses alamiah dan bayi yang dilahirkan umumnya sehat. Namun berbagai hal seperti posisi janin dalam rahim, proses dan saat kelahiran yang kurang tepat, atau penggunaan obat- obatan dapat menyebabkan bayi mengalami komplikasi dan bahkan cacat seumur hidup.
a. Sungsang
Posisi terbalik atau sungsang (breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang menyebabkan bokong merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan. Secara normal, kepala bayi muncul terlebih dahulu melalui lubang kemaluan, tetapi 1 dari setiap 25 orang bayi, kepala tidak muncul terlebih dahulu. Kepala bayi sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya di luar, yang dapat menyebabkan masalah pernafasan. Beberapa bayi sungsang tidak dapat dikeluarkan melalui leher rahim dan harus dilahirkan melalui pembedahan cesar.
b. Anoxia
Komplikasi lain adalah anoxia, yaitu kekurangan oksigen dalam waktu yang cukup lama. Penyebabnya beraneka ragam.
c. Prematuritas
Prematuritas atau bayi yang lahir lebih cepat tiga minggu atau lebih dari waktu kelahiran normal dan mempunyai berat badan di bawah 2500 gram. Semua bayi yang lahir di bawah 2500 gram dikategorikan sebagai bayi prematur. Sebetulnya ada dua macam prematuritas. Yang pertama adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram namun saat kelahirannya dekat dengan perkiraan. Sedangkan yang kedua adalah bayi yang lahir lebih cepat dari waktu yang diperkirakan dan berat tubuhnya dibawah 2500 gram. Bayi- bayi prematur ini memperlihatkan perkembangan fisik yang kurang matang, seperti pentil buah dadanya belum kelihatan, dan jika ia laki- laki, testisnya belum turun ke dalam skrotum. Refleks- refleksnya belum sempurna. Namun kekurangan- kekuranga ini dapat diatasi jika bayi memperoleh perawatan yang baik di rumah sakit dan ia dimasukkan ke dalam inkubator.
Postnatal
Hakikat Periode Pascakelahiran
Periode pascakelahiran ( postpartal period) juga disebut ”postpartum period” ialah periode setelah kelahiran bayi atau persalinan. Ini adalah masa di mana si ibu menyesuaikan diri, baik fisik maupun psikologis, dengan proses pengasuhan anak. Periode ini berlangsung kira-kira selama 6 minggu atau hingga tubuh menyelesaikan penyesuaian dirinya dan kembali ke keadaan yang mirip dengan sebelum kehamilan.
Periode pascakelahiran sebagai ”trisemester ke-empat.” Walaupun rentang waktu peride pascakelahiran tidak perlu mencakup 3 bulan. Metode persalinan dan keadaan sekeliling persalinan mempengaruhi kecepatan tubuh perempuan menyesuaikan diri kembali selama periode pascakelahiran. Periode pascakelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri, yaitu:
Bayi harus diurus
Ibu harus pulih kembali dari persalinan anak
Ibu harus belajar bagaimana merawat bayi
Ibu perlu belajar merasa puas/bahagia terhadap dirinya sendiri sebagaiseorang ibu
Ayah perlu belajar bagaimana mengurus istrinya yang sedang dalam proses pemulihan
Ayah perlu belajar bagaimana merasa puas terhadap dirinya sendiri sebagai seorang ayah.
Penyesuaian fisik
Tubuh perempuan melakukan berbagai penyesuaian fisik pada hari-hari dan minggu-minggu pertama setelah kelahiran anak. Involusi (involution) ialah proses kembalinya peranakan ke ukurannya sebelum kehamilan 5 atau 6 minggu setelah kelahiran.Setelah kelahiran, berat peranakan 2 hingga 3 pon.pada akhir 5 atau 6 minggu, berat peranakan 2 hingga 3½ ons dan ini telah kembali ke ukurannya sebelum kehamilan. Sehingga, merawat bayi menolong mengkontraksikan peranakan pada tingkat yang cepat.
Ketika ari-ari dilahirkan, tingkat estrogen dan progesterone menurun cepat dan tetap rendah hingga indung telur mulai memproduksi hormon lagi. Perempuan kemungkinan akan mulai haid lagi dalam 4 hingga 8 minggu kalau ia tidak menyusui. Kalau ia menyusui, ia mungkin tidak haid selama beberapa bulan, walaupun pembuahan dapat terjadi selama waktu ini. Beberapa periode haid pertama menyusul persalinan dapat lebih berat dari biasanya, tetapi akan segera normal kembali.
Apabila perempuan terlibat secara teratur dalam olahraga pengkondisian selama kehamilan, olahraga akan menolongnya memulihkan kontur tubuh dan kekuatannya selama periode pascamelahirkan.
Penyesuaian Emosional dan Psikologis
Naik-turunnya emosi lazim bagi ibu pada periode pascamelahirkan.Naik-turunnya emosi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor:
Perubahan hormon
Kelelahan
Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang baru lahir, atau
Waktu dan tuntutan yang ekstensif yang terlibat dalam perawatan bayi yang baru lahir.
Bagi beberapa perempuan, naik-turunnya emosi hilang dalam beberapa minggu setelah persalinan dan merupakan aspek kecil dari keibuan mereka. Bagi ibu-ibu yang lain, naik-turunnya emosi ini dapat berakhir lebih lama dan dapat menghasilkan perasaan cemas, depresi, dan kesulitan mengatasi stres.Berikut ini beberapa tanda yang dapat menunjukkan kebutuhan akan konseling profesional tentang penyesuaian pascamelahirkan:
Kecemasan yang berlebihan
Depresi
Perubahan selera makan yang luar biasa
Serangan tangis (gampang menangis)
Tidak dapat tidur
Penyesuaian lain bagi ibu dan bagi ayah ialah waktu dan pikiran yang dihabiskan untuk menjadi orangtua yang berkompeten bagi si bayi. Perhatian khusus dalam relasi orangtua-bayi ialah ikatan (bonding), yakni terjadinya kontak yang erat, khususnya fisik, anatara orangtua dan bayi yang baru lahir dalam periode setelah kelahiran. Orangtua dan bayi perlu membentuk suatu kedekatan emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan.
Bayi-bayi yang lahir sebelum waktunya dipisahkan dari ibu mereka lebih lama daripada bayi yang lahir tepat pada waktunya.Sehingga, hal ini semakin mempersulit mereka dalam membangun ikatan. Sebenarnya, bentuk ekstrim hipotesis ikatan-bahwa bayi yang baru lahir harus memiliki kontak yang dekat dengan ibu pada hari-hari pertama kehidupan untuk berkembang secara optimal-adalah tidak benar.Namun demikian, kelemahan penelitian ikatan ibu-bayi seharusnya tidak mencegah ibu-ibu agar tetap termotivasi dan berinteraksi dengan bayi mereka pada periode pascamelahirkan, karena kontak semacam itu memberikan kepuasan bagi banyak ibu.
Bayi baru juga mengubah relasi ibu dan relasi ayah dengan satu sama lain. Dalam beberapa hal, orangtua baru harus mempertimbangkan komitmen yang mana yang mereka pikir paling penting, dan mana yang harus dikurangi waktunya atau dibatalkan. Bantuan dari saudara, teman-teman, dan pengasuh bayi dapat menolong orangtua baru mengisi waktu mereka dengan beberapa kegiatan yang pernah mereka nikmati sebelumnya.
Suatu persoalan khusus bagi banyak ibu baru ialah apakah mereka harus tinggal di rumah dengan bayi atau kembali bekerja. Beberapa ibu ingin kembali bekerja secepat mungkin setelah bayi lahir atau sampai bayi berumur beberapa bulan dan ada juga ibu-ibu yang lain ingin tinggal di rumah selama setahun ataupun tidak bekerja lagi setelah melahirkan.
Bayi yang Baru Lahir
Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai panjang 50 centimeter dan berat badan ±3 kilogram. Kulitnya halus, kepalanya relatif besar, hidung pesek, dahi lebar dan rahangnya agak mundur. Bentuk umum ini dengan cepat berubah sesuai dengan ciri-ciri pribadi.
Bayi yang baru lahir kesannya kurang menarik karena mereka belum mampu berbuat macam-macam kecuali tidur, makan, dan menangis. Sebenarnya tidak demikian, karena jika kita perhatikan dengan seksama dan apabila kita mampu menilai, maka kita akan menemukan berbagai hal yang menarik.
Refleks
Bayi yang baru lahir memiliki hampir 100 macam refleks. Beberapa diantaranya berkaitan langsung dengan fungsi-fungsi vital, seperti bernapas, mengerdipkan mata, bersin, menghisap, menelan. Refleksi yang primitif seperti refleks Moro, refleks Babinski, dan refleks menggenggam tampaknya tidak mempunyai tujuan yang jelas dan diperkirakan sebagai sisa-sisa evolusi manusia. Pemunculan, kekuatan serta saat menghilangnya refleks-refleks primitif ini dapat dijadikan tanda mulai berfungsinya sistem persyarafan.
Kapasitas Penginderaan dan kapasitas belajar
Memang sulit menentukan kualitas kemampuan penginderaan awal yang dimiliki oleh bayi yang baru lahir karena mereka tidak dapat menuturkan kepada kita apa yang mereka alami. Namun dari berbagai riset ditemukan bahwa semua indera bayi yang baru lahir telah berfungsi dalam taraf tertentu. Segera setelah lahir, si bayi dapat melihat, mendengar, mencium, mendengar, mengecap, dan merasakan perabaan. Bayi yang baru lahir juga dapat belajar, yaitu merubah perilakunya berdasarkan pengalaman.
Tingkat kesadaran
Perilaku bayi yang baru lahir diberi klasifikasi yang didasarkan kepada tingkat kesadarannya. Tingkat-tingkat itu adalah; tidur, mengantuk, bangun tetapi diam saja, bangun bergerak aktif, dan menangis. Keadaan itu sangat tergantung kepada variasi biologis, seperti rasa lapar dan siklus tidur-bangun. Lama berlangsungnya tiap-tiap tingkat kesadarn itu, berbeda bagi setiap bayi dan akan berubah dengan perjalanan usia. Salah satu karakteristik yang menonjol pada bayi yang baru lahir adalah masa tidur yang panjang yang terdiri dari serangkaian masa tidur yang pendek. Pola ini secara perlahan-lahan akan berubah. Sebagai contoh, seorang bayi yang baru lahir, tidur sepanjang 17 jam sehari, sedangkan seorang anak berusia 3-5 tahun tidur selama 11 jam sehari. Dalam perkembangannya, frekuensi tidur bayi akan berkurang sedangkan setiap kali tidurnya lebih lama, dengan waktu tidur yang paling lama adalah pada malam hari, suatu hal yang sangat melegakan bagi orangtuanya. Dengan berkurangnya tidur, maka masa bangun dimana ia sadar dan awas akan bertambah panjang. Dalam keadaan bangun ini, ia dapat diam (tak aktif), dan dapat pula aktif bergerak. Keadaan bangun dan diam tetapi awas itu dipandang sebagai suatu hal yang amat penting bagi perkembangan, karena dalam keadaan inilah ia sengaja mengamati lingkungan dan dari sini belajar mengenal dunia luar. Keadaan sadar dan aktif akan makin berkaitan dengan lingkungan sosial. Dengan cara inilah bayi akan menempuh urutan perkembangan yang sangat kompleks itu.