A. Donald Olding
Hebb
Donald Olding Hebb lahir pada 22
Juli 1904 di Chester, Nova Scotia. Kedua orang tuanya adalah dokter. Pada tahun
1925 Hebb meraih B.A dari Dollhusie university dengan nilai minimal. Pada usia
23 tahun, dia membaca karya Freud dan merasa bahwa ilmu psikologi masih perlu
diperbaiki. Karena ketua jurusan psikologi di McGill university adalah kawan
dari ibunya, dia diterima menjadi mahasiswa psikologi paruh waktu meski nilai
kelulusannya payah.
Selama di McGill, Hebb dididik dalam
tradisi Pavlovian, dan dia mendapat gelar M.A. pada 1932. Meski dididik dalam
tradisi Pavlovian, dia melihat ada keterbatasan dalam teori Pavlovian dan
meragukan arti pentingnya. Pada 1934 Hebb memutuskan meneruskan pendidikannya
ke University of Chicago, dimana dia bekerjasama denga Lashley dan mengikuti
kuliah Kohler.
Pada 1935, Lashley menjadi profesor
di Harvard, dan dia mengundang Hebb untuk bekerja sama. Pada 1936, Hebb
mendapat gelar Ph.D. dari Harvard dan menjadi pengajar dan asisten riset di
Harvard selama setahun. Pada 1937, Hebb pindah ke Montreal Neurological
Institute untuk bekerja sama bersama ahli bedah otak terkenal Wilder Penfield.
Tugas Hebb mempelajari status psikologis dari pasien Penfield setelah
pembedahan otak.
Setelah meneliti pasien Penfield
selama lima tahun (1937-1942), Hebb (1980) mengambil kesimpulan tentang
intelegensi yang kelak menjadi bagian penting dari teorinya :”pengalaman di
masa kanak-kanak biasanya akan mengembangkan konsep, mode pemikiran, dan cara
memahami sesuatu yang menjadi unsur penyusun intelegensi. Cedera pada otak bayi
akan mengganggu proses itu, tetapi cedera yang sama pada usia dewasa tidak.”
(h.292).
Hebb telah membuat 3 observasi yang
dijelaskan lewat teorinya:
1. otak tidak berperan sebagai
stasiun relay (penghubung).
2. intelegensi (kecerdasan) berasal
dari pengalaman, dan karenanya tidak ditentukan secara genetik.
3. pengalaman masa kanak-kanak lebih
penting dalam mempengaruhi kecerdasan ketimbang pengalaman masa dewasa.
Buku pertama Hebb adalah The
Organization of Behavior (1949). Publikasi lainnya “Drives and The
C.N.S. (Conceptual Nervous System), menunjukkan kesediaan Hebb (1972) untuk
“memfisiologiskan” proses psikologis. Buku lainnya adalah “Textbook of
Psychology” yang berisi banyak tentang teorinya. Penjelasan Hebb
yang lebih teknis ada dalam “A Study of Science” (1959).
Setelah pensiun dari McGill
university pada 1974, Hebb kembali ke Chester, Nova Scotia, tempat
kelahirannya. Dia tetap aktif secara fisik di dunia psikologi sampai dia
meninggal pada 20 Agustus 1985, di sebuah rumah sakit (Beach, 1987, h. 187).
B. Konsep Teoritis
Utama
Lingkungan Terbatas
Beberapa eksperimen menunjukkan
efek restricted environment (lingkungan terbatas) yang bisa melemahkan
perkembangan belajar awal dan perkembangan sistem syaraf. Ahli opthalmologi
dari Jerman, Von Senden (1932), meneliti orang dewasa yang dilahirkan dengan
menderita katarak bawaan yang tiba-tiba mampu melihat setelah katarak itu
dioperasi. Ditemukan bahwa individu ini dapat dengan segera mendeteksi
kehadiran suatu objek, tetapi mereka tidak bisa mengidentifikasi dengan
menggunakan petunjuk visual saja.
Temuan ini menunjukkan bahwa
beberapa persepsi tentang bentuk adalah bersifat bawaan (innate), namun
pengalaman visual dengan berbagai macam objek adalah perlu sebelum objek-objek
itu dapat dibedakan satu sama lain. Pelan-pelan, dengan latihan keras individu
yang sebelumnya buta ini akhirnya bisa mengenali objek di lingkungan, dan
persepsinya mendekati normal. Banyak studi lain yang mendukung kesimpulan bahwa
dengan membatasi pengalaman sebelumnya, seseorang bisa mencampuri perkembangan
intelektual dan perseptual.
Lingkungan yang kaya
Enriched
environment (lingkungan yang kaya) adalah lingkungan dengan berbagai macam
pengalaman motor dan sensoris, akan memperkaya perkembangan. Efek dari
lingkungan yang tidak terbatas itu tidak permanen. Bahaya atau kerugian yang
disebabkan oleh lingkungan yang terbatas dapat dihilangkan jika kondisi lingkungannya
diubah menjadi lebih baik.
Diversitas
sensoris yang disediakan oleh lingkungan yang kaya memungkinkan hewan membangun
lebih banyak sirkuit ata jaringan neural (saraf) yang lebih kompleks. Setelah
berkembang, sirkuit neural ini akan dipakai dalam dipakai
dalam proses belajar yang baru. Pengalaman sensoris sederhana dalam
lingkungan yang miskin akan membatasi sirkuit neural atau menunda
perkembangannyadan hewan yang dibesarkan dalam lingkungan ini akan kurang bagus
dalam memecahkan problem. Semua observasi ini memperkuat pandangan empiris
Hebb. Intelegensi, persepsi, dan bahkan emosi dipelajari dari pengalaman dan
karenanya bukan warisan seperti diklaim nativis.
Kumpulan sel
Setiap lingkungan yang kita alami
akan menstimulasi pola neuron yang kompleks, yang dinamakan cell assembly
(kumpulan sel). Hebb (1949) menganggap kumpulan sel ini sebagai sistem neuron
yang dinamis, bukan statis atau tetap. Kumpulan sel adalah paket neurologis
yang saling terkait yang dapat diaktifkan oleh stimulasi eksternal atau
internal, atau kombinasi keduanya. Ketika satu kumpulan sel aktif, kita
mengaktifkan pemikiran tentang kejadian yang dipresentasikan oleh kumpulan
tersebut. Menurut Hebb, kumpulan sel adalah basis neurologis dari ide atau
pemikiran.
Sekuensi fase
Phase
sequence (sekuensi fase) adalah “serangkaian aktifitas kumpulan yang
terintegrasi secara temporer, ia sama dengan arus pemikiran” (Hebb, 1959,
h.629). setelah berkembang, sebuah urutan atau sekuensi fase, seperti kumpulan
sel dapat diaktifkan oleh stimuli internal, stimuli eksternal, atau kombinasi
kedua stimuli itu. Ketika satu fase aktif, kita mengalami arus pemikiran, yakni
serangkaian ide yang ditata secara logis.
Menurut
Hebb ada dua jenis belajar. Yang pertama melibatkan pembentukan kumpulan sel
secara pelan di masa awal kehidupan dan mungkin dapat dijelaskan dengan salah
satu teori belajar S-R, seperti teori Guthrie. Jenis belajar ini adalah
asosiasionisme langsung. Hebb berpendapat bahwa variabel yang
mempengaruhi belajar anak-anak dan yang mempengaruhi orang dewasa adalah
variabel yang berbeda-beda. Proses belajarnya anak akan menjadi
kerangka dasar untuk proses belajar selanjutnya.
Teori kewaspadaan/ kesiapan
Hebb
membahas hubungan antara level stimulasi dengan pelaksanaan fungsi kognitif ini
dalam konteks arousal theory (teori kewaspadaan). Menurut Hebb
(1955), impuls neural yang dimunculkan oleh stimulasi dari satu reseptor indra
memiliki dua fungsi. Yang pertama dinamakan cue function of a stimulus (fungsi
petunjuk dari stimulus). Fungsi kedua adalah arrousal function of
stimulus (fungsi kewaspadaan dari suatu stimulus).
Ketika
level kewaspadaan terlalu rendah, seperti organisme sangat mengantuk, informasi
sensoris yang ditransmisikan ke otak tidak dapat digunakan. Demikian pula, jika
level kewaspadaan terlalu tinggi, maka akan terlalu banyak informasi dikirim ke
korteks, dan akibatnya adalah kebingungan, respon yang berkonflik, dan perilaku
yang tak relevan. Jadi diperlukan level kewaspadaan yang tidak terlalu tinggi
atau tidak terlalu rendah agar pelaksanaan fungsi kortikal menjadi optimal dan
karenanya menghasilkan kinerja yang optimal.
Teori kewaspadaan dan penguatan
Menurut
Hebb, jika level kewaspadaan terlalu tinggi, ia akan beroperasi pada lingkungan
dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksi level itu. Menurut Hebb (1955),
mencari kegairahan atau kesenangan adalah motif yang signifikan dalam perilaku
manusia.
Depriasi sensoris
Sensory
deprivation (deprivasi sensoris) menghasilkan efek lebih dari
sekedar kejenuhan.kebutuhan akan stimulasi normal dari lingkungan yang
bervariasi adalah persoalan fundamental. Tanpa itu, fungsi mental dan
personalitas akan memburuk. Subjek dalam isolasi mengeluh tidak bisa berpikir
secara koheren, mereka semakin berkurang kemampuannya dalam memecahkan masalah,
dan mereka mengalami halusinasi.
Ketika
kondisi deprivasi sensoris sangat parah, orang akan merasa dirinya tertekan dan
hanya bisa menoleransi dalam waktu singkat. Hebb menyimpulkan dari riset ini
bahwa pengalaman sensoris bukan hanya perlu untuk perkembangan neuroisiologis
yang tepat, tetapi juga perlu untuk menjaga fungsi normal. Jika semua kebutuhan
pokok terpenuhi, jika seseorang tidak merasakan stimulasi normal, dia akan
mengalami disorientasi yang parah.
Sifat Rasa Takut
Hebb
(1946) menyimpulkan takut terjadi ketika suatu objek dilihat sebagai sesuatu
yang cukup familier dalam hal tertentu sehingga membangkitkan proses membangkitkan
persepsi yang biasa, namun dalam hal objek itu lain menimbulkan proses yang
tidak kompatibel (h.268).
Memori Jangka Panjang dan Jangka
Pendek
Periset
kini umumnya sepakat ada dua jenis memori: short-term memory (memori jangka
pendek) dan long-term memory (memori jangka panjang). Memori jangka pendek
diterjemahkan ke dalam memori jangka panjang disebut sebagai consolidation
theory (teori konsolidasi), dan Hebb adalah salah satu pendukung utama
teori ini.
Teori
memori jangka pendek dilihat sebagai aktifitas neural yang relatif sementara
yang dipicu oleh stimulasi sensoris tetapi terus berlanjut selama beberapa
waktu setelah kejadian sensoris itu berhenti. Hebb berspekulasi bahwa untuk
spekulasi fase, gema dari aktifitas itu mungkin bertahan mulai dari satu detik
sampai sepuluh detik (1949, 143).
Bukti
lain bagi teori konsolidasi datang dari fenomena yang disebut retrograde
amnesia (amnesia yang memburuk), yakni hilangnya memori tentang suatu
kejadian sebelum terkena pengalaman traumatis, seperti kecelakaan atau cedera
karena perang.
Konsolidasi dan otak
Sejumlah struktur otak yang saling
terkait, yang secara kolektif disebut limbic system (sistem limbik), adalah
penting bagi pengalaman berbagai macam emosi. Brendsa Milner, salah satu
mahasiswa Hebb di McGill University, mempelajari seorang pasien yang disebut
dengan inisial H.M,. yang sedang menjalani pemulihan dari operasi yang
dimaksudkan untuk menghilangkan peyakit epilepsinya (Milner, 1959, 1965;
Scoville & Milner, 1957). Setelah operasi, H.M. menunjukkan kasus anterograde
amnesia yang parah. Yakni, dia tak begitu kesulitan mengingat kejadian
yang terjadi sebelum operasi dijalankan, tetapi dia tampaknya sangat kesulitan
mengonsolidasi memori jangka panjangnya.
Ada setidaknya dua jenis memoi
jangka panjang, memori deklaratif dan memori prosedural, yang masing-masing
memiliki mekanisme neural sendiri-sendiri untuk melakukan konsolidasi. Lebih
jauh, aktifitas sistem limbik (untuk memori deklaratif) dan basal
ganglia (untuki memori prosedural)dibutuhkan untuk mengubah memori
jangka pendek yang relatif tidak stabil menjadi memori jangka panjang yang
permanen.
C. Pengaruh Hebb
Terhadap Riset Neurosaintifik
Pusat Penguatan Di Otak
Pusat penguatan diotakdibab tentang pavlov
telahkita kemukakan bahwa penemuan refleks yang dikondisikan adalah
secara tak disengaja. Serendipity, yakni menemukan sesuatu yang saat mencari
hal yang lain, membawa kita pada penemuan fenomena penting dan terkadang
menjadi terobosan ilmiah. Contohlain dari penemuan tidak sengaja dalam ilmu
pengetahuan adalah penemuan reinforcement centers in the brain (pusat penguatan
diotak) oleh Old dan Milner (1954).
Old dan milner dipuji karena
menemukan pusat kesenangan diotak.Kita sengaja menggunakan istilah pusat
penguatan karena riset subtansional menunjukkan bahwa fenomena yang di temuka
old dan milner tak banyak hubunganya dengan kesenangan dan lebih banyak
berhubungan dengan aktivitas dan motivasi dari penguatprimer seperti makanan
dan air. Karakteristik itu adalah:
1. Tidak
diperlukan deprivasi sebelum training. Berbeda dengan training dengan makanan
atau air sebagai penguat, secara umum tidak perlu jadwal deprivasi saat
stimulasi otak langsung dipakai sebagai penguat.
2. Kepuasan
(kekenyangan) tidak terjadi. Ketika kebutuhan akan air dan makanan dipakai
sebagai penguat, hewan pada akhirnya kenyang atau puas; yakni, kebutuhan akan
air dan makanan akan terpenuhi dan ia akan berhenti memberikan respon.
3. Lebih
diprioritaskan ketimbang dorongan lain. Pada hewan, akan terus menerus menekan
tuas untuk mendapatkan stimulasi otak langsung meskipun, tidak mendapatkan
makanan dan mereka delim makan pada jangka waktu yang cukup lama.
4. Ada
pelenyapan yang cepat. Pelenyapan terjadi dengan sangatcepat setelah penguatan
stimulasi otak dihentikan.
Peran dopamine.Riset
yangbelakangantentang pusat penguatan difokusakan pada bagian kecil dari sistem
limbik yang dinamakan nucleus accumbens.Berbeda dengan hipotesis bahwa dopamin
mendasari sensasi kesenagngan yang diasosiasikan dengan penguat primer atau
obat-obatan adiktif, ada banyak studi yang menunjukkan bahawa nucleus accumbens
dopamin memperantarai efek aktivasional/motivasional dari penguat.
Beberapa periset menunjukkan bahwa
aktivitas dopamin dalam nucleus accumben memediasi antisipasi, pembentukan dan
penguatan, bukan kesenangan yang diasosiasikan denganya.Hipotesis ini tampaknya
berpengaruh karena beberapa alasan. Pertama, ia membantu memnjelaskan beberapa
karakteristik yang tidak lazim dalam stimulasi penguatan otak. Kedua, ia
menimbulkan interpretasi baru terhadap masalah kecanduan obat dan perilaku yang
diasosiasikan dengan kecanduan. Terakhir, ia menjelaskan mengapa, bahkan
sesudah zat adiktif kehilangan kemampuanya untuk menghasilkan sensasi kesenangan
yang kuat, mereka tetap menghasilkan kesenagngan. Para riset ini menunjukkan
bahwa sensitiasi jangka panjang dari nucleus accumben adalah yang memperantarai
perilaku obsesif dalam kecanduan bahkan pengaruh obat ini sudah tidak ada.
Riset terhadap Belahan Otak
Corpus collosum adalah kumpulan
serat yang menghubungkan dua bagian otak. Selama bertahun-tahun, fungsi corpus
collosum tidak diketahui tetapi pada awal 1960-an ditemukan bahwa ia berperan
penting mentranfer informasi dari satu belahan otak kebelahan lainya.
Sperry (1961) kemudian mencari
mekanisme yang mentransfer informasi dari satu otak keotak yang lainya.Langkah
pertama yaitu, menutup optic chiasm, baik sebelum maupun sesudah
training.Langkah selanjutnya adalah menutup optic chiasm dan corpus collosum
sebelum training.
Proses Belajar Dan Pemprosesan Otak
Kiri Dan Otak Kananpada 1836 Marc Darx melaporkan bahwa hilangnya kemampuan
berbicara berasal dari kerusakan otak kiri, bukan otak kanan. Observasi Darx
diabaikan, hingga setelah Paul Broca, seorang dokter terkenal, melakukan
observasi yang sama pada 1861. Dalam kenyataanya, kita masih merujuk pada area
bahasa dalam otak kiri seprti yang dikemukakan Broca.Temuan bahwa bagi
mayoritas orang area kemampuan bicara berada diotak kiri tetapi tidak ada
diotak kanan telah memberikan bukti ilmiah bahwa kedua otak itu berfungsi
secara asimetris.
Ditemukan bahwa individu yang
mengalami kerusakan otak kanan kemungkinan akan menunjukkan kesulitan dalam
memperhatikan atau gangguan persepsi..mereka mungkin akan bingung dengan daerah
yang seudah dikenalinya dan sulitmengenali wajah keluargadan objek yang
dikenalinya. Individu yang mengalami gangguan diotak kanan lebih mungkin
menunjukkan neglect Syndrome (sindrom pengabaian) ketimbanh mereka mengalami
gangguan diotak kiri. Sindrom ini adalah kegagalan untuk melihat atau
memperhatikan bidang visual disebelah kiri atau bahkan sisi kira tubuh
Fungsi Belahan Otak di Otak Normal
Berdasarkan studi individu yang
mengalami gangguan otak dan mereka yang otaknya pernah dioperasi karena
alasan medis, tampak bahwa masing-masing belahan otak dapat memahami, belajar,
mengingat, dan merasa secara terpisah atau secara independen. Salah satu
metodeyang digunakan untuk mengetahui bagaimana dua belahan otak itu berfungsi
pada individu dengan otak normal dan sehat adalah dengan dichotic listening.
Teknik dichotic listening adalah
dengan mengirimkan informasi yang saling bersaing seperti sepasang suku kata
atau angka, ketelinga kiri dan kanan secara bersamaan melalui headphone stereo.Beberapa
pihak membantah dengan berargumen bahwa ketimbang mengambil kesimpulan dari
riset dichotic listening bahwa belahan otak kiri dikhususkan untuk persepsi
bicara secara umum, adalah lebih akurat jika disimpulakn bahwa belahan otak
kiri dikhususkan untuk persepsi suara atau perhatian umum.Namun, fakta bahwa
kebanyakan orang yang tidak kidal memahami melodi (kimura, 1964) dan suara
lingkungan, seperti anjing menggonggong atau mesin mobil secara lebih baik
dengan menggunakan teling kirinya (belahan otak kanan) tidak mendukung bantahan
argumen tersebut.
D. Sel Rill dan
Kumpulan Sel Rill
Apresiasi terhadap spekulasi Hebb
sebagian bergantung pada pemahaman tentang belajar antara dua neuron. Sebuah
neuron terdiri dari satu tubuh sel; satu atu lebih proses yang lebih luas
dinamakan axom sel lain.
Sel-sel otak berhubungan dengan
ratusan atau mungkin ribuan sel lain. Aktivitasnya adalah hasil dari penyajian
terus menerus informasi dari sel-sel sekitarnya.Kita bisa membayangkan pada
level paling mendasar bahwa belajar membutuhkan perubahan dalam hubungan antara
dua sel, dan ini adalah level dimana Hebb untuk menfokuskan diri pertama
kalinya. Secara spesifik, belajar terdiri dari perubahan dalam respon sel
penerima terhadap neurotransmiter yang dilepaskan oleh sel pengirim
Belajar dalam Aplysia
Hambatan utama yang untuk memahami
mekanisme belajar, rekrutmen, fraksional adalah banyaknya jumlah neuron yang
terlibat dalam perilaku mamalia, bahkan yang paling sederhana sekalipun. Eric
Kandel dan rekannya, memecahkan problem ini dengan meneliti moluska dilautan
yang tidak punya cangkang atau disebut aplysia, yang punya sitem saraf yang
sederhana namun menunjukkan perilaku yang sama dengan fenomena kumpulan sel.
Riset Kandel menunjukkan bahwa
kejadian kritis yang memediasi habituasi adalah berkurangnya pelepasan
neurotransmiter dari neuron sensorik yang berfungsi sebagai sinyal bagi neuron
motor yang memicu gerak mengerut refleksi diorgan eksternal tersebut.
Belajar Kembali Setelah Cedera
Otak. Cedera
otak yang disebabkan oleh stroke akan menyebabkan matinya neuron, dan sel-sel
ini tidak diregenerasi. Setelah terkena stroke, hilangnya control atas tangan
atau terganggunya kemampuan bicara sering disebabkan oleh matinya
sel-sel yang berkaitan dengan pengontrolan gerak tangan atau bahasa.
Meskipun cedera itu bersifat merusak, beberapa pasien menunjukkan pemulihan
sebagian atau pemulihan sepenuhnya. Dalam term Hebbian, pemulihan ini
melibatkan perkembangan perkumpulan sel baru dan sekuensi fase baru. Azari dan
Seitz (2000) menggunakan alat pemindai (scan) positron emission
tomography (PET) untuk menunjukkan bahwa pemulihan pasca srtoke adalah
disebabkan oleh rekrutmen polasynaptic baru yang biasanya tidak ada
dalam otak yang sehat. Cornelissen et al., (2003) menggunakan
teknologi scanning lain yang disebut magnetoenchepalography (MEG)
untuk pasien stroke yang juga terkena anomia (ketidak mampuan
menyebut nama objek umum).
Mekanisme yang Kompleks.Banyak factor yang mempengarui
neuroplastisitas, dan banyak dari mekanisme ini mungkin beroperasi secara
simultan.Beberapa diantaranya, misalnya factor pertumbuhan saraf, dan factor
neurotrophis, ikut memperkaya plastisitas. Selain itu, hormone seks memainkan
peran penting dalam menentukan morfologi (bentuk) neuron dan level hormone seks
adalah mediator yang penting dari plasisitas.
Plastisitas utama diungkapkan oleh
Gage dan rekannya, yang menunjukkan bahwa neurogenesis, yakni kelahiran dan
perkembangan neuron baru, terjadi di masa dewasa di sebagian otak banyak hewan
dan juga manusia. Secara spesifik, bagian dari dentate gyrus di hippocampus dan
bagian struktur otak depan berhubungan dengan bagian indra penciuman yang
memproduksi sel-sel yang berbentuk batangan. Sel- sel ini bisa dibedakan
menjadi neuron, glia, atau kapiler.
E. Koneksionisme
Baru
Sel Artifisial dan Kumpulan Sel
Artifisial
Hebb mungkin tidak pernah menyangka
bahwa idenya dipakai dalam dunia simulasi computer abstrak. Namun, pendekatan
terbaru untuk memahami cara system neural menjalani proses belajar adalah
dengan tidak melibatkan neuron actual sama sekali. Kini dipakai computer untuk
membuat model aktivitas sel otak. Model ini dipakai untuk mempelajari proses
belajar, memori, lupa, dan aktivitas otak lainnya. Bidang ini belum memiliki
nama yang disepakati umum, namun ia disebut sebagai koneksionisme baru, dan
model yang dipakainya disebut neural network (jaringan neural). Tugas dasar
dari simulasi computer ini pertama-tama adalah mendefinisikan seperangkat
neuron computer dan interkoneksi dan hubungan potensialnya.Kemudian, sejumlah
asumsi yang disederhanakan, yang didasarkan pada pengetahuan kita tentang
neuron riil, dekenakan ke neuron artificial ini. Selain itu kaidah belajar
logika sederhana akan mengatur perubahan yang terjadi dalam neuron computer dan
interkoneksinya. Terakhir, system neural artificial ini “dilatih” dan kemudian
diamati untuk mengamati bagaimana ia berubah. Contoh sederhana jaringan neural,
yang dinamakan asosiator pola,mungkin berfungsi untuk menunjukkan ide, tetapi
ingat bahwa fenomena yang lebih kompleks telah dibuatkan modelnya dalam
jaringan neural.
F. Pandangan Hebb tentang
Pendidikan
Menurut
Hebb, ada dua jenis belajar. Yang pertama berkaitan dengan
pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara gradual selama bayi dan
kanak-kanak. Proses belajar awal ini representasi neurologis atau objek dan
lingkungan. Ketika perkembangan neural ini terjadi, anak dapat memikirkan suatu
objek atau kejadian atau sederetan objek dan kejadian yang tidak hadir secara
fisik didepannya. Selama proses belajar awal anak harus berada dalam lingkungan
yang kaya, yang berisi berbagai macam pemandangan, suara, tekstur, bentuk objek
dan sebagainya. Semakin kompleks suatu lingkungan, semakin banyak yang
direpresentasikan dalam level neurologis.Semakin banyak yang direpresentasikan
di level neural, semakin besar kemampuan anak untuk berfikir. Menurut Hebb,
selama proses belajar awal mungkin terdapat prosesasosiasi tertentu. Hal yang
tampaknya penting untuk perkembangan kumpulan sel dan sekuensi fase adalah
prinsip kontinguitas dan frekuensi.Misalnya, sederetan kejadian lingkungan
sering terjadi, ia akan direpresentasikan secara neurologis sebagai sekuensi
fase.
Jenis
belajar kedua, lebih dapat dijelaskan dengan prinsip Gestalt ketimbang dengan
prinsip asosiasionistik.Setelah kumpulan sel dan sekuensi fase berkembang pada
masa kecil, proses belajar selanjutnya biasanya berupa penataan ulang. Dengan
kata lain, setelah blok bangunan terbentuk, blok itu dapat diatur kembali
menjadi berbagai macam bentuk. Hebb mengatakan bahwa karateristik fisik dan
lingkungan belajar adalah sangat penting. Untuk tugas dan siswa tertentu ada
level kewaspadaan atau kesiapan optimal yang membuat proses belajar menjadi
efisien. Karena level kesiapan ini dikontrol oleh stimulasi eksternal, maka
level stimulasi dalam lingkungan belajar akan menentukan seberapa proses
belajar berlangsung. Jika terlalu banyak stimulasi, proses belajar akan sulit. Jika
kekurangan stimulasi, proses belajar juga sulit. Yang diperlukan adalah level
stimulasi optimal untuk tugas siswa.
Belajar Otak Kiri, Otak Kanan.Fungsi otak normal adalah saling terkait secara keseluruhan,
mustahil untuk menciptakan pengalaman pendidikan yang dikhususkan pada satu
belahan otak saja. Levy (1985) mengatakan : “Karena dua belahan otak tidak
berfungsi secara sendiri-sendiri, maka mustahil untuk medidik satu belahan otak
saja pada otak yang normal. Otak kanan akan mendapatkan pendidikan yang sama
dengan otak kiri dalam pelajaran sastra, dan otak kiri akan mendapatkan
pendidikan yang sama dengan otak kanan dalam pelajaran music dan melukis”.
G. Penerapan Teori Hebb pada Siswa
1. Aplikasi
dalam kehidupan nyata.
Selama proses pembelajaran awal,
sebuah lingkungan yang kaya akan stimulus akan menjadi sangat penting untuk
seorang anak, termasuk bermacam-macam objek penglihatan, suara tekstur, bentuk,
objek, dan yang lainnya. Semakin kompleks lingkungan, akan semakin banyak
terwakili dalam tingkat neurologis. Semakin banyak terwakili dalam neurologis,
semakin banyak anak tersebut berpikir.Hebb menyarankan agar anak-anak diberi
lingkungan dengan bermacam-macam stimulus atau varietas.
2. Sementara
yang dominan dalam teori Hebb berupa Synaptic transmisi dalam sistem
saraf kemudian ditemukan menjadi kimia modern buatan jaringan dgn saraf Buatan
jaringan dgn saraf Dgn saraf buatan sebuah jaringan, sering hanya disebut
"dgn saraf jaringan", adalah sebuah model matematika atau komputer
model berdasarkan biologi dgn saraf jaringan masih berdasarkan transmisi sinyal
listrik impulses melalui Hebbian teori
3. Sebagai
guru dan kepala sekolah di Montreal dan di tahun kemudian di McGill University,
dia menjadi guru yang sangat efektif dan pengaruh yang besar pada pemikiran
Ilmiah yang kemudian ia siswa. Sebagai profesor di McGill, ia percaya bahwa
motivasi bukan satu-satunya yang menyebabkan siswa belajar, tetapi menciptakan
kondisi yang diperlukan bagi siswa di mana mereka untuk melakukan kajian dan
penelitian. Hal ini dapat melatih mereka untuk menulis, membantu mereka dalam
memilih masalah untuk belajar, dan bahkan membantu mereka tetap tidak bimbang,
namun motivasi dan semangat untuk penelitian dan belajar harus datang dari
siswa itu sendiri. Ia percaya bahwa siswa harus dievaluasi pada kemampuan
mereka untuk berpikir dan membuat daripada kemampuan mereka untuk menghfal dan
mengulang ide lama.Hebb menulis The Perilaku Organisasi, Neuropsychological
Teori, ia membantah buku yang menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk
menjelaskan perilaku adalah dalam hal fungsi otak.
H. Evaluasi Teori
Hebb
Kontribusi terpenting Hebb adalah
demonstrasi konseptualnya bahwa kita dapat mempelajari proses kognitif yang
lebih tinggi dengan menggunakan neuron atau synapse sebagai
alat utamanya. Hebb adalah periset utama yang memperlihatkan hubungan
fundamental antara aktifitas synaptic dan semua fenomena otak pada level yang
lebih tinggi dan menyusun model sederhana dari bagaimana proses ini terjadi
dari kejadian-kejadian synaptic.
Seperti Tolman, Hebb melihat
perbedaan antara motivasi dan belajar, dan ia juga melihat kesulitan yang ada
dalam upaya pemisahan keduanya. Dengan riset mengenai kesiapan/ kewaspadaan,
deprivasi sensoris, penguatan, dan rasa takut, Hebb memberi pengaruh penting
pada studi motivasi dan studi belajar.