Permintaan Uang

Dengan berbagai elemen sistem ekonomi Islam tidak hanya dapat meminimisasi ketidakstabilan permintaan uang agregat, tetapi juga mempengaruhi berbagai komponen money demand yang pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi dan pemerataan penggunaan dana. Dengan lebih stabilnya money demand di dalam perekonomian Islam akan menciptakan tingkat stabilitas yang lebih baik bagi velocity of circulation of money. Money demand dalam perekonomian Islam tercermin dalam equation sebagai berikut:

Md = f ( Ys , S , phi )

Keterangan
Ys, merupakan barang dan jasa yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar dan investasi produktif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,
S, merupakan nilai-nilai moral sosial dan kelembagaan (termasuk zakat) yang mempengaruhi alokasi dan distribusi resources yang tidak digunakan untuk konsumsi yang tidak bermanfaat, investasi yang tidak produktif dan juga tidak untuk motif-motif spekulasi.
adalah profit-and-loss sharing.
Umumnya termasuk di beberapa negara-negara Islam, Y merupakan output yang termasuk untuk pemenuhan konsumsi yang tidak bermanfaat dan investasi yang nonproduktif. Sedangkan karakteristik Ys, merupakan sesuatu yang normatif yang belum mencerminkan sesuatu kenyataan yang berlaku saat ini, namun bukan sesuatu hal yang tidak mungkin untuk dicapai. Selanjutnya S merupakan nilai-nilai dan kelembagaan yang kompleks yang tidak harus dapat dikuantifikasi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah aktualisasi pencapaian tujuan-tujuan dimana Y harus dibersihkan dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan unsur-unsur yang dapat mengagalkan pencapaian tujuan ekonomi. Selain dari pada itu, penting pula diperhatikan bahwa dengan adanya nilai-nilai dan kelembagaan tersebut maka tidak ada alasan untuk menggunakan suku bunga yang pada dasarnya telah terbukti tidak efektif dalam mempengaruhi money demand.
Penghapusan suku bunga, penetapan kewajiban pembayaran pajak atas biaya produktif yang menganggur, serta penghilangan insentif bagi pemegang uang iddle mendorong orang melakukan :
• Qard (meminjamkan harta kepada orang lain)
• Penjualan muajjal
• Mudarabah (bagi hasil)
Para pemilik dana akan menginvestasikan dana pada kegiatan yang memberikan keuntungan terbesar (actual return). Semakin tinggi permintaan akan uang untuk investasi di sektor riil, tingkat harapan keuntungan yang akan diraih relatif menurun. Karena besarnya tingkat actual return tidak berfluktuatif seperti halnya suku bunga, permintaan akan uang akan lebih stabil.
Ketika actual return dari investasi di sektor riil menurun karena lesunya kondisi ekonomi, pemegang dana akan mengurangi investasi dan lebih senang memegang uang tunai riil. Dalam gambar 2.1, terlihat permintaan akan uang tunai riil meningkat dari Md0 menjadi Md1. Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah adalah meningkatkan biaya atas aset atau dana yang dianggurkan, yang menempatkan pemilik dana sebagai penanggung biaya peniduran uang. Diharapkan mereka akan menginvestasikan uang dan menurunkan permintaan akan uang tunai riil kembali kepada Md0, yaitu ketika terjadi perpotongan antara Md0 dengan Ms.


Teori permintaan uang pada hakikatnya merupakan teori tentang alokasi sumber-sumber ekonomi yang bersifat terbatas. Seseorang yang memegang uang tunai dihadapkan pada kemungkinan untung dan rugi. Keuntungannya, ia mendapatkan tingkat likuiditas dan dapat membelanjakan uangnya, namun ia kehilangan peluang mendapatkan nilai-lebih uang ( value added of money) karena uang tersebut tidak diinvestasikan untuk kegiatan produktif. Memegang uang tunai juga akan terkena risiko menurunnya nilai riil uang karena inflasi. (Adiwarman A Karim dan Sidiq Haryono, 2002)