Unsur Pengotor

Elektrowining seng dilakukan setelah larutan hasil pelindian oksida seng dimurnikan
(purifikasi) yang bertujuan untuk meminimalkan konsentrasi pengotor. Meskipun telah
dilakukan purifikasi, namun tetap saja sejumlah kecil unsur pengotor akan tetap terdapat

dalam larutan elektrolit. G.C Bratt(3)

dalam tulisannya menyebutkan adanya unsur

pengotor dalam larutan elektrolit berpengaruh dalam hal ini menurunkan atau menaikkan
maupun tidak berpengaruh terhadap efisiensi arus. G.C Bratt mengklasifikasikan pengotor
berdasarkan 3 kriteria yaitu:
1. Unsur pengotor yang memiliki potensial reduksi standart lebih negatif dibanding seng
(-0,763 SHE) seperti Na, K, Al, Mg, Mn tidak akan terdeposisi bersama dengan seng
sehingga tidak akan mempengaruhi proses elektrowining.



26







2. Untuk unsur pengotor yang dapat terdeposisi, memiliki hidrogen overpotensial lebih
tinggi atau lebih rendah dibandingkan seng itu sendiri. Pengotor yang terdeposisi dan
memiliki hidogen overpotensial lebih tinggi atau sebanding dengan seng,
dimungkinkan hanya akan mengotori endapan seng yang dihasilkan atau bahkan
meningkatkan efisiensi proses. Contoh dari unsur ini adalah Pb,Cd, Tl, dan Hg.
Sedangkan unsur pengotor yang terdeposisi dan memiliki hidrogen overpotensial serta
potensial reduksi lebih rendah dibanding seng akan menurunkan efisisensi arus.
Disamping memudahkan terbentuknya gas hidrogen, adanya unsur-unsur pengotor ini
dalam endapan akan menyebabkan terbentuknya “sel lokal” dimana logam seng yang
lebih elektronegatif akan terlarut kembali. Contoh dari unsur ini diantaranya : Ni, Co,
dan Cu.
3. Pengotor yang memiliki valensi lebih dari 1 (multi valensi) dapat menyebabkan siklus
reduksi-oksidasi (redoks) pada elektroda. Fe dapat teroksidasi di anoda dari valensi +2
menjadi +3 dan ion Fe3+ dapat tereduksi dan terendapkan di katoda (potensial reduksi
lebih positif dibandingkan seng).