Kenali Kemampuan Motorik Anak : Dominan Motorik Halus atau Motorik Kasar

Kenali Kemampuan Motorik Anak : Dominan Motorik Halus atau Motorik Kasar
Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini

Kualitas masa depan anak ditentukan oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal. Sehingga deteksi dan stimulasi dan intervensi berbagai penyimpangan pertumbuhan atau perkembangan harus dilakukan sejak dini dini. Kemampuan dan kecerdasan motorik setiap anak berbeda. Terdapat dua kelompok dengan kemampuan motorik halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan.  Tetapi meski jarang terdapat kelompok anak dengan ke dua hal tersebut sangat baik atau sebaliknya ke dua hal tersebut buruk. Perkembangan motorik sering diabaikan oleh dokter dan orangtua sebagai faktor yang sangat berpengaruh di masa depan. Kecerdasan motorik yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang di masa depan.
Ilustrasi Kasus
Sandiaz anak usia 8 tahun, duduk termenung dan iri melihat beberapa temannya dengan lincah bermain bola. Padahal keinginan bermain bolanya tinggi tetapi saat berlari sering terjatuh dan selalu terlepas bila menggiring bola. Ternyata saat ditelusuri perkembangan motoriknya sejak bayi seringkali tidak mengikuti tahapan normal. Seperti saat duduk dan merangkak baru bisa saat usia 1 tahun. Bisa berjalan saat usia 17 bulan.Tetapi Sandiaz mempunyai kelebihan lain dalam motorik halus seperti main game, memainkan alat elektronik komputer atau gadget lainnya, menulis dan mengambarnya sangat bagus.
Sedangkan Audi anak usia 11 tahun, sangat bangga dengan kemampuan bermain sepak bola, tetapi ketika melihat Sandiaz jago main computer, game dan jago melukis dia tampaknya ingin seperti Sandiaz yang punya banyak kelebihan tersebut.
Anak dengan ketrampilan motorik kasar yang baik akan berprestasi olah raga sehingga lebih bisa diterima dalam perguruan tinggi atau dalam pekerjaan. Demikian pula anak dengan ketrampilan motorik halus akan berprestasi dalam bidang melukis, komputer atau kerajinan tangan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak terdiri dari pemantauan secara cermat pertumbuhan fisik, perkembangan Motorik, perkembangan kognitif, perkembangan psikososial.  Setiap parameter perkembangan tersebut tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri sesuai perkembangan usia. Misalnya perkembangan motorik anak usia 6-8 bulan sudah harus bisa merangkak dan duduk. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Ternyata perkembangan motorik seorang anak seringkali berbeda dengan anak lainnnya. Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling.
Demikian pula stimulasi lingkungan, status gizi,  ras dan genetik mempunyai pengaruh penting dalam perkembangan motorik. Hal ini dapat dilihat perbedaan kemampuan rata-rata perkembangan motorik anak di berbagai Negara berbeda. Dibandingakan kemampuan motorik anak-anak di negara-negara Amerika dan Eropa Barat, maka perkembangan motorik milestone pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan pada umur 11,4–12,4 bulan11, dan anak-anak di Eropa antara 12,4–13,6 bulan12. Sedangkan di Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah rata-rata 14,02 bulan.
Dalam penelitian yang dilakukan dr Widodo Judarwanto SpA, terdapat kelompok anak tertentu yang mempunyai perkembangan motorik kasar atau kecerdasan olahraganya sangat bagus, tetapi kelompok ini kemampuan motorik halusnya tidak baik. Sedangkan kelompok lain yang mempunyai perkembangan motorik kasar buruk, ternyata mempunyai kemampuan motorik halus sangat baik. Meski jarang terdapat juga kelompok anak yang mempunyai perkembangan motorik keduanya sangat baik. Sebaliknya terdapat kelompok anak yang mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus sama buruknya. Hal ini terjadi pada anak dengan gangguan susunan saraf pusat seperti sebral palsi atau kelainan infeksi dan genetik yang mengganggu otak.
Pada kelompok anak tertentu sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan.
Pada anak yang memiliki gangguan konsentrasi atau rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang diajarkan menarik bagi mereka.  Pada kelompok ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif. Tetapi saat melakukan gerakan motorik halus tidak optimal karena tidak memusatkan perhatian pada aktifitas yang dihadapi, hal ini yang sering dikelirukan anak yang sangat aktif divonis mengalami gangguan motorik halus. Memang saat mewarnai anak tersebut sering acak-acakan selalu keluar dari garis gambar. Tetapi pada anak kelompok ini sat menggambar bisa detil dan tekun atau saat menggerakkan key pad mouse komputer sangat bagus dan tepat. Padahal kemampuan tersebut adalah kemampuan motorik halus yang sangat baik.
Penelitian unik yang telah dilakukan dr Widodo Judarwanto adalah pada penderita yang sering mengalami masalah gangguan saluran cerna terutama saat bayi dengan keluhan utama sering muntah, Gastrooesepageal refluks dan gangguan cerna lainnya seringkali mengalami perkembangan motorik kasar yang tidak baik tetapi mempunyai kemampuan motorik halus yang sangat baik. Biasanya penderita ini juga mengalami gangguan koordinasi  motorik mulut seperti keterlambatan bicara, gangguan berbicara (cadel, mengucapkan kata yang tidak jelas atau hanya ujung-ujungnya) dan mengalami gangguan mengunyah dan menelan. Gangguan mengunyah dan menelan ini diistilahkan dengan picky eaters atau pemilih. Biasanya makanan yang sering dihindari atau tidak disukai adalah sayur tertentu seperti kangkung, sawi, empal daging sapi atau nasi atau makanan lain yang berserat. Makanan yang disukai adalah mi, telor, daging ayam, sayur tertentu seperti wortel, brokoli, bayam, kentang, krupuk, biscuit atau makanan yang remnyah, “kriuk” atau crispy lainnya. Hal ini terjadi bukan karena suka tidak suka tetapi masalah makan yang udah dikunyak atau tidfak. Biasanya kelompok anak seperti ini sering terjadi pada penderita alergi dan intoleransi makanan.
Berkaitan dengan hal itu maka orangtua harus mengenali dan mendeteksi sejak dini kelebihan dan kekurang perkembangan motorik anak sehingga dapat dilakukan intervensi dan stimulasi sejak dini. Bila hal ini dilakukan mnaka kelebihan kemampuan motorik anak tersebut dapat dioptimalkan dengan memberikan dorongan kegiatan khusus untuk menciptalkan prestasi. Sedangkan bila terdapat kekurang dalam perkembangan motorik lainnya harus diberikan latihan sejak dini agar keterlambatan tersebut dapat diminimalkan.
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik pada usia tertentu menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik terbentuk sejak periode prenatal atau dalam kandungan. Perkembangan fisik manusia meliputi berbagai aspek yang dipengaruhi sistem dan fungsi organ tubuh. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi. Sistem tulang dan otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik. Sistem hormonal atau endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku, emosi dan kepribadian,.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit yang mempunyai kemapuan lebih dalam berolahraga, tetapi juga terdapat pelukis yang dapat memainkan kuas diatas kanvas karena kemampuan motorik halusnya yang demikian baik. Jensi kelamin juga pun memiliki pengaruh dalam hal ini,  anak perempuan pada usia sekolah mempunyai kelenturan fisiknya sekitar 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Sistematika motorik anak adalah dijelaskan Dynamic System Theory yang mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri. Anak yang memiliki kemampuan motorik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Peranan kemampuan motorik pada anak juga berpengaruh terhadap dorongan anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, bermain bola bola atau memainkan alat elektorik atau mainan lainnya..
Dengan kemampuan motorik baik, anak lebih dapat beradaptasi dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Kemampuan beradaptasi tersebut adalah anak dapat lebih dapat berteman dengan sesame saat melakukan aktifitas dengan minat yang sama dengan bermain bola atau menggambar. Sehingga dengan perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang terpinggirkan.
 Deteksi Dini Kemampuan Motorik Anak
Deteksi dini dan pemantauan perkembangan motorik anak dengan melakukan tes Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak. Apakah anak sesuai dengan perkembangan anak sudah sesuai dengantahapan perkembangan usianya.