EINSTEIN MENGGAPAI DAN BERDIALOG DENGAN ALLAH LEWAT FISIKA

EINSTEIN
MENGGAPAI DAN BERDIALOG DENGAN ALLAH
LEWAT FISIKA

Kajian Ilmiah ini kami tulis untuk menorehkan wacana dan kajian ke Islaman  pada bulan ramadhan 1424 H atau bulan Oktober  2003; tiada maksud lain kecuali untuk memperingatkan diri saya sendiri sebagai manusia Dho’if yang  lemah tetapi sombong,  kurang bersyukur serta kadangkala masih terjebak pada keadaan Eksklusif bahwa :

1.       Agama yang saya peluk adalah yang paling benar di dunia.
2.       Khilafiah yang saya anut adalah wahlus sunnah wal jama;ah dan terbenar di Mata Allah.
3.       Perilaku saya adalah yang paling benar diantara perilaku manusia lain di sekitar saya.

Marilah kita mulai dengan beberapa teori Fisika “Kakek – Einstein” yang brilian ini dimana mulai kita kenal sejak bangku SMA; Dan Apakah gerangan teori si kakek yang mengusik mata hati saya  untuk terpaksa mengagumi seorang non muslim yang berprilaku pemikiran Islami; dibandingkan dengan manusia semacam diri saya yang belum sepenuhnya berprilaku pemikiran Islami tetapi sok muslim, sok suci dan sok benar.   Beberapa pemikiran Einstein yang cukup sering kita kenal antara lain adalah sebagai berikut :

1.       Teori Relativitas.
2.       Teori Kecepatan Cahaya.
3.       Teori Kekekalan Energi.

Saya berupaya sekuat dan sepenuh hati berupaya menalarkan kekayaan bathin dan keindahan Islam Esoteris dengan tingkat pemahaman terhadap Al Qur’an yang teramat dangkal sekali untuk mengkaji teori-teori Einstein tersebut dalam adventure untuk mempertebal Iman dan taqwa terhadap Islam serta bekal untuk lebih mengenal keberadaan Allah (Ma’rifatullah).

1.   TEORI  RELATIVITAS

Teori relativitas dikemukakan si Tua Albert dengan tingkat kehalusan dan keindahan yang teramat tinggi, beliau tidak menemukan teori tersebut, tetapi berupaya merajut teori non  kekal yang berlaku sunatullah terhadap semua materi dan atom yang terdapat di dunia fana ini dapat dipastikan rusak keberadaan atau eksistensinya, sehingga dapat dikatakan bahwa kita ini begitu akrab dan tidak akan lepas depan perubahan; semua yang bernyawa pasti merasakan mati (QS. Al An’am:162-163).  Teori  ini pada hakekatnya secara  garis besar mengemukakan bahwa semua benda didunia ini adalah berubah wujud kecuali yang tetap adalah jumlah besaran energi yang dihasilkan dari perubahan wujud tersebut. Berarti segala sesuatu benda ataupun keadaan di dunia ini tiada yang memiliki sifat  kekal, kecuali hanya   Allah SWT semata yang maha pencipta dan maha kekal adanya. Luar biasa Engkau ya Allah, Engkau buka mata hati seseorang yang Engkau Mau Detik itu Juga  khususnya Einstein ya Allah, Engkau berikan petunjuk pada orang atheis untuk mengkaji, mengakui keberadaan Mu secara Islami. Sedangkan diriku masih membangga-banggakan Islam tanpa sedikitpun memberikan makna salamah sebagai manusia yang sama derajatnya dengan si Einstein yang  Engkau  Tugaskan menjadi Khalifah Mu fi Duniya untuk memelihara serta memberikan arti ketenteraman dan kesejahteraan kepada sekalian alam; bisaku hanya provokatif, memfitnah, berdalih benar sendiri, sok suci dan segudang kata sok lagi ; bukankan ini telah mengkhianati fitrah manusia yang Engkau berikan ketikan lahir sebagai cerminan 99 sifatmu ya Allah, yang aku  perlu  “energi positif” untuk kelangsungan eksistensi Iman dan takwaku pada Mu ya Allah dalam memberangus kemunafikan, syetan, bathil, fitnah serta dzalimnya hati manusia.

…………..2. Teori kekekalan energi







2.     TEORI KEKEKALAN ENERGI

Teori kekekalan energi merupakan suatu rangkaian berfikir berkelanjutan dari teori relativitas nomor 1 (satu) tersebut diatas,  yang mana keberadaan hipotesa teorinya tidak dapat dipisah begitu saja dari teori yang pertama.
Pernyataan sensual “Teori Kekekalan Energi” dari Sieksentris yang genit berfikir  “ilmiah, aneh dan spektakuler” ini  adalah sebagai berikut : “ Energi itu tidak dapat diciptakan dan energi itu tidak dapat dimusnahkan”, berarti energi itu kekal adanya dan keberadaannnya amat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup senua makhluk Allah tanpa kecuali manusia. . Energi itu mutlak harus ada sekalipun nilainya bisa “Positif” dan “Negatif”. Positif  dapat diartikan baik dan negative dapat diartikan buruknya akhlak manusia. Untuk memperoleh Energi “Positif” pada Qolbu manusia dibutuhkan rahmat, barokah, taufik,  hidayah yang merupakan energi Illahi positif dari Allah yang diberikan kepada manusia yang dikehendaki Nya tanpa memandang ruang, waktu dan derajat manusia. Oleh karenanya dalam memohon agar sebaiknya kita senantiasa diberikan limpahan rahmat, barokah, taufik, hidayah dari Allah untuk menu energi positif bagi Qolbu kita berupa Iman dan Taqwa Serta Mohon kepada Allah untuk memelihara rasa Syukur agar tidak terjadi kekufuran  . Dengan demikian apabila akal pikiran kita yang masih dibelunggu oleh energi negatif  berupa tuntutan “aku” beserta napsu disatu fihak dan di pihak lain realitas dunia luar tidak dapat mengakomodir tuntutan si- aku untuk dipenuhi, maka kekekalan energi yang menjadi sunattullah adalah timbulnya sakit jiwa (stress) yang berlanjut sakit fisik (stroke).  Untuk alam makrokosmos dalam kaitannya dengan tata Surya bumi mendapatkan energi panas pancaran yang berasal mata hari, energi magnet kutub Utara dan Kutaub selatan serta gaya gravitasi yang kekal eksistensinya tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan siapa yang memelihara energi untuk kelangsungan bumi dan seisinya selama jutaan tahun, tiada yang lain lagi kecuali hanya “Allah yang Maha EmpuNya Alam”.


3.     TEORI KECEPATAN CAHAYA
Dengan terumuskannya teori cahaya yang  nota bene tidak menempati ruang dan waktu, maka apabila kita coba  Al Qur”an sebagai rujukan, maka akan makin tampak indahnya sisi Esoterisnya Islam. Peristiwa Isra’ dam Mijra’ adalah jangkauan teori cahaya yang teramat sulit dinalar dengan akal. Dapat dibayangkan apabila suatu benda yang bergerak  sbb :
1.     Benda yang bergerak dengan 1/8  kec. Cahaya bisa dipastikan berubah bentuk.
2.     Benda yang bergerak dengan ¼  kec. Cahaya bisa dipastikan bentuk lebih tidak beraturan.
3.     Benda yang bergerak dengan ½  kec. Cahaya bisa dipastikan meleleh.
4.     Benda yang bergerak dengan ¾  kec. Cahaya bisa dipastikan hancur luluh.
Padahal kecepatan pesawat ulang alik masih < dari 1/8 kecepatan cahaya, itupun Chalenger sudah meledak karena panas gesek yang teramat besar. Subahanallahu Nabi Muhammad melaksanakan Isra’ Mi’raj. Beliau luar biasa dan jangan coba-coba untuk meniru, sangatlah tidak mungkin manusia Dholum macam saya dan anda mampu. Baru menegakkan Mi’rajnya kanjeng nabi kita semua udah nggak konsisten kok. Tapi sadar atau tidak kita semua orang muslim dengan segala tantangannya berupaya untuk menggapai kemulyaan dan Ridlo Allah (Mardhotillah) dengan dengan bersholat Lima Waktu. Itulah yang dapat kita laksanakan cebagai wujud cerminan keikhlasan perjuangan beliau yang tidak rela bila Ummatnya dalam aktivitas keseharian terbebani oleh sholat. Beliau di Provokatori oleh nabi Musa  As. Mencoba untuk berdialogis dengan Allah pada Arsy yang ke tujuh dengan 9 (sembilan) kali mondar mandir. Secara Hakekat apabila kita dapat menegakkan sholat dengan mencerminkan perilalu bathin sholat pada kehidupan pribadi sehari-hari, maka kita akan beroleh Nur (Cahaya) karena cerminan keikhlasan pelaksanaan mi’raj secara rohani  yang Insya Allah mampu memperoleh hidayah dengan kecepatan seperti saat Rasulullah melaksanakan mi”raj. Jadi dalam hal ini yang mengalami mi’raj adalah bathin/atau Jiwa kita ketika bersholat. Dan inti yang kedua adalah “bagaimana Rasullulah mempertanggungngjawabkan keluhan umatnya di masa mendatang dihadapan Allah”.  Sama dengan bagaimana kita dapat mempertanggungjawabkan cerminan sifat Allah kepada sesama manusia dihadapan Allah Kelak (QS. Maryam (19):33).

Kesimpulan terhadap kajian tersebut diatas mampukan kita sebagai muslim memberikan makna sebagai kalifah (wakil) Allah dimuka bumi untuk mempertanggung jawabkan kelak semua Amal dan Ibadah di hadapan Illahi Rabbi dalam Rangka Rahmatan Lil Alamin. Sungguh malu pada diri sendiri rasanya apabila kita yang mengaku muslim tetapi tidak dapat menikmati manisnya, indahnya Islam. Sedangkan Einstein yang kita semua mevonisnya dengan kafir/atheis/yahudi ternyata telah mampu memberikan warna eksistensin tertinggi  Tuhan dalam diri melalui ke- tiga teori yang digali, akhir dengan puncak pengakuan yang tertinggi sebelum beliau meninggal sebagai berikut “ AGAMA TANPA ILMU LUMPUH DAN ILMU TANPA AGAMA BUTA” (selamat m,erenung di bulan ramadhan 1424H/2003M).                      Oleh : Madyo Prihastono (orang yang disuruh prihatin terus sampai kapan….relatiflah)