Assalamu a'laikum wr wb
Lisan yang menghasilkan kata-kata juga sebagai senjata manusia yang membantunya berhubungan dengan sesama, mengekspresikan diri, mengapresiasi hidup serta menebarkan nilai dan pengetahuan, namun lisan pula yang sanggup menjerumuskan manusia dalam kebencian, amarah, sakit hati bahkan tipu daya. Rosulullah bersabda " Barang siapa yang mampu menjaga apa yang terdapat antara dua janggutnya (mulutnya) dan apa yang diantara dua kakinya (kemaluannya), maka aku jamin dia masuk surga." ( Muttafaq' alaih dari Sahl bin Sa'ad).
" Sesungguhnya seorang hamba (setelah) benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan, menyebabkan dia tergelincir kedalam neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat." (Muttafaq'alaih dari Abu Hurairah).
Ada 7 bahaya lisan yang mesti kita waspadai ?
1) DUSTA.
Berkata dusta atau bohong semakin banyak diucapkan orang bahkan menjadi tread center dalam kehidupan sehari-hari, semisal "lagi gak enak badan nih jadi hari ini gak bisa ngantor" padahal lagi malas. Rosulullah sudah menegaskan bahwa dusta adalah ciri kemunafikan sebuah sifat yang menunjukkan kerendahan Ahlak. Dari Abdullah bin Amru r.a Rosulullah bersabda, "ada empat perkara yang menjadikan seseorang itu munafik murni dan jika terdapat satu diantaranya maka ia mempunyai ciri nifaq sampai ditinggalkannya yaitu; bila diberi kepercayaan dia berkhianat, bila bicara dia dusta, bila berjanji dia tak menepati, bila bertikai dia curang." (Muttafaq 'alaih). Begitu juga dalam firman Allah " ...... Jauhilah perkataan-perkataan dusta." (Al-Hajj (22) : 30).
Dengan peringatan Allah dan Rosulullah tentang dusta seharusnya tidak ada celah lagi untuk berdusta terkecuali 3 hal yaitu: "Dalam situasi perang, dalam upaya ishlah antara sesama manusia dan pembicaraan laki-laki tentang istrinya atau perempuan tentang suaminya." (Hr. Ahmad).
2) GHIBAH.
Ghibah, gosip atau bergunjing tanpa sadar sudah menjadi bagian gaya hidup sehari-hari kapan saja ada kesempauan topik pembicaraan bisa menyerempet urusan pribadi oranglain terutama keburukan-keburukan orang lain, contoh kecil seperti infotaiment yang menyorot kehidupan pribadi para seleb.
Padahal dengan tegas Allah sudah memperingatkan dalam firmanNya, ".... dan janganlah mencari-cari keburukkan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain, adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Qs. Al-Hujaraat (49) : 12). Dan Rosulullah menggambarkan keadaan orang yang gemar bergunjingpun begitu mengerikan sebagaimana disabdakan Rosulullah Saw " Pada malam aku di Isra'kan aku melewati sebuah kelompok orang yang mencakari wajah mereka dengan kuku mereka sendiri, lalu oleh malaikat dikatakan padaku mereka itu adalah orang-orang (dahulunya di dunia) biasa menggunjing oranglain." Hanya melukai harga diri dan kehormatan orang dibicarakan cobalah kita berempati dan bayangkan bila kita dibicarakan orang lain.
3) NAMIMAH (ADU DOMBA).
Dengan tujuan memecah belah, menjatuhkan dan menyulut kebencian kepada sesama, seseorang atau sekelompok orang membawa berita tentang keburukan seseorang kepada orang lainnya begitu pula sebaliknya. Allah sangat mencelah perbuatan adu domba sebagaimana firman Allah " Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah." (Al-Qalam (68) : 10-11) atas kerusakan yang ditimbulkan oleh penyebah Namimah ini Rosulullah pun bersabda " Tidak akan masuk surga al-qattat (tukang adu domba)." (Hr. Bukhari).
Rosulullah menggambarkan keadaan si penyebar namimah dalam kuburnya sangat mengerikan, semenjak dalam kuburpun sipengadu domba telah mendapat azab sebagaimana yang digambarkan Rosulullah " dua ahli kubur yang disiksa dalam kuburnya yang satu karena air kencing dan satunya lagi, karena mengadu domba" (Hr. Bukhari).
4) MENGUMPAT DAN MENCELA.
Selain membicarakan orang banyak diantara kita tanpa sadar mengomentari orang dengan perkataan yang buruk alias mengumpat dan mencela baik terhadap fisik maupun sifat orang lain yang disampaikan secara terbuka dan terang-terangan, terlebih bila ternyata orang yang diomongkan itu sebenarnya tak seperti yang disangkakan ini akan sangat menyakitkan dan hal ini dilarang oleh Allah seperti dalam firmanNya "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghina (mencaci) suatu kaum yang lainnya karena boleh jadi kaum yang dihina itu lebih baik dari kaum yang menghina..." (Al-Hujaraat (49) : 11)
" Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela." (Al-Humazah (104) : 1) Rosulullah pun dalam sabdanya mengecam tindakan ini "Mencaci orang islam itu termasuk fasik dan membunuhnya termasuk kafir." (Hr. Abu Daud).
5) MEMANGGIL DENGAN GELAR YANG BURUK.
Kondisi fisik dan sifat seseorang yang buruk tentu tidak ingin ditonjolkan bahkan sebisa mungkin disembunyikan, maka bisa kita bayangkan rasanya bila dipanggil dengan sebutan sebutan si gendut, si ceking, pemarah dan sebagainya walaupun yang dimaksudkan hanya untuk bercanda, rasanya pasti tidak menyenangkan apalagi orang tersebut sedang berusaha untuk merubah dirinya dari yang pemarah untuk lebih penyabar dan sebagainya, Allah melarang panggilan-panggilan seperti itu: "Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zhalim" (Al-Hujaraat (49) :11).
Memanggil dengan panggilan yang baik tentu akan lebih menciptakan ketenangan dan kesejukan dalam pergaulan.
6) MENGUNGKIT PEMBERIAN DAN MENYAKITI YANG DIBERI.
Alangkah bersyukurnya seseorang disaat membutuhkan ada yang datang memberi bantuan namun jadi tidak menyenangkan bila pemberian itu disertai dengan kata-kata yang menyakitkan atau terus diungkit-ungkit dilain waktu. Allah sangat tidak menyukai prilaku ini seperti dalam firmanNya "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakit (perasaan si penerima) seperti orang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpah hujan lebat kemudian menjadikan dia bersih (tak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir" (Al-Baqarah (2) :264).
Rosulullah pun bersabda, " tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, serta tidak akan dipandangNya dan tidak pula disucikanNya yaitu orang yang mengulurkan kain, orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikkannya dan orang menjual dagangan dengan sumpah palsu" (Hr. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dari Abu Dzar Al-Ghifari).
7) SUMPAH PALSU.
"Demi Allah" sebagai sebuah ucapan yang mengawali sumpa sering kita dengar untuk membuktikan bahwa sesuatu itu benar atau tidak benar.
Allah melarang sumpah dijadikan sebagai alat menipu, " Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu diantaramu yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya dan kamu rasakan kemelaratan (didunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan bagimu azab yang besar." (An-Nahl (16) :94).
Dari Abu bakar r.a, Rosulullah Saw bersabda: " Maukah kalian semua jika kuberitau tentang dosa paling besar diantar dosa-dosa paling besar ?" kami menjawab " sudah tentu wahai Rasulullah." lalu, sambil berbaring beliau Saw bersabda: "Pertama, syirik kepada Allah, lalu durhaka kepada orang tua..." lalu tiba-tiba Rosulullah duduk tegak dan bersaba: " yang ketiga sumpah palsu dan saksi palsu." Rosulullah terus mengulang-ulang yang ketiga ini sampai para sahabat gemetar dan berkata: "seandainya Rosulullah diam" karena takutnya para sahabat mendengarkan kata mendengar kata sumpah dan saksi palsu yang diulang terus menerus oleh Rosulullah." (Hr. Bukhari Muslim). Betapa beratnya dosa dengan sumpa palsu apalagi yang merugikan orang lain.
Oleh karena itu marilah kita benar-benar memelihara lidah kita dari penyakit-penyakit yang membahayakan. semoga tulisan ini membawah bermanfaat.
wassalamualaikum wr wb
ina
sumber http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=10&id=13620#13620
Lisan yang menghasilkan kata-kata juga sebagai senjata manusia yang membantunya berhubungan dengan sesama, mengekspresikan diri, mengapresiasi hidup serta menebarkan nilai dan pengetahuan, namun lisan pula yang sanggup menjerumuskan manusia dalam kebencian, amarah, sakit hati bahkan tipu daya. Rosulullah bersabda " Barang siapa yang mampu menjaga apa yang terdapat antara dua janggutnya (mulutnya) dan apa yang diantara dua kakinya (kemaluannya), maka aku jamin dia masuk surga." ( Muttafaq' alaih dari Sahl bin Sa'ad).
" Sesungguhnya seorang hamba (setelah) benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan, menyebabkan dia tergelincir kedalam neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat." (Muttafaq'alaih dari Abu Hurairah).
Ada 7 bahaya lisan yang mesti kita waspadai ?
1) DUSTA.
Berkata dusta atau bohong semakin banyak diucapkan orang bahkan menjadi tread center dalam kehidupan sehari-hari, semisal "lagi gak enak badan nih jadi hari ini gak bisa ngantor" padahal lagi malas. Rosulullah sudah menegaskan bahwa dusta adalah ciri kemunafikan sebuah sifat yang menunjukkan kerendahan Ahlak. Dari Abdullah bin Amru r.a Rosulullah bersabda, "ada empat perkara yang menjadikan seseorang itu munafik murni dan jika terdapat satu diantaranya maka ia mempunyai ciri nifaq sampai ditinggalkannya yaitu; bila diberi kepercayaan dia berkhianat, bila bicara dia dusta, bila berjanji dia tak menepati, bila bertikai dia curang." (Muttafaq 'alaih). Begitu juga dalam firman Allah " ...... Jauhilah perkataan-perkataan dusta." (Al-Hajj (22) : 30).
Dengan peringatan Allah dan Rosulullah tentang dusta seharusnya tidak ada celah lagi untuk berdusta terkecuali 3 hal yaitu: "Dalam situasi perang, dalam upaya ishlah antara sesama manusia dan pembicaraan laki-laki tentang istrinya atau perempuan tentang suaminya." (Hr. Ahmad).
2) GHIBAH.
Ghibah, gosip atau bergunjing tanpa sadar sudah menjadi bagian gaya hidup sehari-hari kapan saja ada kesempauan topik pembicaraan bisa menyerempet urusan pribadi oranglain terutama keburukan-keburukan orang lain, contoh kecil seperti infotaiment yang menyorot kehidupan pribadi para seleb.
Padahal dengan tegas Allah sudah memperingatkan dalam firmanNya, ".... dan janganlah mencari-cari keburukkan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain, adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Qs. Al-Hujaraat (49) : 12). Dan Rosulullah menggambarkan keadaan orang yang gemar bergunjingpun begitu mengerikan sebagaimana disabdakan Rosulullah Saw " Pada malam aku di Isra'kan aku melewati sebuah kelompok orang yang mencakari wajah mereka dengan kuku mereka sendiri, lalu oleh malaikat dikatakan padaku mereka itu adalah orang-orang (dahulunya di dunia) biasa menggunjing oranglain." Hanya melukai harga diri dan kehormatan orang dibicarakan cobalah kita berempati dan bayangkan bila kita dibicarakan orang lain.
3) NAMIMAH (ADU DOMBA).
Dengan tujuan memecah belah, menjatuhkan dan menyulut kebencian kepada sesama, seseorang atau sekelompok orang membawa berita tentang keburukan seseorang kepada orang lainnya begitu pula sebaliknya. Allah sangat mencelah perbuatan adu domba sebagaimana firman Allah " Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah." (Al-Qalam (68) : 10-11) atas kerusakan yang ditimbulkan oleh penyebah Namimah ini Rosulullah pun bersabda " Tidak akan masuk surga al-qattat (tukang adu domba)." (Hr. Bukhari).
Rosulullah menggambarkan keadaan si penyebar namimah dalam kuburnya sangat mengerikan, semenjak dalam kuburpun sipengadu domba telah mendapat azab sebagaimana yang digambarkan Rosulullah " dua ahli kubur yang disiksa dalam kuburnya yang satu karena air kencing dan satunya lagi, karena mengadu domba" (Hr. Bukhari).
4) MENGUMPAT DAN MENCELA.
Selain membicarakan orang banyak diantara kita tanpa sadar mengomentari orang dengan perkataan yang buruk alias mengumpat dan mencela baik terhadap fisik maupun sifat orang lain yang disampaikan secara terbuka dan terang-terangan, terlebih bila ternyata orang yang diomongkan itu sebenarnya tak seperti yang disangkakan ini akan sangat menyakitkan dan hal ini dilarang oleh Allah seperti dalam firmanNya "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghina (mencaci) suatu kaum yang lainnya karena boleh jadi kaum yang dihina itu lebih baik dari kaum yang menghina..." (Al-Hujaraat (49) : 11)
" Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela." (Al-Humazah (104) : 1) Rosulullah pun dalam sabdanya mengecam tindakan ini "Mencaci orang islam itu termasuk fasik dan membunuhnya termasuk kafir." (Hr. Abu Daud).
5) MEMANGGIL DENGAN GELAR YANG BURUK.
Kondisi fisik dan sifat seseorang yang buruk tentu tidak ingin ditonjolkan bahkan sebisa mungkin disembunyikan, maka bisa kita bayangkan rasanya bila dipanggil dengan sebutan sebutan si gendut, si ceking, pemarah dan sebagainya walaupun yang dimaksudkan hanya untuk bercanda, rasanya pasti tidak menyenangkan apalagi orang tersebut sedang berusaha untuk merubah dirinya dari yang pemarah untuk lebih penyabar dan sebagainya, Allah melarang panggilan-panggilan seperti itu: "Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zhalim" (Al-Hujaraat (49) :11).
Memanggil dengan panggilan yang baik tentu akan lebih menciptakan ketenangan dan kesejukan dalam pergaulan.
6) MENGUNGKIT PEMBERIAN DAN MENYAKITI YANG DIBERI.
Alangkah bersyukurnya seseorang disaat membutuhkan ada yang datang memberi bantuan namun jadi tidak menyenangkan bila pemberian itu disertai dengan kata-kata yang menyakitkan atau terus diungkit-ungkit dilain waktu. Allah sangat tidak menyukai prilaku ini seperti dalam firmanNya "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebut dan menyakit (perasaan si penerima) seperti orang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpah hujan lebat kemudian menjadikan dia bersih (tak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir" (Al-Baqarah (2) :264).
Rosulullah pun bersabda, " tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, serta tidak akan dipandangNya dan tidak pula disucikanNya yaitu orang yang mengulurkan kain, orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikkannya dan orang menjual dagangan dengan sumpah palsu" (Hr. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, dari Abu Dzar Al-Ghifari).
7) SUMPAH PALSU.
"Demi Allah" sebagai sebuah ucapan yang mengawali sumpa sering kita dengar untuk membuktikan bahwa sesuatu itu benar atau tidak benar.
Allah melarang sumpah dijadikan sebagai alat menipu, " Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu diantaramu yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya dan kamu rasakan kemelaratan (didunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan bagimu azab yang besar." (An-Nahl (16) :94).
Dari Abu bakar r.a, Rosulullah Saw bersabda: " Maukah kalian semua jika kuberitau tentang dosa paling besar diantar dosa-dosa paling besar ?" kami menjawab " sudah tentu wahai Rasulullah." lalu, sambil berbaring beliau Saw bersabda: "Pertama, syirik kepada Allah, lalu durhaka kepada orang tua..." lalu tiba-tiba Rosulullah duduk tegak dan bersaba: " yang ketiga sumpah palsu dan saksi palsu." Rosulullah terus mengulang-ulang yang ketiga ini sampai para sahabat gemetar dan berkata: "seandainya Rosulullah diam" karena takutnya para sahabat mendengarkan kata mendengar kata sumpah dan saksi palsu yang diulang terus menerus oleh Rosulullah." (Hr. Bukhari Muslim). Betapa beratnya dosa dengan sumpa palsu apalagi yang merugikan orang lain.
Oleh karena itu marilah kita benar-benar memelihara lidah kita dari penyakit-penyakit yang membahayakan. semoga tulisan ini membawah bermanfaat.
wassalamualaikum wr wb
ina
sumber http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=10&id=13620#13620