Remaja

Menurut Salzman dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, remaja
merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap orang tua ke arah
kemandirian, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai
estetika dan isu-isu moral.


Menurut Konopka (Pikunas, 1976) dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
masa remaja meliputi:
a. Remaja awal (12-15 tahun)
Masa ini ditandai oleh munculnya sifat-sifat negatif dalam prestasi dan sikap sosial.
b. Remaja madya (15-18 tahun)
Pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup dan kebutuhan akan teman
sebaya. Masa ini juga merupakan masa mencari sesuatu yang dapat dipandang
bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja (masa merindu puja).

c. Remaja akhir (19-22 tahun)
Masa dimana remaja dapat menentukan pendirian hidupnya.


Untuk mencapai kematangan dan kemandirian remaja memerlukan bimbingan karena
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan serta pengalaman dalam
menentukan arah kehidupan masih terbatas.


2.7 Perkembangan Remaja


Dalam buku Psikologi Perekembangan Anak dan Remaja Wiliam Kay mengemukakan
tugas-tugas perkembangan remaja, yaitu:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
c. Mengembangkan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya
atau orang lain.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip
atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri kekanak-kanakan.


Salah satu tugas perkembangan menurut Havighurs (1961) dalam buku Psikologi
Perekembangan Anak dan Remaja adalah menerima keadaan fisik dan menggunakannya
secara efektif.


Penjelasan secara rinci:
a. Hakikat tugas perkembangan: Bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersikap
toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif, dan
merasa puas dengan fisiknya tersebut.
b. Dasar biologis: Siklus pertumbuhan remaja melibatkan serangkaian perubahan
endoctrin dengan berkembangnya ciri-ciri seksual dan fisik orang dewasa. Remaja
harus belajar memahami fisiknya. Pertumbuhan fisik remaja perempuan lebih cepat
dibandingkan remaja laki-laki.
c. Dasar psikologis: Perubahan internal fisik remaja tidak hanya paralel dengan
perubahan eksternal bentuk dan ukuran fisik, namun juga dengan perubahan sikap
dan ketertarikan, minat atau perhatiannya. Pertumbuhan fisik menjadi perhatian
setiap remaja. Remaja suka membanding-bandingkan diri dengan teman sebayanya.

Mereka merasa takut akan ciri-ciri fisik yang dapat menyebabkan perasaan rendah diri
(inferior).

d. Dasar

budaya:

Masyarakat

sangat

memperhatikan

penampilan

fisik

dan

pemeliharaannya. Remaja dituntut untuk menampilkan fisiknya yang menarik, dan
dapat berkembang melebihi teman sebayanya.
e. Tingkat pencapaian:
1. Tinggi. Indikator:
- Mampu mengarahkan diri dalam memelihara kesehatan secara rutin.
- Memiliki keterampilan dalam berolahraga.
- Mempersepsi tubuh dan jenis kelaminnya secara tepat.
- Merasa senang untuk menerima dan memanfaatkan fisiknya.
- Memiliki pengetahuan tentang reproduksi.
- Menerima penampilan dirinya secara feminin (bagi perempuan) dan maskulin (bagi
laki-laki).
- Memelihara dirinya secara hati-hati.
2. Sedang. Indikator:
- Mampu mengarahkan diri dalam memelihara kesehatan, namun tidak mampu
memelihara program kesehatan dalam jangka waktu lama, kecuali dalam
pengawasan orang dewasa.
- Memiliki persepsi yang sedang terhadap manusia dan keragaman seksual.
- Kadang-kadang bersikap menolak terhadap tubuhnya atau jenis kelaminnya.
- Memiliki pengetahuan tentang reproduksi, nemun memiliki rasa takut yang tidak
rasional tentang hal itu (bagi perempuan).
- Tubuhnya matang.
- Memiliki sedikit keterampilan untuk memelihara rumah.
3. Rendah. Indikator:
- Kurang memiliki kebiasaan untuk memelihara kesehatan diri dan cenderung
menolak apabila dinasihati oleh orang dewasa.
- Tidak dapat mengendalikan diri dalam meminum minuman keras, merokok makan,
minum, atau tidur.
- Fisiknya cenderung kurang matang.
- Memiliki distorsi persepsi tentang tubuhnya dan keragaman seks.
- Menampakkan ketidaksenangan terhadap tubuhnya.
- Merasa cemas tentang kematangannya yang lambat atau penampilan fisiknya yang
menyimpang (tidak sesuai dengan keinginannya).

- Tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang reproduksi, dan bahkan memiliki
rasa takut yang patologis terhadap reproduksi tersebut.
- Menyatakan kesenangannya untuk menjadi lawan jenis kelaminnya.