A. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan minat Belajar dengan Prestasi Belajar

1. Tinjauan terhadap masalah pengaruh perhatian orang tua
Sebelum batasan tentang perhatian dan orang tua dikemukakan, maka perlu kiranya dibicarakan tentang makna perhatian dan orang tua itu sendiri.
Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dam luar diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran kemungkinan rangsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.
a. Pengertian Perhatian
Tidak mudah bagi kita untuk merumuskan pengertian perhatian. Ketidakmudahan itu disebabkan antara lain oleh beberapa hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat. Seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi maupun empati.
Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga seseorang. Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan oleh Slameto ( 1995 : 105)
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan dari luar individu.
b. Pengertian orang tua
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 ) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu ) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu abjek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.
c. Macam-macam Perhatian Orang Tua
Menurut Tim Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 ) disebutkan adanya macam-macam perhatian dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya meliputi :
1). Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya, dibedakan menjadi :
a). Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak subjek.
b). Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.
2). Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya, dibedakan menjadi :
a). Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan aspek kesadarannya.
b). Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak menyertakan aspek kesadaran.
3). Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya, dibedakan menjadi :
a). Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan perhatian Konsentratif.
b). Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada macam-macam objek.
Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan perhatian menjadi tiga yaitu :
(1). Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang terhadap suatu perhatian kita tercurah secara spontan. Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita harus memaksakan perhatian kepadanya.
(2). Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita memusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan perhatian tersebut distributif.
(3). Perhatian sembarangan ( random attention ) yaitu perhatian semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah dari objek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa macam-macam perhatian dapat dibedakan berdasarkan objek tertentu yang disertai aktivitas. Dalam penelitian ini perhatian orang tua terhadap anak disimpulkan sebagai pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang dilakukan oleh orang tua ( ayah, ibu atau wali ) yang berupa : perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat dan perhatian terpencar.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua
Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal ini dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dakir ( 1995 : 114 ) dikemukakan :
1). Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang kuat mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi perhatian, objek yang besar menarik perhatian, begitu pula rangsangan dapat menarik perhatian
2). Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang bersangkut paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa rangsangan yang sesuai dengan bakatnya lebih menarik perhatian daripada hal yang lain.
Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa hal-hal yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif dan faktor subjektif.
Yang termasuk faktor objektif, adalah :
a). Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian
b). Perangsang yang luar biasa
c). Perangsang yang tiba-tiba
d). Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu
e). Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.


Sedangkan faktor subjektif, adalah :
(a). Pekerjaan yang sedang kita laksanakan
(b). Keinginan yang sedang kita laksanakan
(c). Minat
(d). Perasaan
(e). Mode, dan
(f). Kebiasaan
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :
1. Faktor Objektif yang meliputi :
a. Rangsangan yang kuat
Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya. Apabila anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan biasanya, maka orang tua dengan mendapat rangsangan yang sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan. Misalnya anak nampak murung, maka orang tua segera memberikan perhatian agar anak tersebut dapat membebaskan dari kemurungan itu.
b. Kualitas Rangsangan
Orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat terus menerus, namun dapat memilih sekiranya anak sedang sangat membutuhkan perhatian. Hal ini dapat terjadi pada saat anak sedang menghadapi ulangan misalnya. Maka orang tua memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas rangsangan yang membuat orang tua memberikan perhatian.
c. Objek yang besar atau perangsang luar biasa
Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam hati, hal ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, sehingga perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau luar biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak dapat mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan mendapatkan perhatian yang lebih besar.
d. Rangsangan yang baru
Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas menuju hal-hal yang positif, maka orang tua akan memberikan perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.
2. Faktor Subjektif yang meliputi :
a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Orang tua pada era sekarang cenderung sangat sibuk dengan pekerjaan. Ini diakibatkan karena keinginan orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering ditinggal. Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hal ini dapat berpengaruh terhadap minat belajar.
b. Keinginan orang tua
Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap harmonis, artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri antara ayah dan ibu, sehingga menimbulkan konflik, yang jika tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat mengancam keluarga dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan berpengaruh terhadap minat belajar.
c. Minat
Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat dapat membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila tidak dapat terlaksana, hal ini akan mengganggu atau mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak.
d. Perasaan
Keadaan perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak. Hal ini dapat terjadi jika orang tua yang bekerja perasaan gembira akan membuat suasana rumah yang menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja dengan perasaan marah membuat suasana rumah menjadi kurang menyenangkan sehingga minat untuk belajarpun bagi anak berkurang / menurun.
e. Mode
Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang selalu mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru, baik mode rumah, perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.
f. Kebiasaan
Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman keras, berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap minat belajar. Hal ini disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang bergairah dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca buku, maka akan dapat meningkatkan minat belajar.
Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan subjektif.
Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan dari dalam diri individu, sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar diri individu. Kedua faktor tersebut bagi orang tua dapat muncul dengan sendiri ataupun bersama-sama tergantung pada objek yang sedang dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada minat belajar dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap anak.
2. Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar
a. Pengertian tentang minat,
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.
Karateristik minat menurut Bimo Walgito :
(1). Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
(2). Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu.
(3). Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya ( 1977 ; 4 )
Menurut pendapat diatas yang perlu diperhatikan adalah aspek terakhir yaitu unsur pengharapan menimbulkan keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya. Ahli lain mengatakan bahwa minat sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno Surachmad, 1980 : 90 )
Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsini Arikunto, “Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.” (1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian seseorang. Perhatian adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada mekanisme penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat. Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian, rasa senang, harapan dan pengalaman.


b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988 : 26 ). Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :
(1). Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
(2). Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
(3). Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu ( 1980 : 12 )

Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional.
c. Proses Timbulnya Minat
Menurut Charles yang dikutip oleh Slamet Widodo dideskripsikan sebagai berikut : Pada awalnya sebelum terlibat di dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas ( Slamet Widodo, 1989 : 72 ). Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan denga hal-hal tersebut.
d. Fungsi Minat
Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan ”....the word interested may be used to the motivatoring force which courses and individual to give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat disini dmaksudkan bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau aktivitas tertentu sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang, sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang dan pengalaman.

e. Pengertian Belajar
Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai mencapai umur tua.
Menurut Winkel :
Belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.

Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan pada proses, baik proses mental, proses adaptasi dengan lingkungan, proses melalui lingkugannya, proses melalui pengalaman, latihan maupun praktek.
Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian belajar yang menekankan pada perubahan sebagaimana dikatakan oleh Witherington, bahwa ,”Belajar adalah perubahan dalam diri individu yang dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian dan apresiasi”.
Dengan memperhatikan perumusan-perumusan tentang pengertian belajar tersebut diatas maka penulis berpendapat; Bahwa belajar adalah suatu peoses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel bahwa,” Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.” ( : )
f. Pengertian Minat Belajar
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman. Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan belajar akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
g. Faktor-faktor Yang Menimbulkan minat Belajar
Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap pada diri individu, tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses. Seseorang mempunyai minat dari pembawaanya, minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar.
Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan dorongan emosional.
h. Macam-Macam Minat Belajar
Sesuai dengan aturan diatas, bahwa minat merupakan kecenderungan untuk memiliki rasa senang terhadap suatu objek dan dalam penelitian ini objek yang diteliti mengenai belajar, maka penulis kemukakan tentang macam-macam minat yang berhubungan dengan macam-macam belajar.
Menurut Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno ( 1985 : 9 ) ada delapan macam model belajar yang disebut : “Cumulative Learning Model” Adapun macam atau jenis belajar sebagai berikut :
1). Signal Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan respon terhadap suatu tanda ( signal )
2). Claining learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian hubungan stimulus respon S – R )
3). Stimulus Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat terhadap stimulus tertentu.
4). Verbal Assaciation learning : Belajar memahami pengertian verbal jenis ini terutama diperlukan dalam belajar bahasa.
5). Multiple descimination learning : Belajar membedakan sesuatu dalam jumlah yang banyak, sehingga individu perlu memberikan respon yang berbeda-beda.
6). Concept learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat mengklasifikasikan berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian atau membentuk konsep tentang suatu hal.
7). Principle learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip antara dua pengertian / konsep atau lebih.
8). Problem solving : belajar memecahkan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam minat belajar diikuti adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung timbulnya suatu aktivitas belajar. Hal ini dapat dipengaruhi oleh delapan macam model belajar yakni belajar dengan tanda, belajar merangkai, belajar memberikan respon, belajar memahami pengertian verbal, belajar membedakan sesuatu dalam jumlah banyak, belajar konsep, belajar prinsip dan memecahkan masalah, sehingga minat belajar siswa akan lebih terarah dengan adanya kegiatan tersebut.

i. Ciri-Ciri Orang Yang Berminat Belajar
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, AM ( 1998 : 46 ) menyebutkan hal-hal yang dapat mendorong atau menimbulkan minat belajar adalah sebagai berikut :
1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang labih luas.
2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan keinginan untuk maju
3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya
4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetensi.
5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Maslow yang dikutip oleh Sardiman AM ( 1998 : 46 ) mengemukakan dorongan-dorongan seseorang untuk belajar yaitu sebagai berikut :
1). Adanya kebutuhan fisik
2). Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekuatan
3). Adanya kebutuhan dan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain.
4). Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat
5). Sesuai dengan sifat seseorang untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang berminat belajar ditandai adanya sifat ingin tahu, adanya kreativitas, adanya simpati dari orang lain, memperbaiki kegagalan, adanya rasa aman dan adanya ganjaran atau hukuman.
j. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar
Perhatian itu timbul karena adanya dorongan psikis tertentu dan karena adanya rangsangan dari lingkungan. Memperhatikan atau menaruh perhatian dapat diartikan sebagai mengarah kepada sesuatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan pengamatan satu objek atau pelaksanaan satu perbuatan. Perhatian orang tua terhadap minat belajar anak dapat dilakukan dengan berbagai macam tergantung sudut objek atau sudut pandang. Hal ini karena masing-masing orang tua mempunyai perbedaan sendiri-sendiri, antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila orang tua memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anak dalam hal belajar maka aktivitas belajar dapat menumbuhkan minat belajar tanpa ada rasa terpaksa.
Adanya perhatian dari ayah, ibu atau wali yang berupa perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat dan perhatian terpencar maka anak merasa dilindungi dan diperhatikan oleh orang tua sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan termasuk juga kegiatan belajar tidak mengalami tekanan-tekanan psikis. Dengan demikian perhatian orang tua terhadap anak berpengaruh terhadap minat belajar anak. Semakin baik perhatian yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap minat belajar. Dan sebaliknya semakin kurang perhatian orang tua terhadap anak, maka semakin berkurang minat belajar yang ditimbulkan oleh anak.

3. Tinjauan Terhadap Masalah Prestasi Belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa :
Yang dimaksud prestasi belajar adalah peningkatan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. ( : 80 )

Dari batasan diatas, dapat penulis uraikan bahwa setelah siswa melakukan usaha belajar di sekolah dengan waktu tertentu, maka untuk selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu test yang biasa disebut Tes Hasil Belajar. Dari hasil test tersebut dapat diukur prestasi belajar siswa dengan standar tertentu. Biasanya ukuran prestasi belajar siswa dilambangkan dalam bentuk angka, huruf atau kata.
Secara garis besarnya, karateristik prestasi belajar dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar seseorang merupakan perubahan perilaku yang dapat diukur, dalam hal ini dengan menggunakan tes.
b. Prestasi belajar seseorang menunjuk pada individu, sebagai sebab, artinya individulah sebagai pelakunya.
c. Prestasi belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standard tertentu, baik berdasarkan norma kelompok ataupun norma yang tidak ditetapkan.
d. Prestasi belajar menunjukkan pula pada hasil kegiatan yang disengaja dan disadari yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

1). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan akan tergantung pada faktor dan kondisi yang mempengaruhinya.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses atau kegiatan belajar dan hasil atau prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a). Faktor individu yang belajar ( faktor interen )
b). Faktor lingkungan di luar individu yang belajar ( faktor eksteren )
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih terinci tentang kedua faktor yang mempengaruhi belajar :
(1). Faktor individu yang belajar ( faktor internal)
Siswa sebagai pelajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Berhasil tidaknya proses belajar bagi diri siswa akan tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa.
Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari segi siswa ini adalah :
(a). Faktor Fisiologis / Jasmaniyah yang bersifat pembawaan maupun bukan pembawaan seperti : penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik, kematangan fisik dan sejenisnya.
(b). Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau bukan pembawaan seperti : taraf intelegensi, kemampuan belajar, bakat, unsur kepribadian tertentu seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa aman, penyesuaian diri, perhatian, kematangan psikologis dan sejenisnya.
(1). Faktor Lingkungan di luar Individu yang Belajar ( Faktor Eksternal )
Faktor eksternal ini sering pula menjadi salah satu sumber / faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor ini diantaranya adalah sebagai berikut :
(a). Faktor Tujuan
Setiap kegiatan manusia menpunyai tujuan tertentu, demikian pula halnya dengan proses belajar yang merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia dalam lingkungannya, sudah barang tentu mempunyai tujuan tertentu pula.
Semakin jelas tujuan yang akan dicapai dalam belajar, semakin jelas dan positiflah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat merangsang individu untuk lebih giat melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan yang diinginkan.
(b). Faktor Guru
Guru sebagai perantara dalam usaha memperoleh perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu faktor guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Faktor guru yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah : karateristik intelektual baik berupa kecakapan potensial maupun aktual, kecakapan psikomotorik, karateristik afektif yang meliputi ; kematangan dan kestabilan emosi, minat dan sikap terhadap profesinya serta terhadap materi yang akan diajarkan guru serta aspek kepribadian lainnya.


(c). Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar
Fasilitas fisik tempat belajar berlangsung, akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa. Keadaan fisik sekolah yang baik akan lebih memungkinkan siswa belajar dengan tenang, teratur dan lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan ukuran ruangan dan suasana prasarana belajar lainnya yang diperlukan dalam belajar.
(d). Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi : system sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan interaksi antara guru dan siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar mengajar.
(e). Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim, waktu dan sekitarnya.
2). Tes Hasil Belajar Dalam Hubungannya dengan Prestasi Belajar
Dalam Kaitannya dengan proses belajar mengajar, maka untuk mengetahui efektifitas proses belajar mengajar dan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari hasil belajarnya perlu diadakan evaluasi belajar.
Untuk mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa diperlukan suatu alat evaluasi yang biasanya disusun oleh guru mata pelajaran itu sendiri dan biasa disebut dengan Tes Hasil Belajar ( THB ).
Di Indonesia THB ada dua macam yaitu THB yang disusun oleh guru untuk kelasnya sendiri dan disusun oleh sejumlah guru secara bersamaan yang disebut dengan .................... biasanya digunakan untuk ulangan semesteran. Kedua macam THB tersebut mempunyai peranan besar sebagai alat evaluasi dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan dan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam THB ini, siswa diberi nilai tertentu yang menyatakan taraf prestasi yang telah dicapai siswa.
Dalam Tes Hasil Belajar saat ini, dapat dibedakan antara Tes Formatif dan Tes Sumatif.
Menurut Abd. Gafur :
Tes Formatif digunakan sewaktu pengajaran sedang berlangsung untuk memacu, mengarahkan, dan menilai belajar siswa dan untuk menilai efektifitas proses pengajaran.
Sedangkan, Tes Sumatif adalah tes yang diberikan diakhir pengajaran untuk menentukan apakah yang letah dipelajari siswa ( 1984 : 82 )

Menilik pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada bentuk THB, yaitu : Formatif, misalnya : Tes Akhir Unit Bahan, Tes Latihan dalam Kelas, sedangkan Tes Sumatif misalnya : Tes Ulangan yang dilakukan pada akhir semester, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester.
Dari uraian dimuka, maka berhubungan erat dengan Prestasi Belajar siswa. Tes hasil belajar akan menggambarkan sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai siswa.