OBESITAS


Bab 66
OBESITAS
Ø  DEFINISI
Obesitas adalah kondisi kelebihan simpanan lemak tubuh, yang bisa dijelaskan secara epidemi atau fisiologi. Obesitas sebaiknya dibedakan dari kelebihan berat, yaitu berat badan berlebih yang relatif terhadap tinggi.
Ø  PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
·         Etiologi obesitas biasanya tidak diketahui, tapi kemungkinan terkait pada kontribusi dari faktor lingkungan, genetis, dan fisiologi.
·         Faktor lingkungan termasuk kurangnya aktivitas atau kerja fisik; persediaan makanan yang berlebih; peningkatan asupan lemak; peningkatan konsumsi gula sederhana; dan pengurangan konsumsi sayuran, buah, dan karbohidrat kompleks.
·         Asupan kalori yang berlebih menjadi syarat untuk bertambahnya berat dan obesitas, tapi apakah pertimbangan primer pada asupan kalori total atau komposisi makronutrien masih diperdebatkan.
·         Banyak neurotransmitter, reseptor, dan peptide menstimulasi atau menurunkan asupan makanan pada manusia dan hewan (Tabel 56-1), tapi temuan tidak selalu konsisten antara model hewan dan manusia.
·         Aktivitas diperkirakan berperan dalam obesitas, tapi studi yang dirancang untuk menguji manfaat peningkatan aktivitas memberikan hasil yang tidak konsisten.
·         Berat bisa bertambah karena kondisi medis (seperti, hipotiroid, sindrome Cushing, lesi hipotalamik) atau sindrome genetik (seperti, sindrome Prader-Willi), tapi ini adalah penyebab jarang dari obesitas.
·         Faktr genetik tampaknya menjadi penentu utama obesitas pada beberapa individu, sedang faktor lingkungan lebih penting pada lainnya. Gen spesifik yang mengkode obesitas tidak diketahui; kemungkinan ada lebih dari satu gen.
Tabel 56-1
FISIOLOGI DAN KO-MORBIDITAS
·         Tingkat obesitas ditentukan oleh keseimbangan bersih energi yang masuk relatif terhadap energi yang digunakan dalam waktu tertentu. Determinan tunggal terbesar dari penggunaan energi adalah laju metabolik, yaitu resting energy expenditure, REE (penggunaan energi istirahat) atau basal metabolic rate (BME). Kedua istilah ini sering digunakan bergantian karena perbedaan keduanya <10 span="span">
·         Tipe utama jaringan adiposa adalah (1) jaringan adiposa putih, yang membentuk, menyimpan, dan melepaskan lipid; dan (2) jaringan adiposa coklat, yang menggunakan energi melalui respirasi uncoupled mitokondria. Riset pada obestas termasuk evaluasi pada aktivitas reseptor adrenergik dan efeknya pada jaringan adiposa dalam hal penyimpanan energi dan penggunaan atau termogenesis.
·         Obesitas dihubungkan dengan resiko kesehatan yang serius dan peningkatan mortalitas. Hipertensi, hiperlipidemia, resistensi insulin, dan intoleransi glukosa adalah faktor kardia yang tersimpan pada individual obese.
Ø  TAMPILAN KLINIK DAN DIAGNOSA
·         Ada banyak definisi dari obesitas klinik dan, karenanya, metode untuk mendiagnosanya.
·         Lemak tubuh berlebih bisa ditentukan dengan ketebalan lapisan kulit, densitas tubuh menggunakan berat badan di bawah air, impedansi (resistensi terhadap arus bolak-balik) dan konduktivitas bioelektrik, dual-energy x-ray absorptiometry (DEXA), computed axial tomography (CT) scan, dan magnetic resonance imaging (MRI). Sayangnya, metode yang mengukur lemak tubuh secara langsung seringkali mahal dan membutuhkan banyak waktu.
·         Body mass index, BMI (indeks massa tubuh) normal didefinisikan sebagai berat (kg) dibagi luas tubuh (m2). BMI normal adalah 20-24,9 untuk pria dan wanita; berat berlebih adalah >27,8 dan >27,3; dan berat terlalu berlebih adalah >31,1 dan >32,3.
·         Obesitas sentral paling baik diperkirakan dengan teknik pencitraan (seperti, CT scan atau MRI), tapi bisa lebih mudah diperkirakan dengan waist-to-hip ratio (WHR) tinggi-rendah >1,0 untuk pria dan >0,9 untuk wanita atau waist circumference (WC) >102 cm untuk pria dan >89 cm untuk wanita.
·         Meski kriteria untuk berat normal tidak diketahui, life insurance data telah digunakan untuk memberikan rentang berat atau ideal body weight, IBW (berat badan ideal) untuk tinggi dan ukuran frame. Sesorang disebut kelebihan berat badan jika berat badannya 10% melebihi IBW-nya, dan obese jika melebihi 20%.
Ø  HASIL YANG DIINGINKAN
Tujuan terapi sebaiknya masuk akal dan sebaiknya mempertimbangkan faktor seperti ko-morbiditas, berat badan awal, motivasi dan keinginan pasien, dan usia pasien. Jika, sebagai contoh, tujuan utama adalah memperbaiki kadar glukosa dan kolesterol darah, atau hipertensi, maka titik akhir sebaiknya ditujukan pada level hemoglobin terglikosilasi, low density lipoprotein-cholesterol (LDL-C); target pengurangan berat bisa cukup 5%. Jika tujuan utama adalah mengurangi osteoartritis atau apnea (=kesulitan bernafas) saat tidur, maka pengurangan berat 10-20% bisa lebih sesuai.
Ø  PERAWATAN
·         Rencana perawatan obesitas menggunakan diet, latihan fisik, perubahan tingkah laku dengan atau tanpa terapi farmakologi, dan/atau operasi (Gambar 56-1).
Gambar 56-1
·         Tujuan utama perubahan tingkah laku adalah membantu pasien memilih gaya hidup yang kondusif untuk pengurangan berat badan yang aman dan perlahan. Terapi tingkah laku berdasar pada prinsip belajar manusia, yang menggunakan kontrol stimulus dan merangsang substitusi hasrat untuk mempelajari.
·         Banyak bentuk diet tersedia untuk membantu pengurangan berat. Apapun bentuknya, konsumsi energi harus kurang dari pengeluaran energi, tapi diet yang sangat ketat sering memberikan hasil jangka panjang yang mengecewakan.
·         Operasi, yang mengurangi permukaan penyerapan pada saluran alimentari atau volume lambung, menjadi prosedur intervensi paling efektif untuk obesitas sedang sampai parah. Teknik modern mempunyai tingkat mortalitas dari operasi <1 aman="aman" banyak="banyak" dan="dan" dari="dari" kolsetasis="kolsetasis" komplikasi="komplikasi" lambung="lambung" lebih="lebih" masih="masih" mual="mual" potensial="potensial" prosedur="prosedur" seperti="seperti" span="span" stenosis="stenosis" tapi="tapi" terdahulu="terdahulu" ulser="ulser">
TERAPI OBAT
·         Banyak agen farmakoterapi yang (atau pernah) tersedia untuk penanganan obesitas (Tabel 56-2).
·         The National Task Force on the Prevention and Treatmeant of Obesity menyimpulkan bahwa penggunaan agen anorektik dalam waktu yang singkat sulit untuk dibenarkan penggunaannya karena terjadi pertambahan berat yang terprediksi sewaktu penghentian, tapi penggunaan jangka panjang bisa digunakan untuk pasien tanpa kontraindikasi. Studi lebih lanjut, terutama melebihi 1 tahun, diperlukan sebelum penggunaan meluas dan rutin.
·         Amphetamine sebaiknya dihindari karena stimulasinya yang sangat kuat dan potensi ketergantungan.
·         Phentermine (30 mg di pagi hari dan 8 mg sebelum makan) mempunyai aktivitas stimulan dan potensi penyalahgunaan di bawah amphetamine dan merupakan agen tambahan yang efektif pada studi terkontrol-plasebo. Efek samping (seperti, peningkatan tekanan darah, palpitasi, aritmia, midriasis, perubahan kebutuhan insulin atau hipoglisemi oral) berperan dalam pilihan pasien.
·         Mazindol (1-3 mg sebelum sarapan atau 1 mg sebelum makan) aktivitas stimulannya di bawah phentermine dan merupakan terapi singkat yang efektif pada studi terkontrol-plasebo. Seperti phentermine, kontraindikasi termasuk penggunaan monoamine oxidase (MAO) inhibitor, glaukoma, penyakit kardiovaskular simtomatik, dan penyalahgunaan senyawa stimulan; tetapi, mazindol bisa lebih aman untuk pasien diabet dari phentermine.
·         Diethylpropion (25 mg sebelum makan) aktivitas stimulannya dibawah mazindol dan pada uji lebih efektif dari plasebo untuk mencapai pengurangan berat badan dalam waktu singkat. Diethylpropion adalah salah satu penekan nafsu makan noradrenergik paling efektif dan bisa digunakan pada pasien dengan hipertensi sedang sampai parah atau angina, tapi sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan hipertensi parah atau penyakit kardiovaskular bermakna.
·         Phenylpropanolamine ditarik dari pasaran pada tahun 2000 karena pada studi kasus-terkontrol menunjukkan peningkatan resiko stroke hemorrhage pada wanita.
·         Ephedrine (20 mg dengan atau tanpa caffeine, 200 mg , sampai tiga kali sehari) mempunyai aktivitas penekanan nafsu makan dan termogenik lebih baik dari plasebo pada uji yang berlangsung selama 6 bulan. Efek samping paling umum adalah tremor, agitasi, gugup, bertambah sering berkeringat, dan insomnia, palpitasi dan takikardi juga telah dilaporkan.
·         Agen serotonik efek stimulasi sentral dan potensi penyalahgunaannya lebih kecil dari senyawa noradrenergik, tapi agen serotonergik bisa merubah pola tidur dan merubah efek.
·         Fenfluramine ditarik dari pasar pada 1997 karena laporan adanya insufisiensi kardiovaskular dan kelaianan struktural.
·         Dexfenfluramine juga ditarik dari pasar karena potensi masalah katup jantung.
·         Pasien yang menerima fluoxetine (60 mg sehari) mempunyai pengurangan berat badan awalnya sebesar 2-4 kg pada uji terkontrol-plasebo, tapi tidak ada perbedaan antar kelompok selama periode <1 tahun. Temuan serupa juga telah terlihat dengan sertraline (200 mg sehari).
·         Sibutramine (5-15 mg sehari) lebih efektif dari plasebo, tapi berat pasien cenderung bertambah lagi setelah 6 bulan perawatan. Mulut kering, anoreksia, insomnia, konstipasi, peningkatan nafsu makan, pusing, dan mual terjadi dua sampai tiga kali lebih sering dari plasebo. Sibutramine sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan penyakit arteri koroner, stroke, penyakit jantung kongestif, aritmia, atau penggunaan MAO inhibitor.
·         Orlistat merangsang penurunan berat dengan menurunkan absorpsi lemak dari diet dan tetap labih efektif dari plasebo pada 2 tahun. Feses lunak, nyeri/kolik abdominal, flatulance, dan/atau tidak bisa mengendalikan defekasi terjadi pada 80% pasien, keparahannya ringan sampai sedang, dan membaik dalam 1-2 bulan terapi. Orlistat bisa mengganggu absorpsi vitamin larut lemak. Persetujuan untuk penggunaan ditunda karena kanker payudara pada 0,6% pasien.
·         Peptida (seperti, leptin, neuropeptide Y, galanin) sedang diselidiki karena manipulasi eksogen bisa memberikan pendekatan terapi untuk penanganan obesitas.
·         Produk herbal, alam, dan suplemen digunaan untuk memacu pengurangan berat (Tabel 56-3). FDA tidak mengatur produk-produk tersebut dengan ketat, jadi bahan-bahannya bisa tidak aktif dan dalam berbagai konsentrasi. Produk-produk ini tidak lebih aman dari obat yang diresepkan ; sebagai contoh, lebih dari 800 laporan efek samping serius (seperti, seizure, stroke, kematian) dar penggunaan Ma Huang.
EFEK SAMPING SERIUS
·         Efek samping serius telah dilaporkan dengan hampir semua penekan nafsu makan.
·         Primary pulmonary hypertension (PPH) bisa terjadi dengan penggunaan beberapa penekan nafsu makan noradrenergik dan serotonergik, baik tunggal atau dalam kombinasi (seperti, turunan fenfluramine).
Tabel 56-3
·         Peningkatan kejadian penyakit katup jantung, dengan atau tanpa PPH, telah dihubungkan dengan penggunaan dexfenfluramine tunggal, dexfenfluramine/ phentermine, dan fenfluramine / phentermine (Fen/Phen). Insufisiensi vaskular tidak segera terlihat pada pemeriksaan fisik tapi bisa dideteksi dengan ultrasonografi jantung.
·         Pemberian beberapa agen serotonergik sekaligus bisa menyebabkan stimulasi serotonergik sentral perifer yang berlebihan atau sindrom serotonin. Kriteria diagnosa adalah paling tidak tiga dari yang berikut : demam, menggigil, confusion, agitasi, tremor, ataksia (=kehilangan kendali atas pergerakan anggota tubuh), hiperrefleksia, berkeringat, dan diare. Meski simtom biasanya ringan, kondisi lebih parah bisa terjadi dan termasuk seizure, dispnea (=kesulitan bernafas), hipotensi, hipertensi, aritmia, gangguan fungsi ginjal, disseminated intravascular coagulation, DIC (penyebaran koagulasi vaskular), dan kematian. Kebanyakan kasus yang dihubungkan dengan MAO inhibitor yang dikombinasikan dengan selective serotonin reuptake inhibitor, dextromethorphan, meperidine, atau tricyclin antidepresan.
Ø  EVALUASI HASL TERAPI
·         Progress sebaiknya dinilai sekali atau dua kali sebulan untuk 1-2 bulan pertama, lalu tiap bulan. Pada tiap kunjungan sebaiknya direkam berat, WC, BMI, tekanan darah, riwayat medis, dan toleransi terhadap terapi obat.
·         Berat pasien sebaiknya tidak diizinkan untuk jatuh dibawah IBW mereka. Target pengurangan berat yang masuk akal adalah 0,5 kg/minggu.
·         Pasien diabetes membutuhkan pengawasan lebih sering dan pengawasan gula darah mandiri. Beberapa agen anorektik mempunyai efek langsung yang meningkatkan toleransi glukosa.
·         Pasien dengan hiperlipidemia atau hipertensi sebaiknya dimonitor untuk menilai efek turunnya berat pada profil lipid dan tekanan darah.