BUDAYA SUKU
JAWA
Suatu jenis tari klasik dari daerah Yogyakarta yang selalu dibawakan oleh 4 penari, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya pada Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.
Sebagai tari klasik istana di samping
bedhaya, serimpi hidup di lingkungan istana Yogyakarta. Serimpi merupakan seni
yang adhiluhung serta dianggap pusaka Kraton. Tema yang ditampilkan pada tari
Serimpi sebenarnya sama dengan tema pada tari
Bedhaya Sanga, yaitu menggambarkan pertikaian antara dua hal yang
bertentangan antara baik dengan buruk, antara benar dan salah antara akal
manusia dan nafsu manusia.
Keris merupakan salah satu senjata tikam
tradisional yang mempunyai tempat tersendiri dalam kebudayaan Nusantara,
khususnya Jawa. Budaya keris di Jawa, diwariskan secara turun-temurun sejak
zaman kerajaan kuna dinasti Mataram Hindu dan Budha, hingga kerajaan Mataram
Yogyakarta dan Surakarta sebagai pewaris terakhir dari kebudayaan Jawa
tradisional , yang mendapatkan legitimasinya dari pemisahan kekuasaan yang
ditetapkan oleh perjanjian Giyanti, menampilkan budaya keris dengan kekhasannya
masing-masing. Hal itu membuat kontinuitas dan perubahan keris Jawa tradisional
dalam kebudayaan Yogyakarta dan Surakarta, pada konteks historis, kultural, dan
estetikanya, menarik untuk ditelusuri.
3.
GAMELAN JAWA
Gamelan
Jawa
adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang,
dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong,
kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan
keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh
masyarakat Jawa.
Gamelan Jawa terdiri atas instrumen
berikut:Kendang, Bonang, Bonang
Penerus,
Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab, Siter, Suling, Kempul
4.
NASI GUDEG JOGJA
Menyebut
gudeg Jogja, otomatis ingatan kita akan tertuju pada sebuah kampung yang
terletak di sebelah timur Alun-alun Utara Kraton Jogja. Dari kampung inilah,
masakan khas yang berbahan dasar ‘gori’ ini menjadi populer hingga seantero
dunia. Tak heran wisatawan yang berkunjung ke Jogja rasanya kurang lengkap jika
belum menyantap gudeg di tempat ini.
‘Gudeg Bunda’ memang bercita rasa khas, berbeda dengan gudeg pada umumnya. Gudegnya kering dengan rasa manis. Cara memasaknya pun berbeda, buah nangka muda (gori) direbus di atas tungku sekitar 100 derajat celcius selama 24 jam untuk menguapkan kuahnya.
5. RUMAH JOGLO
Tak
hanya megah, indah, sarat makna dan nilai-nilai sosiokultural, arsitektur
bangunan joglo juga dapat meredam gempa. Bagaimana desainnya?
Sebuah bangunan joglo yang menimbulkan interpretasi arsitektur Jawa mencerminkan ketenangan, hadir di antara bangunan- bangunan yang beraneka ragam. Interpretasi ini memiliki ciri pemakaian konstruksi atap yang kokoh dan bentuk lengkung-lengkungan di ruang per ruang.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni bangunan tradisional.
Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Kudus terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap rumah bisa berbentuk pencu.
Sebuah bangunan joglo yang menimbulkan interpretasi arsitektur Jawa mencerminkan ketenangan, hadir di antara bangunan- bangunan yang beraneka ragam. Interpretasi ini memiliki ciri pemakaian konstruksi atap yang kokoh dan bentuk lengkung-lengkungan di ruang per ruang.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni bangunan tradisional.
Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Kudus terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap rumah bisa berbentuk pencu.
Konstruksi
Rumah Joglo
Pada
arsitektur bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman seni
konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat pendukungnya.
Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan, bahkan sikap religiusitasnya
terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan gaya ini.
Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan.
Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga merangkap sebagai tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktuwaktu tertentu dijadikan sebagai ruang tidur pengantin bagi anak-anaknya
Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan.
Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga merangkap sebagai tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktuwaktu tertentu dijadikan sebagai ruang tidur pengantin bagi anak-anaknya