Pertumbuhan mikroorganisme


Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna (Budiyanto 2012).
Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh media pertumbuhannya. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Beberapa Media pertumbuhan  sebagai berikut:
a.      PDA (Potato Dextrose Agar)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi khamir dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasikahmir dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
b.      APDA (Acidified Potato Dextrose Agar)
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan kapang yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan kapang akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata.


c.       NB (Nutrient Broth)
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair dan memiliki fungsi yang sama dengan nutrient agar.
d.      LB (Lactose Broth)
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan dan produk susu. Selain itu juga berfungsi sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef,0,5% pepton dan 0,5% laktosa.
e.       BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth)
Medium BGLBB merupakan medium selektif yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif sehingga bakteri koliform yang merupakan bakteri gram negatif dapat tumbuh (Nengsih 2010).
Pada produk pangan biasanya BGLBB digunakan pada susu yang banyak mengandung bakteri asam laktat.
f.       PCA (Plate Count Agar)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak khamir untuk mensuplai vitamin B kompleks.
g.      PDB (Potato Dextrose Broth)
Potato Dextrose Broth adalah media yang digunakan untuk membudidayakan khamir. PDB memiliki komposisi yang sama seperti PDA, hanya saja tidak memiliki agar-agar.
h.      SB (Sucrose Broth)   
Sucrose broth adalah media yang digunakan untuk isolasi bakteri yang memfermentasikan sukrosa.
Selain media pertumbuhan, aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah zat makanan, pH, air, oksigen, dan senyawa penghambat pertumbuhan (Fardiaz 1992). Selain zat makanan, suhu, pH, dan aktifitas air, pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh waktu, potensial reduksi oksidiasi (redoks), struktur biologi, dan faktor pengolahan (Buckle 1987).