BAB II
SISTEM MANAJEMEN
2.1
Modal
Modal awal yang digunakan untuk pendirian apotek As-Suyuthi berasal dari tabungan pribadi
apoteker dan bantuan dana dari orang tua dan saudara dengan nilai total Rp 104.620.000,-
2.2
Rencana Pemasaran dan Strategi
Diperlukan
suatu perencanaan dan persiapan yang matang dalam memulai usaha baru. Aspek sosial yang meliputi kondisi masyarakat sekitar
seperti pola hidup dan tingkat sosial masyarakat menjadi pertimbangan dalam
mengambil kebijakan atau keputusan usaha apotek, misalnya dalam pengadaan item
obat dan penetapan harga obat. Produk yang disediakan hendaknya
dapat memenuhi kebutuhan / permintaan konsumen, serta dengan harga yang dapat
dijangkau. Target pemasaran dari apotek
As-Suyuthi adalah masyarakat yang tinggal di sekitar apotek dan tidak menutup
kemungkinan dari daerah lain maupun para pengguna jalan
lain karena terletak di jalan raya yang mudah diakses oleh masyarakat. Apotek
As-Suyuthi akan didirikan di Jl. Sunan Prapen No.46, Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Dari terget
pemasaran tersebut, diperkirakan bahwa pelanggan apotek As-Suyuthi nantinya akan berasal dari kalangan
menengah ke atas hingga kalangan bawah. Di wilayah ini belum ada apotek yang
berdiri sehingga relatif tidak ada persaingan. Hanya saja terdapat praktek
dokter umum dan bidan yang melakukan dispensing
obat, akan tetapi hal tersebut dapat teratasi bila masyarakat mengetahui akan
peran dari apoteker di apotek.
Apotek As-Suyuthi belum dikenal masyarakat sekitar dan
dokter yang praktek di sekitar apotek sehingga membutuhkan waktu untuk dikenal
dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Agar keberadaan
apotek As-Suyuthi sebagai apotek
yang baru berdiri diketahui oleh masyarakat, maka perlu dilakukan upaya promosi
untuk memperkenalkan apotek.
Strategi yang diterapkan apotek terkait dengan promosi
penjaringan konsumen diantaranya sebagai berikut:
1. Memberitahu kerabat, tetangga, dan sanak
saudara bahwa telah dibuka apotek As-Suyuthi.
2. Menyebarkan
brosur tentang apotek ke rumah penduduk di wilayah sekitar, para pengguna
jalan, puskesmas pembantu, dan di tempat praktek dokter umum yang dekat dengan
lokasi apotek As-Suyuthi.
3.
Membuat
brosur ataupun leaflet berdasarkan tema - tema kesehatan tertentu secara
periodik yang disediakan di apotek As-Suyuthi.
Pada
awal pendirian apotek As-Suyuthi
akan diadakan acara syukuran secara sederhana dengan mengundang tokoh
masyarakat setempat dan warga yang bertempat tinggal di sekitar apotek. Juga
akan diadakan pelayanan pemeriksaan tekanan darah gratis untuk masyarakat
sekitar. Pada tahap
selanjutnya apoteker juga aktif ikut serta dalam kegiatan masyarakat dengan
memberikan penyuluhan atau edukasi tentang kesehatan. Apotek As-Suyuthi
juga akan aktif untuk memberikan informasi tertulis kepada masyarakat sekitar
tentang kesehatan melalui penyebaran leaflet, dan pemasangan poster kesehatan.
Sebagai apotek yang baru berdiri,
diperlukakn suatu hal yang bisa menjadi keunggulan bagi apotek untuk dapat
dikenal dan bertahan di masyarakat. Strategi pelayanan apotek As-Suyuthi mengedepankan prinsip pharmaceutical
care. Layanan jasa yang diberikan adalah konseling, pemberian informasi
seputar obat, pencatatan pengobatan pasien (Patient
Madication Record), monitoring
pasien dengan kondisi khusus, serta fasilitas pengiriman
obat bagi pelangganan dengan minimal pembelian sebesar Rp 50.000,- dan pada
lokasi yang terjangkau. Dengan
demikian apotek As-Suyuthi dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang profesional, bermutu, dan terjamin dimana pasien / customer akan memperoleh layanan
konseling dan konsultasi oleh apoteker. Apoteker berusaha untuk mewujudkan
sebuah apotek yang menjadi tempat menemukan informasi yang benar bagi
masyarakat yang ingin mendapatkan jawaban terhadap semua masalah pengobatan.
Produk yang ditawarkan oleh apotek
As-Suyuthi antara lain obat-obatan, alat kesehatan, dan produk kesehatan
lainnya seperti sabun, kosmetik, suplemen, dan susu.
2.3
Ketenagaan (Practice Teamwork)
Kinerja
apotek dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila didukung sumber daya manusia yang
mumpuni dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya. Untuk menghemat
pengeluaran biaya agar beban biaya tidak terlalu besar, jumlah personil yang
akan digunakan harus dipertimbangkan sesuai dengan anggaran yang dimiliki oleh
apotek. Oleh karena itu, pada awal pendirian apotek As-Suyuthi akan dikelola
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
yang merangkap sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA), dibantu oleh seorang Apoteker
Pendamping, dan 2 orang
Asisten Apoteker. Jumlah pekerja bisa ditambah bila apotek telah berkembang
agar masing-masing personil bisa lebih fokus dalam tugasnya. Apoteker sebagai
pengelola Apotek langsung membawahi semua karyawannya.
Apotek As-Suyuthi buka setiap hari pada pukul 07.00-21.00,
kecuali untuk hari besar nasional libur. Jam kerja terdiri dari 2 shift, shift pagi mulai pukul 07.00-14.00 sedangkan shift malam mulai pukul 14.00-21.00. Tiap shift harus ada Apoteker
dan Asisten Apoteker. Jadwal jaga masing - masing personil disusun silih
berganti sehingga kadang mendapat shift
pagi dan kadang mendapat shift malam. Karyawan diberikan pengarahan dan pembinaan agar selalu bekerja dengan baik dan
penuh tanggung jawab sesuai dengan kewajiban dan wewenangnya serta selalu bersikap
ramah kepada pasien.
Adapun
tugas dari masing-masing personil di apotek As-Suyuthi adalah sebagai berikut :
a.
Apoteker Pengelola Apotek (APA)
1.
Sebagai pemilik dan pengelola
apotek yang mengambil keputusan dan tindakan kefarmasian; merencanakan,
mengkoordinasi serta mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian dan manajerial di apotek.
2.
Memberikan pelayanan kefarmasian berupa pelayanan resep dan non resep,
menyediakan jasa konseling, serta menerapkan pharmaceutical care di apotek.
3.
Melakukan
pengadaan barang yang ada di apotek, baik obat bebas, obat bebas terbatas, OWA,
obat tradisional, alat kesehatan, dan kosmetika.
4.
Bertanggung jawab dalam keuangan
apotek mulai dari penentuan harga, pembuatan daftar harga, pencatatan
penerimaan dan pengeluaran, serta pembuatan laporan keuangan apotek.
5.
Memberikan kesejahteraan pegawai
dan membina hubungan yang baik dengan para pegawai, PBF, dokter dan tenaga medis
lainnya di lingkungan sekitar apotek.
6.
Melakukan pencatatan dan pelaporan
penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika kepada pihak yang berwenang, membuat surat pesanan (SP), menyediakan nota,
kuitansi, etiket dan copy resep.
7.
Melakukan
pembukuan keuangan apotek, pencatatan transaksi, pembayaran biaya-biaya dan
pembayaran pajak.
8.
Mengawasi
keluar masuknya obat, alkes, dan perbekalan lainnya melalui kartu stok.
9.
Membuat prosedur tetap dalam
pelayanan kefarmasian baik berupa pengadaan, pengelolaan, penyerahan obat,
hingga pemusnahan obat.
10.
Melakukan evaluasi tentang hasil
yang dicapai apotek, kinerja karyawan, maupun langkah-langkah yang perlu
diambil untuk kemajuan apotek.
b.
Apoteker Pendamping (Aping)
Tugas dari Apoteker Pendamping hampir sama dengan APA.
Semua bentuk kegiatan pada tugas APA di atas juga dilakukan oleh Apoteker
Pendamping, namun khusus untuk poin yang menyangkut evaluasi dan bentuk langkah
yang diambil demi kemajuan apotek lebih kepada APA karena APA disini adalah
penanggung jawab utama sekaligus pemilik sarana apotek. Pada intinya, Aping
bertugas membantu APA untuk melaksanakan tugas manajerial dan pelayanan yang
dilakukan oleh APA.
c.
Asisten
Apoteker
1.
Membantu apoteker dalam hal
penerimaan perbekalan farmasi dan memastikan keabsahannya, pengontrolan harga
dan tanggal kadaluarsa.
2.
Membantu apoteker dalam pengadaan
barang seperti pemesanan / order
barang, penulisan SP, penerimaan barang, melayani tukar faktur, dan menentukan
tanggal tagihan PBF.
3.
Melakukan
administrasi sehari-hari di apotek, seperti pengarsipan faktur dan resep,
melakukan pembukuan, melakukan pencatatan kkeluar masuknya barang pada kartu
stok, melakukan pengontrolan harga dan tanggal kadaluarsa obat pada saat
pembelian obat, mencatat transaksi di buku penjualan, serta menghitung
pendapatan apotek.
4.
Melakukan
penataan dan penyimpanan obat sesuai dengan aturan.
5.
Membantu apoteker melakukan
pencatatan pemakaian narkotika dan psikotropika serta pelaporannya.
6.
Membantu
apoteker dalam menyiapkan pelayanan resep dari dokter
termasuk memberi harga, meracik, mempersiapkan obat, tetapi penyerahan obat dilakukan oleh apoteker.
7.
Membantu
apoteker dalam pelayanan obat bebas dan obat terbatas.
8.
Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi
yang mendekati batas kadaluarsa dan mendekati batas minimal untuk dipesan kembali.
9.
Ikut serta dalam peningkatan
kemajuan apotek.