Ketika Rasulullah saw di bentak oleh seorang Wanita

Seri Kelembutan Akhlak Nabiyyuna Muhammad :
Ketika Rasulullah saw di bentak oleh seorang Wanita

Disebutkan didalam sebuah riwayat suatu ketika Rasulullah melewati seorang wanita yang sedang menangis menjerit2 di sebuah perkuburan. Ia menangis karena tidak sempat menghadiri pemakamannya. Sepertinya ia barusan di tinggal oleh salah satu orang yg disayanginya, mungkin suami atau lainnya. Salah satu pendapat para imam mengatakan bahwa tangisan wanita tersebut telah berlebihan, sehingga ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati wanita tersebut, karena Rasulullah saw berkata :

اِتَّÙ‚ِÙŠ اللهَ ÙˆَاصْبِرِÙŠْ

“ Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah”

Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ( اتقي الله واصبري) menunjukkan bahwa tangisan wanita itu telah berlebihan, dikarenakan menjerit-jerit dalam tangisannya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat hal itu, beliau melihat perbuatan wanita ini sudah berlebih2an. Akan tetapi beliau tidak langsung menghardiknya, tidak memvonis, tidak mengucapkan kata2 yang menyinggung perasaannya juga tidak menyuruh wanita itu menghentikan perbuatannya.

Inilah kelembutan Rasulullah saw ketika melihat seseorang berbuat salah. Rasulullah hanya menyikapinya dengan ramah dan lemah lembut seraya bersabda “bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah”.

Mendengar ucapan itu maka marahlah wanita ini seraya membentak Rasulullah saw "Engkau tidak sedang tertimpa musibah seperti yang sedang aku hadapi !! Engkau tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini !!, jadi lebih baik engkau diam saja !!" bentak wanita itu.

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun hanya diam saja dan kemudian pergi.

Setelah beberapa saat maka datanglah sayyidina Anas bin Malik kepada wanita itu dan berkata : "Hai, tahukah engkau siapa orang yang telah engkau bentak tadi?"

wanita itu menjawab : “tidak”,

lalu berkata sayyidina Anas bin Malik : “Dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”"

Alangkah terkejutnya wanita itu. Tubuhnya langsung gemetaran ketakutan setengah mati karena telah membentak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ini sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Shahih Muslim. Lalu wanita itu bergegas menuju rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menghadap beliau.

"Yaa Rasulullah maafkanlah hamba, sungguh hamba tidak tahu bahwa engkaulah orang yang tadi yang telah menasihatiku" ucap wanita itu penuh harap dan masih dalam rasa penuh ketakutan.

Rasulullah saw memandanginya, dan Rasulullah saw paham betul bagaimana perasaan ketakutan dan khawatir yang sedang di rasakan wanita itu. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab dengan ramah dan santai seraya menenangkan wanita yang ketakutan itu :

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الصَّبْرُ عِÙ†ْدَ الصَّدْÙ…َØ©ِ اْلأُÙˆْÙ„َÙ‰

“ Sesungguhnya kesabaran itu adalah di saat pertama kali musibah terjadi”

Alangkah tenangnya perasaan wanita itu dengan seketika. Ia merasa telah ditenangkan dari musibahnya dan telah dihibur dari rasa ketakutannya karena telah membentak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena takut Allah swt akan murka.

Demikianlah indahnya budi pekerti nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang menenangkan seseorang yang sedang dalam ketakutan, kegundahan dan kesedihan.

Inilah yang semestinya yang harus di warisi oleh umat2 zaman sekarang. Dimana orang2 yang gemar menenangkan orang lain ini sudah hampir jarang di temukan. Lebih banyak orang yang suka mengompori, memanasi keadaan, pengadu domba, sulut sana, sulut sini, provokasi sana provokasi sini akhirnya terjadi pertikaian, perpecahan, perkelahian, dll.