Filsafat Ilmu Logika

Filsafat Ilmu Logika
Semester II
Kebenaran
Adalah seorang peneliti ingin menemukan apa yang sebenarnya menyebabkan manusia itu mabuk, untuk itu dia mengadakan penyelidikan dengan mencampur berbagai minuman keras. Mula-mula dicampur air dg wiski luar negeri yang setelah dg habis ditengguknya maka iapun mabuk. Setelah siuman dia mencampur air dengan TKW wiski lokal ternyata campuran itupunmenyebabkan dia mabuk. Akhirnya dia mencampur air dengan tuak yang juga menyebabkan dia mabuk. Berdasarkan penelitian ini maka dia menyimpulkan bahwa airlah yang menyebabkan manusia mabuk. Benar-benar masuk akal, namun apakah itu benar ?
Penalaran
Merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.”Agar pengetahuan yg dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan  suatu cara tertentu.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulannya dilakukan menurut cara tertentu
Logika
Secara luas logika diartikan sebagai “ pengkajian untuk berpikir secara sahih”
Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yg bersifat umum
Logika deduktif  membantu kita menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khsusus )
Kesimpulan yg bersifat umum punya 2 keuntungan
Bersifat ekonomis. Kehidupan yg sangat beragam dg berbagai corak dan segi dapat direduksikan menjadi beberapa pernyataan
Dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
SUMBER PENGETAHUAN
Namun segala yang ada dalam hidup ini dimulai dengan meragukan sesuatu bahkan Hamlet si peragu, yang berseru kepada Ophelia
Ragukan bahwa bintanang-bintang itu api
Ragukan bahwa matahari itu bergerak
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta
Tapi jangan ragukan cintaku
Kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu
Terdapat 2 cara untuk mendapatkan pengetahuan yg benar
Mendasarkan diri pada rasio
Kaum rasionalis
Mempergunakan metode deduktif
Mendasarkan diri pada pengalaman
- kaum empiris
- mempergunakan metode induktif
Masalah yg timbul dari penyusunan pengetahuan secara  empiris
Pengetahuan yg dikumpulkan cenerung untuk menjadi suatu kumpulan fakta-fakta
Hakikat pengalaman yg merupakan cara dalam menemukan pengetahuan
Cara lain untuk mendapatkan pengetahuan yg benar
Intuisi
Pengetahuan yg didapat tanpa melalui proses tertentu
Bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka intuisi ini tidak bisa diandalkan. Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan sebgai hipotesis bagi analisis selanjutnya. Kegiatan intuitif dan analitik bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran
Wahyu
Merupakan pengetahuan yg disampaikan oleh Tuhan kepada manusia
Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yg diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan pengetahuan bukan  saja mengenai kehidupan sekarang yg terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yg transedental.
Kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan terhadap nabi sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara penyampaian, merupakan  dasar dari penyusunan pengetahuan ini.

Kriteria Kebenaran
Seorang anak tiba-tiba mogok tidak mau belajar. Orang tuanya mencoba membujuk dia dengan segala macam daya. Setelah didesak dia berterus terang bahwa sudah kehilangan hasrat untuk belajar, sebab ternyata gurunya adalah seorang pebohong……..
“tiga hari yg lalu dia berkata bahwa 3 + 4 = 7. dua hari yg lalu dia berkata 2 + 5 = 7, kemarin dia bilang 6 + 1 = 7, bukankah semua ini tidak benar ?”
Bagi kita tidak sukar untuk menerima kebenaran bahwa 3+4=7, 5+2=7, dan 6+1 = 7. mengapa hal itu disebut benar ? Sebab pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar
Berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu  bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Bila kita menganggap semua “manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan yg benar. Maka pernyataan bahwa “ si polan adalah seorang manusia dan si Polan akan mati “ adalah benar pula sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama
Bagi penganut teori korespondensi maka suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.maksudnya jika seseorang mengatakan bahwa “ibu kota RI adalah jakarta” maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu dengan obyek yg bersifat faktual yakni jakarta yang memang menjadi ibu kota RI
Sekiranya orang lain yang menyatakan bahwa “ ibu kota RI adalah Bandung” maka pernyataan itu adalah tidak benar sebab tidak terdapat obyek yang dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini maka secara faktual  “ ibu kota RI adalah bukan Bandung melainkan Jakarta “
Kedua teori kebenaran yakni teori koherensi dan teori korespondensi kedua-duanya dipergunakan dalam ara berpikir ilmiah. Penalaran teoretis yang berdasarkan logika deduktif jelas mempergunakan teori koherensiini. Sedangkan proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta-fakta yang mendukung suatu pernyataan tertentu mempergunakan teori kebenaran yang disebut kebenaran pragmatis
Bagi seorang pragmatis maka kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan pratis. Artinya suatu pernyataan adalah benar, jik peernyatan itu atau konsekwensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia