FORMAT BUSINESS PLAN
(FORMAT RENCANA USAHA)
FORMAT PROPOSAL TERTULIS
1. COVER
DEPAN
1.1 Gambar dan Design menarik
Gambar
dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari
design dan warna yang sesuai.
1.2 Logo / Lambang Usaha
Digunakan
untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam mengingatkan
usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama.
1.3 Informatif ( nama,
alamat, contact no )
Berisi
informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon
yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
2. PENDAHULUAN
2.1 Sejarah
Berdirinya Usaha
Sejarah
berdirinya usaha menggambarkan kepada
calon investor dasar atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara
pengalaman dan keutuhan individu yang terlibat didalamnya.
2.2 Visi & Misi Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai usaha
dalam jangka panjang (What to Be? )
Misi merupakan
cara-cara yang digunakan usaha dalam mencapai visi usaha (How to Be ?). Misi
dapat berupa pernyataan kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku usaha untuk
bekerja sesuai Misi dalam mencapai Visi.
3. ASPEK PEMASARAN
3.1 Gambaran
Umum Pasar ( STP )
Segmen
Pasar merupakan gambaran
umum dari konsumen usaha kita
Target
Pasar merupakan sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita.
Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita
diantara pesaing usaha yang sejenis.
3.2.
Permintaan
·
Perkiraan
/ prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
·
Proyeksikan
permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti kenaikan x
% per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk
Tahun
|
Perkiraan Permintaan
( dalam Unit )
|
|
|
|
|
|
|
3.3.
Penawaran
·
Penawaran
dari produk pesaing sejenis di pasar
Nama Perusahaan
Pesaing
|
Kapasitas Produksi / Tahun
( dalam Unit )
|
|
|
|
|
|
|
·
Proyeksi
penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan
seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan ekonomi.
Tahun
|
Perkiraan Penawaran
( dalam Unit )
|
|
|
|
|
|
|
3.4.
Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual
dalam waktu 1 tahun disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran.
Pangsa Pasar adalah bagian dari penjualan produk kita
dibandingkan dengan penjualan total produk sejenis dalam industri
Tahun
|
Permintaan
(A)
|
Penawaran
(B)
|
Peluang
(C = A-B)
|
Rencana
Penjualan
|
Pangsa Pasar
(E = DX100% / C)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.5.
Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan
alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
3.5.1. Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita
dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan
berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih
dibandingkan pesaing.
3.5.2. Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih
menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih
tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi
harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan harga
grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga,
3.5.3. Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat
dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara :
·
Advertising
(Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
-
Media
Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
-
Media
TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio
·
Sales
Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di
tempat keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan
ditempat.
·
Personal
Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat
konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
·
Public
Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image
perusahaan baik dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung.
Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.
3.5.4. Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita
untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara
langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang
kecil).
3.5.5. People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum
yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun
tidak langsung.
3.5.6. Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar
konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses
produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.
3.5.7. Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau
sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti
tempat yang menarik dan bersih untuk restoran.
Note :
·
Semua
strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah dibandingkan
dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi pemasaran yang
kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam menarik konsumen.
·
Semua
strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya sehingga perlu
dicatat biaya yang dikeluarkan per
bagian P.
4. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
4.1 Aspek
Organisasi
·
Nama
Perusahaan / Usaha
·
Nama
Pemilik / Pimpinan
·
Alamat
kantor dan tempat usaha
·
Bentuk
Badan Hukum ( Kalo berbentuk Badan Hukum )
·
Struktur
Organisasi
·
Jabatan,
Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian
Jabatan
|
Uraian Tugas
(A)
|
Jumlah
(B)
|
Gaji / Bulan
(C)
|
Total
(BxC)
|
Pimpinan
|
|
|
|
|
1. Direksi
|
|
|
|
|
Staf
|
|
|
|
|
1. Bag. Pemasaran
|
|
|
|
|
2. Bag. Produksi
|
|
|
|
|
3. Bag. Keuangan
|
|
|
|
|
Total Gaji / Bulan
|
|
4.2. Perijinan
Perijinan yang perlu disiapkan sebelum usaha
dimulai dan disertai dengan biaya pengurusannya. Apabila usaha kita tidak
berbentuk badan hukum maka perijinan tidak kompleks tetapi hanya perlu
perijinan dari wilayah sekitarnya (paling tidak sampai ijin kecamatan /
kelurahan ) disertai keterangan dari pihak RT / RW dimana usaha kita berada.
Sedangkan bila usaha kita akan
berbentuk badan hukum maka perijinan yang diperlukan adalah : ijin prinsip
(dari instansi terkait), SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), TDP ( Tanda Daftar
Perusahaan), Akta Pendirian Perusahaan, dll.
Semua biaya diatas berkisar antara 5-7 jt untuk berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) tergantung wilayah usaha dan dikerjakan semuanya oleh NOTARIS.
4.3 Kegiatan
Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan sebelum usaha dimulai disertai
dengan jadwal pelaksanaan yang diatur berdasarkan periode tertentu ( mingguan
atau bulanan ).
KEGIATAN
|
JADWAL PELAKSANAAN
( Dalam Mingguan )
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1. Survey Pasar
|
|
|
|
|
2. Menyusun Rencana Usaha
|
|
|
|
|
3. Perijinan
|
|
|
|
|
4. Survai tempat usaha
|
|
|
|
|
5. Survai Mesin / Peralatan
|
|
|
|
|
6. Pemasangan Sarana Penunjang
|
|
|
|
|
7. Mencari tempat kerja
|
|
|
|
|
8. Uji Coba Produksi
|
|
|
|
|
9. Operasional
|
|
|
|
|
4.4 Inventaris
Kantor dan Supply Kantor
Inventaris kantor untuk barang yang umur
produknya lebih dari 1 tahun.
Inventaris / Perangkat Kerja
|
Merk
|
Jumlah unit
|
Harga
|
Jumlah harga
|
|
|
|
|
|
Total Inventaris Kantor
|
|
Supply Kantor merupakan biaya untuk menunjang kegiatan
administrasi seperti ATK Alat Tulis Kantor ( umur ekonomis 1 tahun atau kurang
)
Jenis Biaya Supply Kantor
|
Total Biaya per Tahun
|
|
|
Total Supply Kantor
|
|
5. ASPEK PRODUKSI
5.1. Produk
Perencanaan yang perlu
dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan
industri pengolahan adalah:
A. Dimensi Produk
Dimensi produk berkenaan
dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta
fungsinya.
B. Nilai/Manfaat Produk
Manfaat yang dapat ditawarkan
oleh produk dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu:
-
Manfaat inti (core benefit): adalah manfaat yang diberikan untuk pemenuhan
terhadap kebutuhan utama konsumen, misalnya kebutuhan berbicara jarak jauh.
-
Manfaat dasar (basic benefit): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk
memecahkan masalah kebutuhan utama, misalnya telepon.
-
Manfaat yang
diharapkan (expected benefit): adalah manfaat yang
diharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar, misalnya telepon yang
dapat dibawa-bawa (HP).
-
Manfaat di atas
harapan (augmented benefit): adalah manfaat yang
dapat diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, misalnya HP yang
dapat digunakan untuk SMS.
-
Manfaat potensial (potential benefit): adalah semua manfaat yang mungkin dapat
diberikan lebih dari sekedar augmented benefit, misalnya HP yang dapat
digunakan sebagai lampu senter, kamera, video
recorder, video calling, fax,
internet, dsb.
C. Kegunaan/Fungsi Produk
-
Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan
digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir); meliputi:
§ Convenience goods, yaitu produk yang dibutuhkan
sehari-hari dan mudah didapat, misalnya beras, gula, teh, permen, dll.
§ Shopping goods, yaitu produk-produk yang
dibedakan oleh kon-sumen berdasarkan kualitas, harga, tren, dan gaya. Contohnya
adalah baju, telepon seluler, mobil, dsb.
§ Specialty goods, yaitu produk yang mempunyai
karakteristik unik dan mempunyai merek yang sudah terkenal; misalnya mobil
mewah, jam tangan mewah, dsb.
§ Unsought goods, adalah produk yang kurang
dikenal atau dike-tahui umum tetapi kurang diminati, misalnya asuransi
-
Produk industri, yaitu produk yang biasa
dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to business). Dapat dibagi
dalam 3 golongan, yaitu:
· Bahan baku dan suku cadang:
merupakan bahan mentah yang akan diproses lebih lanjut.
· Barang modal: yaitu
barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk dijual belikan.
· Perlengkapan dan jasa bisnis,
yaitu produk tidak tahan lama yang membantu operasional perusahaan.
5.2. Proses
Produksi
Perencanaan proses produksi
pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk
menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan
dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan
deskriptif.
5.3. Kapasitas
Produksi
Perencanaan kapasitas produksi
dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai
dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya,
kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu
pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan.
Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu
(tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi
kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan
rencana produksinya.
Tahun
|
Rencana produksi (dalam unit)
|
|
|
|
|
|
|
5.4. Tanah dan Bangunan
Perencanaan
tanah dan bangunan berkaitan dengan lokasi untuk kan-tor, tempat usaha, pabrik,
gudang, tempat parkir, dll. Untuk keperluan perhitungan kelayakan finansial
usaha, maka perlu diperhitungkan ukuran, harga beli atau sewanya.
5.5. Pemasangan
Sarana Penunjang
Instalasi
sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana
penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.
Jenis Biaya
|
Jumlah Biaya
|
1.
Pemasangan instalasi listrik
|
|
2.
Pemasangan instalasi air (PAM)
|
|
3.
Pemasangan instalasi telepon
|
|
4.
Pemasangan instalasi internet
|
|
5.
Dan lain-lain
|
|
Total Biaya Pemasangan Sarana Penunjang :
|
|
5.6. Mesin dan Peralatan
Baik untuk
skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci
sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan
kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
Nama Mesin/Peralatan
|
Merk
|
Jumlah Unit
|
Harga
|
Jumlah Harga
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
Total Pembelian Mesin/Peralatan
|
|
|
|
|
5.7. Bahan Baku dan Bahan
Pembantu
Nama Bahan Baku
|
Merk
|
Jumlah Unit
|
Harga
|
Jumlah Harga
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
Total
Pembelian Bahan Baku
|
|
|
|
|
Perencanaan
bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan
kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier,
kuantitas, harga beli, persyaratan pembe-lian, ketersediaan, dan persediaan.
5.8. Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)
Perencanaan
tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai
kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibu-tuhkan, dan persyaratan kerja.
A. Sistem Harian:
Jenis Kegiatan
|
Tarif/Upah per hari
|
Jumlah Tenaga Kerja
|
Jumlah Hari Kerja/Tahun
|
Jumlah (Rp.)
|
1.
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
Total Upah Tenaga Produksi
Sistem Harian
|
|
|
|
|
B. Sistem Borongan
Jenis Kegiatan
|
Tarif/Unit
|
Jumlah Produksi/Tahun
|
Jumlah Harga Beli
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
Total Upah Tenaga Produksi
Sistem Borongan:
|
|
|
|
5.9. Biaya Umum Usaha/Pabrik
Sebagai komponen biaya modal
kerja yang terakhir, perlu juga diren-canakan biaya-biaya penunjang (sarana dan
prasarana), misalnya seba-gai berikut:
Jenis
Biaya Umum Usaha/Pabrik
|
Jumlah
Biaya/Tahun
|
1.
Pemeliharaan mesin dan peralatan
|
|
2.
Suku cadang, bahan bakar, oli, dsb.
|
|
3.
Rekening listrik, air, telepon.
|
|
4.
Pemeliharaan bangunan
|
|
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per tahun:
|
|
6. ASPEK KEUANGAN
6.1. Strategi
Sumber Pendanaan Usaha
Salah
satu komponen yang mendukung pembangunan nasional ada-ah tersedianya lembaga
intermediasi yang mempunyai fungsi meng-impun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya. Lembaga inter-ediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni :
a.
Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b.
Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada
Undang-Undang Koperasi
c.
Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur
undang-undang
Lembaga
keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur
dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000
tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/Kepala
Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999.
Sumber
pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Kope-asi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK) tahun-tahun sebe-umnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam
merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat mela-ui
kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta ling-ungan masyarakat
sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil,
Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat
yang bertujuan untuk mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rak-yat, melalui
pemerataan di sektor ekonomi dimana anggota masya-rakat golongan pengusaha
kecil dan koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya,
berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjaman lunak yang berasal
dari penyisihan laba BUMN.
6.2. Proyeksi
Keuangan
Aspek finansial dari proposal
bisnis harus dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana
eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 perfoema laporan
keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash
flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan
kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:
A. Sumber Pendanaan
Uraian
|
Persentase (%)
|
Jumlah
|
|
(a)
|
(b)
|
(c = a + b)
|
|
1. Modal Sendiri
|
|
|
|
2. Pinjaman
|
|
|
|
Jumlah (1+2)
|
|
|
|
B.
Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi
Uraian
|
Banyaknya
|
Harga/Unit
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3 = 1 x 2)
|
|
a. Tanah
|
|
|
|
b. Bangunan
|
|
|
|
c. Mesin/Peralatan
|
|
|
|
d. Peralatan Kantor
|
|
|
|
e. Alat angkut
|
|
|
|
f. Infrastruktur
|
|
|
|
g. Biaya pra operasi
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
C. Kebutuhan Pembiayaan/Modal
Kerja
Uraian
|
Banyaknya
|
Harga/Unit
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3 = 1 x 2)
|
|
a. Bahan Baku
|
|
|
|
b. Persediaan Bahan
|
|
|
|
c. Produk dalam proses
|
|
|
|
d. Piutang
|
|
|
|
e. Uang Kas
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
D. Analisa Biaya Tetap
Uraian
|
Banyaknya
|
Harga/Unit
|
Jumlah
|
(1)
|
(3)
|
(3 = 1 x 2)
|
|
a. Gaji
|
|
|
|
b. Penyusutan
|
|
|
|
c. Bunga Pinjaman
|
|
|
|
d. Biaya Pemasaran
|
|
|
|
e. Biaya Lainnya
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
E.
Analisa Biaya Tidak Tetap
Uraian
|
Banyaknya
|
Harga/Unit
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3 = 1 x 2)
|
|
a. Upah
|
|
|
|
b. Biaya Bahan
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
F.
Proyeksi Aliran Kas Usaha
Uraian
|
Tahun
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
a. Sumber dana (in flow)
|
|
|
|
|
|
b. Penggunaan dana (out flow)
|
|
|
|
|
|
c. Arus kas bersih (net flow = a – b)
|
|
|
|
|
|
d. Keadaan kas awal
|
|
|
|
|
|
e. Keadaan kas akhir (c + d)
|
|
|
|
|
|
6.3. Analisa
Kelayakan Usaha
Analisis
investasi digunakan untuk mengukur nilai uang atau tingkat pengembalian dari
investasi yang ditanamkan dalam suatu usaha pada masa yang akan datang. Hal ini
sangat penting dilakukan sebelum implementasi investasi yang sering
mempertaruhkan dana yang sangat besar. Dengan melakukan berbagai macam simulasi
tersebut, akan diketahui besarnya faktor-faktor resiko yang akan dihadapi, dan
yang mempengaruhi layak atau tidaknya suatu rencana investasi. Beberapa metode
analisa yang dapat dipergunakan adalah :
A. Metode Non-Discounted Cash Flow
Non-Discounted Cash
Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat
kekuatan pengembalian modal tanpa mempertimbangkan nilai waktu terhadap uang (time value of money). Metode yang
dipergunakan adalah Pay Back Period (PBP) Method, dengan formula umum sbb:
Total Investasi
Pay
Back Period = --------------------------------------- x 1 tahun
Net Income + Depreciation
Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan
berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu investasi. Model ini
umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai
resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima
kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah:
·
Tidak dapat
menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.
·
Tidak mempertimbangkan
nilai waktu uang
B. Metode Discounted Cash Flow
Discounted Cash Flow adalah metode pengukuran investasi dengan melihat
nilai waktu uang (time value of money)
dalam menghitung tingkat pengembalian modal pada masa yang akan datang.
1.
Net Present Value
(NPV)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara investasi sekarang dengan nilai
sekarang (present value) dari
proyeksi hasil-hasil bersih masa datang yang diharapkan. Dengan demikian, NPV
dapat dirumuskan:
NPV =
PV of Benefit – PV of Capital Cost atau karena PV = (C / (1+i)n),
maka:
|
|
C –
C
NPV
= ----------- -----------
(1 + i)n (1 + i)n
di mana: i = bunga
tiap periode
N = periode (tahun, bulan)
-
C = modal
(capital)
C = hasil
bersih (proceed)
Kriteria yang
dipergunakan dalam penilaian NPV adalah sbb:
1). Jika NPV = 0 (nol), maka hasil investasi (return) usaha akan sama
dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, atau dengan kata lain usaha
tidak untung maupun rugi (impas).
2). Jika NPV = – (negatif), maka investasi tersebut rugi atau hasilnya
(return) di bawah tingkat bunga yang dipakai.
3). Jika NPV = + (positif), maka investasi tersebut mengun-tungkan
atau hasilnya (return) melebihi tingkat bunga yang dipakai.
Kelemahan utama dari metode NPV ini adalah bahwa ia tidak menganalisis
pemilihan alternatif usaha-usaha dengan jumlah investasi yang berbeda.
2.
Profitability Index (PI)
Metode analisa
PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan komponen
perhitungan nilai-nilai sekarang (present
value). Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah
nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah
sebagai berikut:
PV of Benefit
Profitability
Index = ---------------------------
PV of Capital
Cost
Kriteria
penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai
berikut:
-Jika PI > 1,
maka investasi dikatakan layak
-Jika PI < 1,
maka investasi dikatakan tidak layak
-Jika PI = 1,
maka investasi dikatakan BEP
3.
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return
didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan
hasil-hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan. Patokan yang dipakai
sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang
sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri.
|
Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena
harus menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk
skenario dua nilai NPV yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan
sebagai:
|
|
NPV1
IRR = i1 + (i2 – i1)
x ----------------------- x 100%
(NPV1
– NPV2)
di mana: NPV1
harus di atas 0 (NPV1 > 0)
NPV2
harus di bawah 0 (NPV2 < 0)
6.4. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan
keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang
dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing.
Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode
tertentu.
1.
Break Even Point (BEP)
Analisa BEP
atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari
hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang
juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume)
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai,
di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian.
Dalam
analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:
- Biaya semi variabel, yaitu biaya
yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume penjualan atau
produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan
pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya
variabel.
- Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut
berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan
ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
Analisa
BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP =
--------------------------------------------- x 100%
Hasil Penjualan – Biaya Variabel
atau dapat juga dituliskan sebagai:
Biaya Tetap
|
|
BEP =
--------------------------------------
Biaya Variabel
1
– -----------------------
Hasil Penjualan
2.
Kontribusi Margin
Kontribusi
margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel. Tujuan
utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan keuntungan
maksimum atau kerugian mini-mum. Yang pertama perlu diketahui adalah rasio
kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variabel dengan hasil penjualan.
Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan berikut:
|
|
Biaya
Variabel
Rasio
kontribusi margin = 1
– ------------------------
Hasil Penjualan
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan
minimal dari keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap + Laba
|
|
Minimal Penjualan
=
-----------------------------------
Biaya Variabel
1 –
-------------------------
Hasil Penjualan
Pada saat menyajikan rencana usaha kepada para
investor maupun para kreditor, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut :
- Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi
lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh
evaluator baik dari piahk investor maupun kreditor untuk melakukan
pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam bentuk lampiran.
Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar tebal rencana bisnis tidak
lebih dari 50 halaman.
- Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan
kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang
mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada
mereka.
- Sampul depan rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat,
nomor telpon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan.
Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan
komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban
balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus
dituliskan jumlah salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi
kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang
diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis.
- Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive summary) yang dapat
disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat penjelasan mengenai keadaan
usaha saat ini. Ringkasan tersebut dapat berisi produk dan jasa yang
dihasilkan, manfaat produk bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan
perusahaan dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun), jumlah dana yang
dibutuhkan, serta manfaat yang akan diterima oleh investor.
- Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.
Rencana usaha yang baik akan mencantumkan risiko utama dari suatu bisnis
yang akan dijalankan.