metode mengajar membaca permulaan

M. Ngalim purwantoro dan Djeniah Alim membagi metode mengajar membaca permulaan itu menjadi lima metode yaitu:
a. Metode Eja (Spell Method)
Metode ejaan adalah metode yang paling terdahulu. Metode ini mengajarkan kepada anak-anak huruf-huruf dalam abjad, dengan namanya bukan dengan bunyinya. Huruf-huruf itu dirangkaikan menjadi suku kata, dari suku kata menjadi kata. Contohnya: de – a = da; el – i – el= lil; jadi dalil.
b. Metode Bunyi (Klank Method)
Dalam mengajar menurut metode ini, bukannya nama huruf yang di ajarkan, melainkan bunyinya. Jalannya sama dengan metode eja. Contohnya: d (de) – a = da, w (ew) – a –t (et) = dawat.


c. Metode Lembaga Kata
Metode ini dapat dikatakan sebagai peralihan antara metode bunyi dengan metode global. Proses pelaksanaannya sebagai berikut:
1) Menyajikan kepada siswa sebuah kata yang tidak asing lagi bagi mereka
2) Menganalisis atau menguraikan kata menjadi suku kata. Suku kata langsung ke bunyi huruf.
3) Mengajarkan huruf dari tiap-tiap bunyi yang telah dipisahkan dari lembaga katanya.
4) Huruf-huruf itu disintesis atau dirangkaikan menjadi suku dan kata.
5) Kata-kata itu dirangkaikan menjadi pola kalimat sederhana.
d. Metode Global
Adalah metode yang melihat segala sesuatu merupakan keseluruhan. Cara pelaksananya sebagai berikut:
1) Berilah sebuah cerita singkat kemudian kalimatnya ditulis dengan huruf-huruf tulis.
2) Kalimat-kalimat itu dihafal sehingga dapat membedakan kata-kata yang sama atau hampir sama.
3) Setelah dapat membedakan kata-kata dalam kalimat-kalimat yang sudah diberikan (hal ini biasanya dengan tidak disadari), maka berangsur-angsur akan dapat membedakan suku-suku kata kemudian mengerti huruf-huruf dengan bunyi sekaligus.
4) Setelah hafal dan mengerti huruf-huruf maka dapat pula merangkaikannya menjadi kata-kata, menjadi kalimat.

e. Metode SAS (Struktur Analisa Sintesa)
Metode ini mirip dengan metode global meskipun tidak sama. Dalam metode global dimulai dari suatu unit pikiran atau suatu cerita. Siswa perlu menghafal beberapa kalimat dan dikenalkan banyak huruf sekaligus, dalam metode SAS membicarakan suatu hal misalnya ibu, bacaannya berupa kalimat pendek seperti ini ibu.
Itulah macam-macam metode membaca permulaan. Sedangkan metode mengajarkan huruf Al-Qur’an menurut Mahmud Yunus itu meliputi:
a. Metode lama dinamai dengan metode abjad atau metode Alif - Ba - Ta
Dasar metode ini adalah dimulai dengan mengajarkan nama-nama huruf kemudian dengan berangsur-angsur ke kata kemudian ke kalimat. Adapun caranya sebagai berikut
1) Mula-mula diajarkan nama-nama huruf yang serupa bentuknya menurut tartib bagdadiyah : ا ب ت ث ج ح خ
2) Kemudian diterangkan titik-titik huruf-huruf itu, dibawah atau diatas, satu, dua atau tiga. Contoh : Ba dibawah satu titik.
3) Setelah itu diajarkan nama–nama baris seperti : Alif di atas a, di bawah I, di depan. Alif dua di atas an, dua di bawah in, dua didepan un.

Adapun kekurangan dari metode abjad adalah:
1) Peserta didik merasa kesulitan untuk mengetahui perbedaan antara huruf-huruf yang sama bentuknya, karena tak ada perbedaan antara huruf-huruf itu melainkan titik kscil saja.
2) Peserta didik tiada mengerti pelajaran yang dibacanya, karena semata-mata dilagukan saja dengan tidak sadar akan maksudnya padahal tujuan membaca adalah mengerti.
3) Memakai waktu yang lama dan sedikit hasilnya.

b. Metode suara.
Dasar metode ini sama dengan metode abjad namun disini yang diajarkan adalah bunyai suaranya bukan abjadnya.
Contohnya : اَ اِ اُ - Ù…َ Ù…ِ Ù…ُ
Adapun cara mengajarkannya adalah: dengan menggunakan papan tulis, tulislah huruf-huruf yang berlainan bentuk dan bunyinya, ambil gambar tumbuh-tumbuhan atau yang lainnya untuk alat peraga, untuk mengajarkan huruf maka berilah contoh dari nama tumbuh-tumbuhan atau yang lainnya yang bunyi awalnya sesuai dengan huruf tersebut, tulis huruf yang akan diajarkan disebelah gambar, gambar itu diperlihatkan dengan menyebutkan bunyi awal dari gambar tersebut, kemudian guru menerangkan bunyi dari huruf yang diajarkan, kemudian peserta didik membacanya, setelah mempelajari beberapa huruf kemudian huruf-huruf tersebut disusun menjadi kata-kata dan ditulis di papan tulis dan peserta didik menulisnya dibuku
Adapun kebaikan dari metode suara adalah:
1) Memberi semangat untuk belajar membaca karena mereka telah mengetahui bunyi suara huruf-hurufnya.
2) Ada perhubungan langsung antara bunyi suara dengan rumus (tanda ) yang tertulis.
3) Metode ini sesuai dengan tabiat bahasa Al Qur’an (bahasa Arab), karena yang terpenting dalam bahasa itu adalah bidang suara.
4) Dalam metode ini ada pendidikan telinga, mata dan tangan sekaligus.
Sedangkan kekurangan metode suara adalah:
1) Metode ini lebih mementingkan bagian-bagian dari pada keseluruhan dan ini menyalahi tabiat yang biasa, mata kita melihat sesuatu terlebih dahulu keseluruhannya kemudian bagian-bagiannhya.
2) Dengan metode ini belajar membaca menjadi sangat lambat karena mereka menghadapkan perhatiannya kepada ejaan dan huruf kata-kata, kemudian bagian-bagian kalimat dan membaca kata-kata satu persatu.
3) Metode ini membutuhkan gambar sangat banyak.

c. Metode kata-kata.
Menurut metode ini murid-murid melihat kata-kata yang di ucapkan guru dengan terang dan jelas, kemudian menirukannya secara berulang-ulang, kemudian guru menguraikan kata-kata itu dan mengejanya sehingga tetap rupanya (gambarnya) dalam otak murid-murid, setelah itu guru memperlihatkan kata-kata yang serupa untuk mengadakan perbandingan.
Adapun kebaikan dari metode kata-kata adalah:
1) Metode ini telah termasuk metode keseluruhan, karena kata-kata adalah keseluruhan yang mempunyai arti.
2) Dapat menambah kekayaan bahasa waktu belajar membaca.
3) Dapat mempergunakan kata-kata untuk membuat kalimat dalam waktu yang pendek.
4) Metode ini mengajarkan rumus (tanda ), lafadz dan artinya sekaligus.
5) Dapat mempercepat membaca karena yang diajarkan adalah kesatuannya kata-kata bukan huruf yang satu.
6) Membiasakan untuk mengerti apa yang dibaca.
Sedangkan kekurangan dari metode kata-kata adalah:
1) Diantara kata-kata ada yang serupa tulisannya tetapi berlainan artinya. Hal ini menyebabkan peserta didik salah mengucapkan kata-kata, sehingga berlainan artinya.
2) Kadang-kadang guru terlambat menguraikan kata-kata kepada huruf-hurufnya, sehingga hilang hal yang sangat penting dalam membac yaitu mengetahui huruf.

d. Metode kalimat
Menurut metode ini, di mulai dengan kalimat, kata-kata, kemudian huruf. Caranya: Guru menyiapkan kalimat-kalimat pendek, kemudian ditulis dan dibaca secara berulang-ulang dan murid menirukannya, kemudian guru menulis kalimat lain dengan kata-kata yang hampir sama setelah itu tiap-tiap kalimat diuraikan menjadi kata-kata dan huruf.
Adapun kebaikan darimetode kalimat adalah:
1) Metode ini sesuai dengan ilmu jiwa, yaitu memeulai dengan kesatuan pengertian.
2) Peserta didik mengetahui arti kata-kata dengan sebenarnya, karena kata-kata itu disusun dalam satu kalimat.
3) Metode ini menarik bagi peserta didik untuk membaca dan membiasakan mereka supanya mengerti apa yang dibacanya.
Sedangkan kekurangan dari metode kalimat adalah:
1) Kadang-kadang guru terus-menerus memberikan kalimat, melatih membaca dan menuliskannya sehingga terlambat menguraikan kalimat kepada kata-kata, menguraikan kata-kata kehuruf.
2) Membaca satu kalimat sekaligus bagi yang baru belajar adalah amat sulit.
3) Metode ini membosankan, sebab mengulang-ngulang suatu kata dalam beberapa kali pelajaran akan mengurangi perhatian mereka terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Bahasa Arab dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya, mempelajari bahasa Arab adalah syarat wajib untuk mengetahui isi Al-Qur’an dan mempelajari bahasa Al-Quran adalah berarti mempelajari bahasa Arab, kalau kita melihat dari tujuan mempelajari huruf Al-Quran salah satu tujuannya adalah supaya anak-anak dapat belajar bahasa Arab sehingga pandai membaca kitab-kitab agama yang banyak ditulis dalam bahasa Arab, sedangkan salah satu tujuan mempelajari bahasa Arab adalah agar siswa dapat memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber hukum islam dan ajaran.