Menurut Sujono (1989) dalam Niladarni (1996:13) menyatakan bahwa tugas adalah suatu kegiatan integral dari seluruh proses belajar karena harus ditangani dengan sebaik-baiknya. Uraian selanjutnya di rancang untuk membantu guru agar dapat memusatkan perhatiannya pada aspek utama dari tugas rumah dan kemudian dirumuskan rencana perseorangan. Dari pengertian di atas dapat penulis ambil kesimpulan bahwa yang di maksud dengan tugas adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan intrakulikuler yang merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan proses belajar mengajar yang harus di tangani dengan sebaik-baiknya. Yang bertujuan untuk mendalami dan menghayati tentang apa yang telah di pelajari pada kegiatan intrakulikuler. Metode pemberian latihan sebagai salah satu metode mengajar yang banyak memberikan keuntungan dan pencapaian tujuan pelajaran sebagai mana yang di kemukakan oleh tim Didaktik metodik IKIP Surabaya (1981:58) menyatakan bahwa tujuan yang ingin di capai dari metode pemberian latihan adalah:
a. Meransang siswa agar berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri
b. Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa
c. Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas
d. Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya.
Menurut Roestiah (1982:42) metode pemberian latihan lebih baik karena:
a. Mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalahh dengan jalan mencoba sendiri, mengerjakan soal sendiri, mencoba sendiri.
b. Membiasakan anak-anak berfikir dan membandingkan dan mencari hukum.
c. Melatih anak berhadapan dengan persoalan,tidak hanya hafalan
d. Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab dari siswa terhadap penggunaan dan pengetahuan informasi atau pengetahuan dalam menghadapi masalah yang aktual (sehari-hari)
Alipandie (1984:91) menyatakan bahwa metode pemberian latihan tepat digunakan apabila:
1. Guru mengharapkan agar pengetahuan yang diterima siswa lebih lengkap
2. Guru ingin mengaktifkan dalam mempelajari sendiri, suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan sendiri, soal-soal dan mencoba sendiri pengetahuan yang dimilikinya.
Menurut Zainuzir (2002:15) bahwa pengertian pemberian latihan adalah: suatu kegiatan yang dilakuakan diluar kegiatan intrakurikuler yang bertujuan untuk mendalami dan menghayati apa yang telah dipelajari pada kegiatan intakurikuler.
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemberian latihan adalah suatu kegiatan yang diberikan oleh seorang guru yang dilaksanakan diluar kegiatan intrakulikuler yang merupakan kegiatan integral dari sejumlah kegiatan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mendalami dan menghayati tentang materi yang telah dipelajari. Faktor yang mempengaruhi pemberian latihan oleh guru adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut dapat memahami mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Faktor lain yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap konsep-konsep yang diberikan oleh guru.
Syaril dan Ahmad (Niladarni 1996:20) menyebutkan bahwa kegunaan pemberian latihan adalah:
a. Siswa dapat memahami dirinya sendiri baik kelebihannya maupun kekurangannya
b. Siswa dapat memperoleh dan memperluas materi yang dipelajarinya
c. Cara-cara belajar yang dialami siswa.
Selanjutnya Imansyah (Niladarni 1996:2000) mengemukakan bahwa kegunaan pemberian latihan adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak menjadi terbiasa mengisi waktu senggangnya dengan hal-hal yang positif
b. Memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri atas segala tugas yang dikerjakan, sebab metode ini sekaligus juga mengharuskan murid untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada guru.
c. Melatih siswa untuk berfikir kritis, tekun, giat dan rajin dalam belajar.
d. Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar lebih mendalam dan lebih tersimpan dalam ingatan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan dari pemberian latiahan adalah dapat mendorong siswa untuk aktif dalam belajar dan mengembangkan daya pikir siswa.
Belajar merupakan satu kebutuhan yang dirasakan sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang usia manusia, sejak lahir hingga akhir hayatnya. Secara umum belajar merupakan suetu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap, kebiasaan.perubahan tingkah laku dalam belajar ini adalah perubahan ke arah yang lebih baik bagi siswa-siswi yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:28) bahwa belajar adalah:
Suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya dari lain-lain aspek yang ada pada individu.
Slameto (1995:11) mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Seperti yang di ungkapkan oleh Dohar (1989:11) bahwa untuk mengukur belajar kita membandingkan cara organisme itu berprilaku pada waktu yang satu dan waktu yang kedua dalam suasana yang serupa. Bila prilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu maka dapat disimpulkan bahwa belajar telah terjadi.
Selain itu orang yang belajar mempunyai ciri-ciri perubahan tingkah laku seperti yang dikemukan oleh Slameto (1995:3) yaitu:
a. Perubahan yang terjadi secara standar
b. Perubahan dalam belajar terjadi bersifat kontinu dan fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat tetap
d. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
f. Perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku
Suatu lingkungan belajar pada dasarnya merupakan suatu sistem yang meliputi komponen-komponen tujuan, siswa, guru dan sarana penunjang. Dalam interaksi belajar-mengajar tersebut ada beberapa komponen yang harus dipenuhi seperti yang dinyatakan oleh Soetomo (1993:11) bahwa komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Tujuan interaksi belajar-mengajar yang diharapkan
2. Bahan atau pesan yang akan disampaikan kepada siswa
3. Pendidik atau anak didik
4. Alat atau sarana yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan
5. Metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan atau materi
6. Situasi lingkungan untuk menyampaikan bahan agar tercapainya tujuan
Mengajar dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Guru sebagai salah satu komponan proses belajar mengajar, adalah pelaksana atau penyelenggara dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar-mengajar diharapkan terjadi interaksi yang dapat mengembangkan serta melibatkan anak didik secara aktif agar mereka mampu mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan perolehan pengetahuan dari proses yang telah mereka lalui.
Dalam belajar ada beberapa hal yang dapat menghambat dan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar atau disebut juga dengan hal-hal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar. Hal-hal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar dapar berupa pendorong ataupun penghambat yang berasal dari diri orang yang sedang belajar (internal) dan dari luar diri orang yang sedang belajar tersebut (eksternal).
Menurut Slameto (1995:54) bahwa faktor internal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar adalah:
1. Faktor jasmanih seperti kesehatan dan cacat tubuh
2. Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, motif, kematangan dan kesiapan
3. Faktor kelelahan seperti jasmani dan kelelahan rohani
Selanjutnya Slameto (1995:60) menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi belajar adalah:
1. Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua serta tingkat pendidikan orang tua
2. Faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah
3. Faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat
Sedangkan menurut Ali (1984:61) ada tiga faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan proses belajar yaitu:
a. Kesiapan (readines) yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan seseuatu.
b. Motifasi yaitu dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu
c. Tujuan yang ingin dicapai
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseoarng dalam belajar adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar (eksternal) dan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar tersebut (internal)
a. Meransang siswa agar berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri
b. Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa
c. Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas
d. Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya.
Menurut Roestiah (1982:42) metode pemberian latihan lebih baik karena:
a. Mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalahh dengan jalan mencoba sendiri, mengerjakan soal sendiri, mencoba sendiri.
b. Membiasakan anak-anak berfikir dan membandingkan dan mencari hukum.
c. Melatih anak berhadapan dengan persoalan,tidak hanya hafalan
d. Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab dari siswa terhadap penggunaan dan pengetahuan informasi atau pengetahuan dalam menghadapi masalah yang aktual (sehari-hari)
Alipandie (1984:91) menyatakan bahwa metode pemberian latihan tepat digunakan apabila:
1. Guru mengharapkan agar pengetahuan yang diterima siswa lebih lengkap
2. Guru ingin mengaktifkan dalam mempelajari sendiri, suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan sendiri, soal-soal dan mencoba sendiri pengetahuan yang dimilikinya.
Menurut Zainuzir (2002:15) bahwa pengertian pemberian latihan adalah: suatu kegiatan yang dilakuakan diluar kegiatan intrakurikuler yang bertujuan untuk mendalami dan menghayati apa yang telah dipelajari pada kegiatan intakurikuler.
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemberian latihan adalah suatu kegiatan yang diberikan oleh seorang guru yang dilaksanakan diluar kegiatan intrakulikuler yang merupakan kegiatan integral dari sejumlah kegiatan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mendalami dan menghayati tentang materi yang telah dipelajari. Faktor yang mempengaruhi pemberian latihan oleh guru adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut dapat memahami mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Faktor lain yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap konsep-konsep yang diberikan oleh guru.
Syaril dan Ahmad (Niladarni 1996:20) menyebutkan bahwa kegunaan pemberian latihan adalah:
a. Siswa dapat memahami dirinya sendiri baik kelebihannya maupun kekurangannya
b. Siswa dapat memperoleh dan memperluas materi yang dipelajarinya
c. Cara-cara belajar yang dialami siswa.
Selanjutnya Imansyah (Niladarni 1996:2000) mengemukakan bahwa kegunaan pemberian latihan adalah sebagai berikut:
a. Anak-anak menjadi terbiasa mengisi waktu senggangnya dengan hal-hal yang positif
b. Memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri atas segala tugas yang dikerjakan, sebab metode ini sekaligus juga mengharuskan murid untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada guru.
c. Melatih siswa untuk berfikir kritis, tekun, giat dan rajin dalam belajar.
d. Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar lebih mendalam dan lebih tersimpan dalam ingatan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan dari pemberian latiahan adalah dapat mendorong siswa untuk aktif dalam belajar dan mengembangkan daya pikir siswa.
Belajar merupakan satu kebutuhan yang dirasakan sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang usia manusia, sejak lahir hingga akhir hayatnya. Secara umum belajar merupakan suetu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap, kebiasaan.perubahan tingkah laku dalam belajar ini adalah perubahan ke arah yang lebih baik bagi siswa-siswi yang dikemukakan oleh Sudjana (1989:28) bahwa belajar adalah:
Suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya dari lain-lain aspek yang ada pada individu.
Slameto (1995:11) mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Seperti yang di ungkapkan oleh Dohar (1989:11) bahwa untuk mengukur belajar kita membandingkan cara organisme itu berprilaku pada waktu yang satu dan waktu yang kedua dalam suasana yang serupa. Bila prilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu maka dapat disimpulkan bahwa belajar telah terjadi.
Selain itu orang yang belajar mempunyai ciri-ciri perubahan tingkah laku seperti yang dikemukan oleh Slameto (1995:3) yaitu:
a. Perubahan yang terjadi secara standar
b. Perubahan dalam belajar terjadi bersifat kontinu dan fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat tetap
d. Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
f. Perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku
Suatu lingkungan belajar pada dasarnya merupakan suatu sistem yang meliputi komponen-komponen tujuan, siswa, guru dan sarana penunjang. Dalam interaksi belajar-mengajar tersebut ada beberapa komponen yang harus dipenuhi seperti yang dinyatakan oleh Soetomo (1993:11) bahwa komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Tujuan interaksi belajar-mengajar yang diharapkan
2. Bahan atau pesan yang akan disampaikan kepada siswa
3. Pendidik atau anak didik
4. Alat atau sarana yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan
5. Metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan atau materi
6. Situasi lingkungan untuk menyampaikan bahan agar tercapainya tujuan
Mengajar dapat diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Guru sebagai salah satu komponan proses belajar mengajar, adalah pelaksana atau penyelenggara dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar-mengajar diharapkan terjadi interaksi yang dapat mengembangkan serta melibatkan anak didik secara aktif agar mereka mampu mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan perolehan pengetahuan dari proses yang telah mereka lalui.
Dalam belajar ada beberapa hal yang dapat menghambat dan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar atau disebut juga dengan hal-hal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar. Hal-hal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar dapar berupa pendorong ataupun penghambat yang berasal dari diri orang yang sedang belajar (internal) dan dari luar diri orang yang sedang belajar tersebut (eksternal).
Menurut Slameto (1995:54) bahwa faktor internal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar adalah:
1. Faktor jasmanih seperti kesehatan dan cacat tubuh
2. Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, motif, kematangan dan kesiapan
3. Faktor kelelahan seperti jasmani dan kelelahan rohani
Selanjutnya Slameto (1995:60) menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi belajar adalah:
1. Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua serta tingkat pendidikan orang tua
2. Faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah
3. Faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat
Sedangkan menurut Ali (1984:61) ada tiga faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan proses belajar yaitu:
a. Kesiapan (readines) yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan seseuatu.
b. Motifasi yaitu dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu
c. Tujuan yang ingin dicapai
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseoarng dalam belajar adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar (eksternal) dan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar tersebut (internal)