WAHIDIYAH


THARIQAT WAHIDIYAH

Wahidiyah adalah Jamaah Istighasah Salawat yang didirikan oleh KH. Abdul Majid Kedunglo, Bandar, Mojoroto Kab. Kediri. Jamaah ini telah menjadi kontroversi di kalangan para Ulama, karena melihat amalan dan cara mendoktrin serta realita pengikut-pengikutnya.
Sebenarnya melihat dari sisi amalan salawat, karena merupakan do'a, tidaklah menyimpang dari ajaran islam/syari'at. Namun dalam hal thoriqoh mu'tabar dan tidaknya sebagaimana yang kami jelaskan di atas yakni;
Pertama melihat sanad dan silsilah sebuah aurad sampai kepada Sahabat dan sampai Rasul.
Kedua, dilihat dalam menyampaikan dari tokoh-tokoh senior bahkan orang yang tepercaya mereka, teralim mereka K. Jazuli dari Ploso Malang mengklaim bahwa orang tidak suka dengan Wahidiyah bagaikan orang yang naik kapal jet makrifat kepada Allah dan masuk surga. Yang tidak mengikuti bagaikan naik mobil oplet. sesekali mengamalkan Wahidiyah bagaikan naik LIB. Padahal kita tahu “orang yang masih ingin makrifat, tidak dapat makrifat”.
Ketiga, selalu merasa terbaik dari pada orang-orang yang tidak Wahidiyah. Padahal sebagaimana keterangan di atas, bahwa orang yang merasa jelek lebih baik, sekalipun memang jelek. dari pada orang yang merasa baik, sekalipun memang baik. Sebagaimana hadits yang kami sebutkan di atas.
Keempat, pengikut mereka merasa enggan dengan kegiatan-kegiatan yang selain jamaah Wahidiyah sampai-sampai mentalqin orang yang mau meninggal dengan Salawat Wahidiyah.
Kelima, sumber wiridan Wahidiyah diklaim merupakan ilham pada KH. Madjid ketika ditimbali Allah ke Arsy-Nya. Padahal bentuk ilham kasyfu bagaimanapun tidak dapat dijadikan pijakan karena tidak dapat membedakan antara talbisul iblis (tipuan iblis) dengan ilham. Karena Iblis –laknatullah- dapat menyerupai langit, Tuhan, Malaikat, Arsy, Kursi dan lain-lainnya.
Keenam, sesekali mengklaim orang yang meninggalkan shalat cukup diqodlo dengan shalawat Wahidiyah.
Ketujuh, shalawat Wahidiyah telah pecah menjadi aliran Baab ar Rahmah yang mengklaim ada penebusan dosa dengan membayar kepada kyainya.
Kedelapan, termasuk isi shalawatnya ada  Ya ghous hadza az-zaman  yang dimaksudkan adalah KH. Abd. Madjid.