Identitas sebuah badan usaha berhubungan dengan perilaku seseorang yang akan
mendefinisikan citra dan identitas dari orang tersebut, karena setiap orang akan
mempunyai caranya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku manusia
dapat terlihat datam konteks kelompok, institusi dan badan usaha, yaitu sekelompok orang
yang merepresentasikan hal-hal seperti intelektualitas, idealisme dan keuntungan
ekonomis. Sebagaimana dikemukakan oleh Landors, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang branding corporate, bahwa identitas sebuah badan usaha mencakup dua hal, yakni
karakter nyata dan karakter yang tidak nyata. Karakter nyata atau teraba seperti produk,
fasilitas, dan sumber daya, sedangkan karakter yang tidak nyata seperti visi dan misi,
falsafah perusahaan; kedua hal tersebut digabungkan dan divisualisasikan menjadi suatu
yang khas dan dapat mewakili karakter-karakter tersebut, bentuk visualisasi tersebut hadir
dalam bentuk sebuah logo. Logo memiliki unsur-unsur seperti nama, simbol, dan warna.
(Widiatmoko, 2002:16-17)
mendefinisikan citra dan identitas dari orang tersebut, karena setiap orang akan
mempunyai caranya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku manusia
dapat terlihat datam konteks kelompok, institusi dan badan usaha, yaitu sekelompok orang
yang merepresentasikan hal-hal seperti intelektualitas, idealisme dan keuntungan
ekonomis. Sebagaimana dikemukakan oleh Landors, sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang branding corporate, bahwa identitas sebuah badan usaha mencakup dua hal, yakni
karakter nyata dan karakter yang tidak nyata. Karakter nyata atau teraba seperti produk,
fasilitas, dan sumber daya, sedangkan karakter yang tidak nyata seperti visi dan misi,
falsafah perusahaan; kedua hal tersebut digabungkan dan divisualisasikan menjadi suatu
yang khas dan dapat mewakili karakter-karakter tersebut, bentuk visualisasi tersebut hadir
dalam bentuk sebuah logo. Logo memiliki unsur-unsur seperti nama, simbol, dan warna.
(Widiatmoko, 2002:16-17)