Rangkuman

Merangkum adalah mengemukakan kembali kumpulan pernyataan atau informasi dan mencakup berbagai pokok pernyataan dengan kata-kata lain dan kalimat baru secara singkat dengan diikuti proporsi atau perimbangan dan penekanan yang diberikan oleh penulis asli (Soeseno, 1989:31), sedangkan menurut Kamidjan (2006:40), merangkum merupakan salah satu bentuk reproduksi. Reproduksi merupakan salah satu tolok ukur berhasil atau tidaknya seseorang dalam mengemukakan lagi wacana aslinya. Reproduksi adalah menyusun kembali suatu karangan berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana yang dicatat dengan menyusun kalimat-kalimat baru, merangkaikan sebuah gagasan ke dalam suatu wacana yang jelas dan dapat diterima oleh akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya (Keraf, 1994:263).
Merangkum (prếcis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat (Keraf, 1994:261). Karena suatu rangkuman bertolak dari penyajian suatu karya asli secara singkat, maka merangkum merupakan suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari hasil karya yang sudah ada. Kata prếcis yang dipakai untuk pengertian ini sebenarnya berarti ‘memotong’ atau ‘memangkas’. Oleh sebab itu, membuat rangkuman atas sebuah artikel atau karya tulis yang panjang, dapat diumpamakan sebagai memangkas sebatang pohon sehingga tinggal batang, cabang-cabang dan ranting-ranting yang terpenting beserta daun-daun yang diperlukan, sehingga tampak bahwa esensi pohon masih dipertahankan.
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa merangkum dan merangkum sama-sama merupakan suatu bentuk reproduksi dari suatu wacana asli dengan memberikan penyajian yang lebih singkat tetapi tetap mencakup pokok-pokok penting dalam wacana tersebut, dan perbedaannya ada pada merangkum tidak bersumber dari satu wacana (Djuharmi E, 2005:151).
Hal ini berarti pada menulis ringkasan kita hanya bersumber dari satu wacana saja. Sedangkan pada menulis rangkuman kita bersumber pada lebih dari satu wacana.
Soeseno (1988:51) menjelaskan bahwa merangkum sebuah informasi mengandung 2 tugas penting, yaitu:
1. Mencakup berbagai pokok pernyataan
2. Mengemukakan kembali kumpulan pernyataan dengan kata-kata lain dan kalimat baru secara ringkas.
Menulis rangkuman hendaknya menggunakan gaya bebas, seperti gaya menulis surat kepada teman akrab. Biasanya, cara berkomunikasi dengan teman akrab dengan menggunakan kata lain yang berbeda dengan kata informasi lainnya dan hanya idenya saja yang sama.
Latihan membuat rangkuman atas sebuah artikel atau sebuah karya adalah suatu cara yang sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi serta penghematan kata. Menulis rangkuman juga mempunyai tujuan yang dapat membantu untuk mengungkap kembali sesuatu dalam sebuah buku. Tujuan menulis rangkuman adalah memahami dan mengetahui sisi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan yang dimaksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat dan bagaimana harus menulisnya kembali dengan tepat. Penulis tidak akan membuat rangkuman dengan baik bila kurang cermat membaca.
Menulis rangkuman sebenarnya sudah diperkenalkan sejak siswa berada di Sekolah Dasar. Namun teknik dan sistematiknya biasanya diserahkan sepenuhnya pada siswa. Sebagai bentuk reproduksi dan sebagai suatu cara untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar mengetahui dan memahami isi sebuah artikel atau buku, maka menulis rangkuman adalah untuk lebih memahami isi yang terkandung dalam sebuah artikel atau buku. Apabila kita dapat merangkum dengan baik berarti kita telah memahami isi karangan tersebut dengan baik pula.
Membuat rangkuman adalah suatu cara yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan ekspresi dan penghematan kata. Latihan secara intensif akan mengembangkan daya kreasi dan pemahaman seseorang terhadap wacana aslinya baik yang dibaca maupun yang didengar. Rangkuman yang baik tidak akan diperoleh tanpa mempelajari dengan baik wacana aslinya walaupun rangkuman tersebut berpijak pada suatu wacana yang sudah ada.

http://pbsidimut07.wordpress.com/telaah-buku-teks/bab-10-oleh-siti-munajah-a1b107036 / mengemukakan langkah-langkah membuat rangkuman sebagai berikut.
1. Membaca secara cermat, efektif, sampai pada keberhasilan kita menangkap gagasan utama, kesan umum, sudut pandang, dan tema utama.
2. Menulis ulang intisari bacaan dalam bentuk kalimat tidak langsung, gaya ketiga (penceritaan), dan menggunakan bahasa sendiri, bukan bahasa baku secara utuh, menyeluruh, dan lengkap sekalipun dalam bentuk penuturan singkat.
3. Tidak memasukkan pikiran, ilustrasi, atau contoh sendiri.
4. Tidak mengubah keseimbangan dan penekanan pengarang asli.
5. Mencatat semua judul, subjudul, topik, dan subtopik untuk dicocokkan dengan naskah asli apakah sudah sesuai atau belum.
6. Menyusun draft baru.
7. Membuat rangkuman.
(Sumber : Aspirasi, LKS Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 1 SMP semester 1, terbitan tahun 2004)

Sejalan dengan langkah-langkah merangkum yang disebutkan di atas, Maryati (2008) juga mengemukakan langkah-langkah merangkum buku adalah sebagai berikut.
1. Bacalah buku secara keseluruhan
2. Klasifikasikan kata-kata sulit
3. Tandailah kata-kata sulit
4. Carilah artinya dalam kamus
5. Hal-hal penting sebaiknya digarisbawahi
6. Menentukan gagasan utamanya
7. Merangkai beberapa pikiran utama menjadi paragraf baru

Merangkum dapat meningkatkan keterampilan menulis, walaupun tulisan tersebut masih berpijak pada wacana yang sudah ada. Hal tersebut sangat berguna dalam penyusunan ide yang terdapat dalam wacana yang disimaknya.