Akuntansi Biaya

”In the past, cost accounting was widely regarded as the calculation of the inventory cost presented in balance sheet and cost of goods sold figure in the income statement”. Seperti yang diungkapkan oleh Carter dan Usry (2002:7) tersebut, akuntansi biaya pada mulanya hanya dipandang sebagai sebuah cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga produk penjualan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Perkembangan akuntansi biaya selanjutnya mampu menyediakan berbagai informasi dan data yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk berbagai tujuan termasuk perencanaan, pengendalian serta penentuan biaya produk. Sehingga, akuntansi biaya menjadi partner manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan manajemen alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi, melakukan penilaian atas berbagai kegiatan perusahaan serta pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya memberikan informasi biaya kepada pihak manajemen dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi yang digunakan untuk membantu manajemen.
Menurut Mulyadi (2005:7) definisi akuntansi biaya adalah: “Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”.
Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2003:3) “Cost Accounting provides information for management accounting and financial accounting. Cost Accounting measures and reports financial and non financial information relating to the cost acquiring or utilization resource in organizations”.
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi biaya adalah kegiatan yang terdiri dari prosedur sistematis mengenai pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya maupun sumber daya yang digunakan dalam operasi perusahaan. Dengan demikian, akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen.

2.1.2 Definisi Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen di definisikan oleh Hansen dan Mowen (2003:7) adalah “The management accountant identifies, collects, measures, classifies, and reports information that is useful to internal users in planning, controlling and decision making activities”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan atau proses yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen yang digunakan manajer untuk :
a. Perencanaan, yaitu pernyataan lengkap suatu kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Pengendalian, yaitu aktivitas untuk mengarahkan kegiatan agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
c. Pengambilan keputusan, yaitu proses memilih diantara beberapa alternatif.
Informasi akuntansi manajemen meliputi data historis maupun estimasi yang digunakan oleh manajemen untuk melaksanakan operasi sehari-hari, perencanaan operasi di masa datang, dan mengembangkan strategi bisnis secara menyeluruh. Akuntansi manajemen mampu membantu manajer mengenali masalah-masalah, menyelesaikan masalah-masalah tersebut dan mengevaluasi kinerja. Dengan demikian, akuntansi manajemen diharapkan mampu membantu perusahaan menghadapi perubahan lingkungan operasi sehingga perusahaan dapat terus bertahan

2.1.3 Konsep Biaya dan Cara Penggolongan Biaya
Para akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat. Terdapat dua istilah yang sering digunakan oleh akuntan manajemen, yaitu: biaya (cost) dan beban (expense). Menurut Hansen dan Mowen (2003:4) definisi cost dan expense adalah: “Cost is the cash or cash-equivalent value sacrified for goods and services that are expected to bring a current or future benefit to organization… As cost are used up in the production of revenues they are said to expired. Expired costs are called expense”.
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau pada masa yang akan datang bagi perusahaan. Sedangkan beban (expense) menunjukkan biaya yang telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan atau bagian pengorbanan yang diberikan untuk suatu periode akuntansi tertentu.
Untuk memudahkan dalam penyajian informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar dapat mengelola perusahaan secara efektif, maka dalam mencatat dan menggolongkan biaya haruslah selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya tersebut. Maka sebaiknya selalu diterapkan konsep “different cost for different purpose” yaitu, untuk tujuan yang berbeda kita harus menggunakan konsep biaya yang berbeda pula. Tidak ada satu konsep biaya yang dapat digunakan untuk semua tujuan. Maka dari itu, dalam akuntansi biaya dikenal berbagai macam klasifikasi atau penggolongan biaya.
Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya. Menurut Mulyadi (2005:13) terdapat lima cara penggolongan biaya yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran:
Merupakan dasar penggolongan biaya yang terdiri dari:
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead
2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan:
a. Biaya produksi. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
b. Biaya pemasaran. Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c. Biaya administrasi dan umum. Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayainya:
a. Biaya langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayainya. Jika sesuatu yang dibiayainya tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
b. Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).
4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas:
a. Biaya variabel.Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan
b. Biaya semivariabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifixed. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya:
a. Pengeluaran modal (capital expenditure). Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

2.1.4 Harga Pokok Produk atau Jasa
Hansen dan Mowen (2003:44) memberikan definisi harga pokok produksi adalah: “The cost of goods manufactured represent the total cost assigned to good completed during the current period”. Menurut Hilton (1999:43) mengemukakan sebagai berikut: “Product cost is a cost assigned to goods that were either purchased or manufactured for sale”.
Jadi, harga pokok produksi atau jasa adalah biaya-biaya yang timbul karena adanya aktivitas produksi. Proses produksi suatu perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya yang akan digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya-biaya yang timbul tersebut dinamakan biaya produksi atau biaya jasa.
Menurut Hansen dan Mowen (2003:40), unsur-unsur yang membentuk harga pokok produk atau jasa adalah: ” The only cost assigned to goods and service completed are the manufacturing costs of direct material, direct labor and overhead”. Unsur-unsur biaya produk atau jasa menurut Hansen dan Mowen (2003:42), dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan dasar yang akan digunakan untuk membentuk bagian yang menyeluruh menjadi produk jadi. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi dapat diperoleh melalui pembelian lokal, impor atau dari pengolahan sendiri. Biaya bahan baku meliputi harga pokok semua bahan yang dapat diidentifikasi dengan pembuatan suatu jenis produk, dengan mudah dapat ditelusuri atau dilihat perwujudannya di dalam produk selesai. Biaya bahan baku memiliki bagian yang signifikan dari total biaya suatu produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja merupakan kegiatan fisik yang dilakukan oleh karyawan untuk mengolah suatu produk. Biaya tenaga kerja langsung meliputi biaya-biaya yang berkaitan dengan penghargaan dalam bentuk upah yang diberikan kepada semua tenaga kerja yang secara langsung ikut serta dalam pengerjaan produk yang hasilnya kerjanya dapat ditelusuri secara langsung pada produk dan upah yang diberikan merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.
3. Biaya Overhead
Pada umumnya dalam suatu perusahaan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya produksi langsung. Semua biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan dengan produksi adalah biaya produksi tidak langsung. Istilah ini sesuai dengan sifat biaya overhead yang tidak dapat atau sulit untuk ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas-aktivitas pekerjaan. Biaya tidak langsung ini terkumpul dalam suatu kategori yang disebut biaya overhead pabrik (BOP) dan membutuhkan suatu proses alokasi yang adil untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi atau jasa.