banyak sekali dalam pengajian - pengajian disebutkan syarat taubat
1. menyesali perbuatan itu
2. meninggalkan perbuatan itu
3. berjanji tidak akan mengulangi
4. memohon ampun pada Allah
dan bila kepada hak adamy maka harus mengembalikan haknya dan meminta maaf pada orang yang bersangkutan
tetapi ada kekurangan pada syarat tersebut yang jarang disebut hingga orang-orang yang bertaubat dapat kembali melakukan kesalahan yang sama kemudian ada muncul "tobat sambal"
dan bila dikonsultasikan kepada penceramah maka jawaban klasiknya adalah "berarti ia belum taubatn nasuhah" ? padahal ia telah melakukan syarat yang disebutkan
syarat yang terlupa tu apa?
kita butuh wasilah/ perantara kepada Allah, bahasa awamnya, kita butuh guru yang membimbing kita untuk mengarungi agama islam ini, untuk menuntun agar tidak terjerat dari hawa nafsu penyebab segala kemaksiatan, kita butuh guru, kita butuh panutan, kita butuh pembimbang......
Coba diamati, adakah orang yang berhasil bertaubat sedang ia tidak punya guru? ya mereka yang bertaubat kan datang kepada seorang ulama, memohon doa nya dan meminta nasehatnya, meminta bimbingannya, hingga mereka dapat bertaubat dengan sesungguhnya dan semua ada guru yang membimbing
Kalau di zaman dahulu, para sahabat ada apa2, ada permasalahan, telah melakukan kesalahan dll, mereka tinggal mengahadap rosululloh untuk bertanya dan dibimbing.
tapi sekarang? kita masih punya ulama yang menjadi pewaris nabi, kita harus mencari "ulama" yang sesungguhnya bukan cuma "ula" (ulo/ular) yang ketinggalan "ma"nya, hanya bercanda, maaf
jangan pernah memandang di luar sana yang ada itu hanya orang-orang yang jelek, jangan membandingkan dengan diri saya atau anda, yang masih berlumuran dosa ini,
jangan sombong! bila kamu mengatakan semua yang di luar sana jelek, berarti kamu berkata, akulah yang terbaik dan tidak ada yang lebih baik dari ku,,,, bukankah karena ini iblis di laknat dan di kutuk?
Mari mencari ulama-ulama yang menjadi kekasih Allah bahasa kerennya wali Allah, jangan katakan bahwa wali allah sudah tidak ada, karena itu menunjukkan kesombongan kita,
Kita butuh ulama sejati yang membimbing kita, seperti sahabat membutuhkan nabi untuk membimbing,
kita meminta dan berdoa Allah agar ditemukan dengan ulama sejati.
Dan bila telah menemukan, semoga Allah menolong kita untuk dapat istiqomah.
1. menyesali perbuatan itu
2. meninggalkan perbuatan itu
3. berjanji tidak akan mengulangi
4. memohon ampun pada Allah
dan bila kepada hak adamy maka harus mengembalikan haknya dan meminta maaf pada orang yang bersangkutan
tetapi ada kekurangan pada syarat tersebut yang jarang disebut hingga orang-orang yang bertaubat dapat kembali melakukan kesalahan yang sama kemudian ada muncul "tobat sambal"
dan bila dikonsultasikan kepada penceramah maka jawaban klasiknya adalah "berarti ia belum taubatn nasuhah" ? padahal ia telah melakukan syarat yang disebutkan
syarat yang terlupa tu apa?
kita butuh wasilah/ perantara kepada Allah, bahasa awamnya, kita butuh guru yang membimbing kita untuk mengarungi agama islam ini, untuk menuntun agar tidak terjerat dari hawa nafsu penyebab segala kemaksiatan, kita butuh guru, kita butuh panutan, kita butuh pembimbang......
Coba diamati, adakah orang yang berhasil bertaubat sedang ia tidak punya guru? ya mereka yang bertaubat kan datang kepada seorang ulama, memohon doa nya dan meminta nasehatnya, meminta bimbingannya, hingga mereka dapat bertaubat dengan sesungguhnya dan semua ada guru yang membimbing
Kalau di zaman dahulu, para sahabat ada apa2, ada permasalahan, telah melakukan kesalahan dll, mereka tinggal mengahadap rosululloh untuk bertanya dan dibimbing.
tapi sekarang? kita masih punya ulama yang menjadi pewaris nabi, kita harus mencari "ulama" yang sesungguhnya bukan cuma "ula" (ulo/ular) yang ketinggalan "ma"nya, hanya bercanda, maaf
jangan pernah memandang di luar sana yang ada itu hanya orang-orang yang jelek, jangan membandingkan dengan diri saya atau anda, yang masih berlumuran dosa ini,
jangan sombong! bila kamu mengatakan semua yang di luar sana jelek, berarti kamu berkata, akulah yang terbaik dan tidak ada yang lebih baik dari ku,,,, bukankah karena ini iblis di laknat dan di kutuk?
Mari mencari ulama-ulama yang menjadi kekasih Allah bahasa kerennya wali Allah, jangan katakan bahwa wali allah sudah tidak ada, karena itu menunjukkan kesombongan kita,
Kita butuh ulama sejati yang membimbing kita, seperti sahabat membutuhkan nabi untuk membimbing,
kita meminta dan berdoa Allah agar ditemukan dengan ulama sejati.
Dan bila telah menemukan, semoga Allah menolong kita untuk dapat istiqomah.