KENAPA TIDAK MENGIKUTI Al QUR'AN DAN HADITS LANGSUNG ? KENAPA HARUSLEWAT IMAM MAZHAB SEGALA ?

ITULAH GEMBAR GEMBOR YG SELAMA INI DIKUMANDANGKAN WAHABI

Padahal para Imam Mazhab itu adalah generasi tabi'in dan tab'it tabi'in. Anak dari para sahabat atau cucu sahabat.
Mereka bisa melihat langsung praktek ibadah para sahabat yg meniru ibadah Nabi tanpa harus membaca "Hadits Sahih" yang saat itu memang belum ada. Sebagai contoh, Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah. Sementara Imam Bukhari lahir 103 tahun sesudahnya, yaitu tahun 196 H. Jadi apa yang dipelajari para Imam Mazhab itu justru lebih murni Islamnya ketimbang para Ahli Hadits yang lahir ratusan tahun kemudian. Bahkan Imam Hadits seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim pun dgn rendah hati mengikuti Imam Syafi'ie.
Para Imam Mazhab itu sebetulnya Hafal Al Qur'an dan Banyak hadits meski dokumentasi sanad atau sistematika tulisan belum serapi para Imam Hadits yg muncul belakangan.
Anak2 muda yang masih berusia 20-30 tahun akan mudah sekali terjebak aliran Wahabi atau sejenisnya yang tidak bermazhab. Apalagi jika kecil mereka tidak biasa mengaji.
Alhamdulillah semakin banyak ilmu yang didapat dan niat yang lurus, saya paham mana yang benar.
Slogan kembali ke Al Qur'an dan Hadits, meski sekilas benar, tapi menyesatkan jika kita tidak berpegang pada ulama Salaf.

Firman Allah memerintahkan kita bertanya pada ulama:

“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]

Sebaik2 ulama adalah Ulama Salaf seperti para Imam Mazhab:
“Sebaik-baik zaman adalah zamanku (zaman para sahabat), kemudian yang setelahnya (zaman tabi’in), kemudian yang setelahnya (zaman tabi’ut tabi’in).”
(HR. Bukhari no. 6429 dan Muslim no. 2533 hadits ini adalah Mutawatir)

Justru yang "berpegang" pada Al Qur'an dan Hadits tanpa mengikuti ulama, ternyata Al Qur'an dan Hadits itu cuma di kerongkongan saja. Tidak mereka pahami dan amalkan:

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)

“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)