Bagaimana sejarah penyusunan Al-Qur’an?

KELOMPOK 3
Nama : 1. Aziza Farah Adibah
2. Binti Iliya Faridah

PRODI S1 PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2012
i 
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr.wb
Pertama tama kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, dimana dengan izinyalah kami kelompok 10 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “AL-QUR’AN”.
Makalah ini saya buat sebagai tugas perkuliahan dengan mengambil dari berbagai sumber baik dari buku maupun internet. Semoga makalah ini dapat bermanfaat  khususnya bagi kami, dan umumnya bagi para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermamfaat dan berkenan di hati Bapak Pembimbing mata kuliah Agam Islam ini , atas segala kekurangan kami, kami mohon maaf karena sesungguhnya itu hanya milik Allah dan segala kesalahan datang dari kami.
Wassalamualaikum, wr.wb,

     
 Surabaya, 08 oktober 2012












ii
DAFTAR ISI

1. JUDUL HALAMAN................................................................................ i
2. KATA PENGANTAR............................................................................. ii
3. DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
4.  BAB I  PENDAHULUAN .......................................................... 1 `   1.1  Latar Belakang ................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah ........................................................... 2
1.3  Tujuan ............................................................................. 2
5. BAB II   ISI  .................................................................................. 3
 2.1.  Sejarah Penyusunan Al-qur’an  ..................................... 3
  2.2.  Macam - Macam Bacaan Al-qur’an   ............................ 4
  2.3.  Metode Pengkajian Al-qur’an  ...................................... 6
  2.4.   Kandungan Isi Al-qur’an  .............................................. 7
6. BAB III   PENUTUP ...................................................................... 8
  3.1.   Kesimpulan .................................................................... 8
7. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 9


















iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-qur’an merupakan salah satu kitab yang mempunyai sejarah panjang yang dimilikioleh umat Islam dan sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Al-qur’an bukan hanyasekedar menjadi bahan bacaan, akan tetapi Al-qur’an memiliki multifungsi dan selalu cocok dengan fenomena dalam kehidupan ini, hal ini merupakan salah satu mukjizat yangdimiliki oleh al-Qur’an.
Al-qur’an dalam pengumpulannya mempunyai dua tahap: tahap pertama yaitu tahap pengumpulan al-qur’an dalam arti menghafal pada masa nabi, tahap kedua pengumpulanal-quran dalam arti penulisan al-qur’an pada masa nabi, hal ini dinamakan pengahafalandan pembukuan tahap pertama. Setelah wafatnya Nabi proses pengumpulan al-qur’an terusdilaksanakan oleh para khalifah sehingga terbentuklah yang namanya “mushaf usmani”seperti yang ada pada sekarang ini.
Penyebaran islam bertambah luas membuat dan para qurra pun tersebar dan itumemiliki latarbelakang yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan dalam tatacaramembaca al-Qur’an sejalan dengan perbedaan “huruf” yang dengannya huruf diturunkan.Hal ini menimbulkan kecemasan dikalangan sahabat tak terkecuali khalifah pada waktu ituyaitu Usman bin Affan, melihat kejadian hal itu khalifah Usman memerintahkah danmengirimkan utusan kepada Hafsah (untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya) dan Hafsah pun mengirimkan lembaran-lembaran itu kepadanya. KemudianUsman mamanggil Zaid bin Zabit al-Ansari, Abdullah bin Zabair, Sa’id bin ‘As, danAbdurrahman bin Haris bin Hisyam, ketiganya adalah orang quraisy (al-Qattan; 2007:193).
Khalifah Usman bin Affan memerintahkan kepada ketiga orang Quraisy itu untuk menyalin dan memperbanyak al-Qur’an dengan satu pedoman dalam cara-caramembacanya, hal ini telah disepakati oleh para sahabat. Setalah itu khalifah Usmanmengembalikan lembaran-lembaran yang asli kepada Hafsa, dan mengirimkannya kepadawilayah masing-masing satu mushaf, dan ditahan satu untuk di madinah, yaitu mushafnyasendiri yang dikenal dengan “Mushaf Imam”. Sebagaimana diriwayatkan terdahulu ” bersatulah wahai sahabat-sahabat Muhammad, dan tulislah untuk semua orang satu imam(mushaf Qur’an pedoman).” Ibn Jabir dalam al-Qattan mengatakan bahwa apa yangdilakukan oleh Usman: “ Ia menyatukan umat Islam dalam satu mushaf dan satu huruf,sedang mushaf yang lain di sobek. Ia memerintahkan dengan tegas agar setiap orang yangmempunyai mushaf yang ‘berlainan’ dengan mushaf yang disepakati itu membakar mushaf tersebut (al-Qattan; 2007:196).

Pada makalah ini akan sedikit mengupas sebagian elemen-elemen yang ada didalamal-Qur’an diantaranya:
1. Sejarah penyusunan Al-Qur’an
2. Macam-macam bacaan Al-Qur’an
3. Metode pengkajian Al-Qur’an
4. Kandungan isi Al-Qur’an
1
Dengan makalah ini diharapkan kepada pembaca dapat dijadikan sumber pengetahuan tentang sebagian karakteristik yang dimiliki oleh-Alqur’an, dan diharapkan kritik dan saranuntuk kesempurnaan penulisan makalah ini.

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah penyusunan Al-Qur’an?
2. Sebutkan macam-macam bacaan Al-Qur’an!
3. Sebutkan metode pengkajian Al-Qur’an
4. Sebutkan kandungan isi Al-Qur’an


1.3.  Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah penyusunan Al-Qur’an?
2. Untuk mengetahui macam-macam bacaan Al-Qur’an!
3. Untuk mengetahui metode pengkajian Al-Qur’an
4. Untuk mengetahui kandungan isi Al-Qur’an





























2
BAB II
ISI
2.1. Sejarah Penyusunan AL-Qur’an
Tahap-tahap pengumpulan al-qur’an
• Di zaman Nabi Muhammad SAW .
Banyak juru tulis yang mencatat wahyu-wahyu yang diturunkan dengan alat-alat tulis yang mudah mereka peroleh, seperti batu, pelepah kayu, kulit dan sebagainya. Ketika itu al-qur’an belum terkumpul di satu tempat atau rumah tetapi masih tersebar dibeberapa tempat dan rumah-rumah para sahabat.
• Pengumpulan Khalifah Abu Bakar
Al-qur’an dikumpulkan pertama kali dizaman abu bakal oleh sahabat zaid bin tsabit. Waktu abu bakar masih hidup, mushaf ini dia simpan, dan setelah wafat di simpan oleh khalifah umar bin khatab. Selanjutnya, berpindah ke tangan hafshah binti umar, istri nabi, setelah umar mangkat.
• Pengumpulan Khalifah Ustman.
Kemudian mushaf ini diambil oleh ustman untuk disalin menjadi beberapa salinan yang dibagikan oleh berbagai kota agar kaum muslim bersatu pada satu macam cara baca al-qur’an dan terhindar dari perselisihan cara-cara membacanya yang sebagiannya belum tercantum dizaman rasulullah saw. Mushaf ini dikenal sebagai mushaf imam (induk), atau pun mushaf Utsmani dengan cara penulisan Rasm Ustman yang dinisbatkan kepada khalifah Ustman bin Affan ra.
• Peletakan Kaidah - Kaidah Nahwu
Di zaman khalifah Ali bin Abu Thalib ra. Seorang ulama yang bernama Abu al-aswad ad-Duali, berdasarkan instruksi dari khalifah, menciptakan kaidah-kaidah nahwu untuk memelihara keselamatan dan kebenaran cara membaca al-qur’an  









2.2. Macam-Macam Bacaan Al-Qur’an

Allah Ta’ala berfirman :
“Maka bacalah Al-Qur’an dengan tartil (yang sebaik-baiknya).” (QS. Al-Muzammil : 4)

Rasulullah bersabda :
“Bacalah olehmu Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat/pertolongan ahli-ahli Al-Qur’an (yang membaca dan mengamalkannya).” (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda :
“Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain.” (HR. Bukhori)

Sebelum mulai mempelajari Ilmu Tajwid sebaiknya kita mengetahui
lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg menjadi dasar
pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas Ilmu Tajwid.
1. Pengertian Tajwid menurut bahasa : Memperelokkan sesuatu.
Menurut istilah Ilmu Tajwid : Melafazkan setiap huruf dari makhrajnya yang
betul serta memenuhi hak-hak setiap huruf.
2. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardhu Kifayah dan
mengamalkannya yakni membaca Al-Quran dgn bertajwid adalah
Fardhu Ain bagi setiap muslimin dan muslimat ygt mukallaf.
3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah² Al-Quran.
4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu kerana ia langsung berkaitan
dgn kitab Allah Al-Quran.
5. Penyusunnya : Imam-Imam Qiraat.
6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta mendapat
rahmat dan keredhaan Allah didunia dan akhirat. Insya-Allah.
7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Quran dan Hadis Nabi ( S.A.W )
8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid
9. Masalah yg diperbaincangkan : Mengenai keadah² dan cara²
bacaannya secara keseluruhan yg memberi pengertian hukum² cabangan.
10. Matlamatnya : Memelihara lidah daripada kesalahan membaca ayat²
suci Al-Quran pada ketika membacanya. Membaca sejajar dgn
penurunannya yg sebanar dari Allah ( S.W.T )
Tingkatan Bacaan Al Quran
Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran iaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan.
1. At-Tartil: Bacaannya yang perlahan², tenang dan melafazkan setiap huruf daripada makhrajnya yang tepat serta menurut hukum- hukum bacaan Tajwid dgn sempurna,

4
merenung maknanya, hukum dan pengajaran daripada ayat
2. Tahqiq: Bacaannya seperti Tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti membetulkan bacaan huruf drp makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung.
3. Al-Hadar: Bacaan yg cepat serta memelihara hukum² bacaan Tajwid.
4. At-Tadwir: Bacaan yg pertengahan antara tingkatan bacaan Tartil dan Hadar, serta memelihara hukum-hukum Tajwid.
Perhatian :
* Tingkatan bacaan Tartil ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenal
makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum Tajwid. Tingkatan bacaan ini
adalah lebih baik dan lebih diutamakan.

* Tingkatan bacaan Tahqiq ini biasanya bagi mereka yg baru belajar membaca Al-Quran supaya dpt melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dgn tepat dan betul.

* Tingkatan bacaan Hadar pula biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dlm masa yg singkat.

* Tingkatan terakhir pula ialah Tadwir yakni pertengahan
antara Tartil dan Hadar.

(sumber: http://halaqohquran.blogspot.com/2009/04/macam-macam)

























2.3. Metode Pengkajian
Al Qur’an sebagai sebuah kitab suci tidak diragukan lagi keberadaannya. Hal ini telah diakui oleh banyak pihak dari kalangan umat Islam sendiri maupun non Islam. Sebagai sebuah kitab suci yang berisi tentang tuntunan hidup yang berlaku sepanjang masa, sudah sewajarnya kita sebagai umat Islam, mempelajari apa yang ada dalam Al Qur’an dengan penuh kesungguhan dan keseriusan.
Upaya untuk mempelajari Al Qur’an sejak dahulu telah banyak dilakukan dikalangan umat Islam, mulai dari upaya penyebaran sampai dengan bagaimana memahami serta menerapkan nilai-nilai luhur Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk-bentuk upaya tersebut salah satunya adalah dengan banyaknya berdiri tempat-tempat untuk belajar Al Qur’an secara lebih baik dan representatif. Contoh yang ada adalah dengan banyaknya lembaga kajian Al Qur’an serta sekolah atau pondok pesantren di pelosok tanah air.
Macam-macam metode belajar/mengkaji Al Qur’an telah ada, mulai dari bagaimana membaca huruf-huruf Al Qur’an, melagukan (qiraat), sampai dengan mempelajarinya dari sisi sejarah (asbabul nuzul), kebahasaan (lingusitik) maupun penafsiran terhadap ayat-ayat Al Qur’an. Hal tersebut menunjukkan betapa umat Islam sejak dahulu telah melakukan upaya yang terus menerus untuk menjaga, melestarikan, serta upaya pengembangan Al Qur’an sebagai sebuah kitab suci yang telah sempurna dalam penyusunannya.
Dalam kesempatan kali ini kami dari Lembaga Kajian Al Qur’an – Kilometer2 Surabaya bermaksud memperkenalkan kepada masyarakat tentang salah satu dari sekian metode pengkajian Al Qur’an yang telah berkembang sampai dengan saat ini. Metode ini kami sebut sebagai metode pengkajian Al Qur’an berdasarkan huruf dan angka (selanjutnya disebut metode huruf dan angka).
Metode huruf dan angka merupakan metode kajian yang telah lama dikembangkan umat Islam hingga mencapai puncak kejayaannya. Metode ini kemudian diperkenalkan kembali oleh Bapak Luqman Abdul Qohar Sumabrata (Alm). Lewat beliau metode kajian ini pertama kalinya dipelajari kembali dan disampaikan kepada masyarakat.
Dalam perkembangannya, metode kajian ini pun mulai berkembang di masyarakat. Ketika Bapak Luqman Abdul Qohar Sumabrata wafat pada tahun 1996, metode ini masih dalam proses sosialisasi kepada masyarakat dan belum sampai pada tahap pengembangan tingkat lanjut. Selanjutnya pengembangan metode ini dilaksanakan dan terus disebarluaskan kepada masyarakat melalui komunitas-komunitas belajar Al Qur’an metode huruf dan angka.



2.4. Isi Kandungan Alqur’an
Al-Qur’an sebagai sumber nilai mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut:
1. Tauhid
Pokok-pokok keyakinan atau keimanan terhadap Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul dan hari Akhir. Dari pokok-pokok yang terkandung dalam Al-Qur’an ini lahir teologi atau ilmu kalam.
2. Ibadah
artinya pengabdian terhadap Allah SWT.
3. Akhlak
Artinya pokok-pokok aturan tingkah laku atau nilai-nilai dasar etika laku. Yang mana mengajar tentang sikap dan perilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan makhluk lain.
4. Hukum
Artinya mengatur manusia, prinsip-prisip syari’ah, pokok-pokok peraturan atau hukum, yaitu garis-garis besar aturan tentang hubungan dengan Allah, antara manusia dan hubungan manusia dengan alam yang melahirkan syariat hokum islam atau fiqih.
5. Hubungan masyarakat
artinya mengatur tata cara kehidupan manusia.
6. Janji dan ancaman
artinya reward dan punishment bagi manusia.
7. Sejarah
 artinya Teledan dari kejadian di masa lampau seperti halnya menerangkan tentang kisah-kisah para nabi dan umat pengetahuan.

Isi Kandungan Al-qur’an

Di dalam Al-qur’an terdapat 6.666 ayat dan di dalam kitab Nihayuz zein diterangkan bahwa ayat-ayat tersebut memeliki kandungan-kandungan. Berikut adalah kandungan isi al-qur’an
- 1000 ayat menerangkan tentang perintah
- 1000 ayat menerangkan tentang cobaan
- 1000 ayat menerangkan tentang janji
- 1000 ayat menerangkan tentang ancaman
- 1000 ayat menerangkan tentang contoh-contoh atau perumpamaan
- 500 ayat menerangkan tentang hal-hal yang haram
- 100 ayat menjelaskan tentang nasikh dan mansukh
- 66 ayat menerangkan tentang doa, istighfar, dan dzikir.


BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan

Penyusun Al-Qur’an dilakukan melalui bertahap, sejak zaman nabi Muhammad SAW hingga peletakan kaidah-kaidah nahwu. Ada beberapa cara untuk membaca Al-Qur’an yang baik dan benar menurut tajwidnya.
Sebelum mulai mempelajari ilmu Tajwid sebaiknya kita mengetahui lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yang menjadi dasar pemikiran kita. Dalam pembacaan Al- Qur’an terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran yaitu bacaaan dari segi cepat maupun perlahan.
Salah satu dari sekian metode pengkajian Al Qur’an yang telah berkembang sampai dengan saat ini. Metode ini kami sebut sebagai metode pengkajian Al Qur’an berdasarkan huruf dan angka (selanjutnya disebut metode huruf dan angka).
Ada tujuh point pokok yang terkandung dalam isi Al-Qur’an, yaitu tauhid, ibadah, akhlak, hokum, hubungan masyarakat, janji (ancaman), dan yang terakhir sejarah.































8
DAFTAR PUSAKA.

Fadhil, M. Mustaqim, Buku Ajar Pokok-Pokok Materi Al-Islam 1, Universitas Muhammadiyah Surabaya,2008

Majid, Ahmad Abd., Al-Qur’an berbicara, Pasuruan: Percetakan Dalwa,2012

Eldeeb, Ibrahim.2009.Be a Living Qur’an.Jakarta:Lentera Hati

http://halaqohquran.blogspot.com/2009/04/macam-macam

http://kilometer2.wordpress.com/tag/metode-huruf-dan-angka
http://www.kosmaext2010.com/pengertian-sejarah-dan-pokok-isi-kandungan-al-quran-  materi-ushul-fiqh.php

















9