Teori Kepribadian

Tugas 4 – Perilaku konsumen
March 28th, 2012 0 comment
Nama : Zuhdi kurniwan
Nim : 0910220200
Nama dosen pengajar : Nanang Suryadi
Mata kuliah : Perilaku konsumen


Jelaskan Teori Kepribadian (diciptakan atau
lingkungan) dan beberapa kepribadian
manusia!




Teori-teori Kepribadian
Terdapat banyak teori tentang bagaimana sebuah kepribadian berkembang. Paling tidak terdapat 4 perspektif pada kepribadian yaitu :
1. Psychodynamic Theory
Teori ini diciptakan oleh Sigmund Freud dan merupakan tonggak awal psikologi modern. Disini dirumuskan dengan premis bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari (unconscious need) konsumen terutama dorongan biologis dan seksual merupakan inti dari motivasi dan kepribadian. Ada tiga system yang berinteraksi didalam kepribadian manusia :
Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika social.
Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu.
Beberapa cara atau metode yang digunakan individu untuk mengatasi masalah psikologis yaitu :     Identifikasi Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.   Represi Individu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.   Displacement Individu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi permen rokok.     Prosyeksi Individu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.   RasionalisasiIndividu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.

2. Neo-Freudian Personality Theory
Berbeda dari pandangan Freud bahwa kepribadian bahwa kepribadian bersumber dari insting manusia secara alamiah, Karen Hornet, salah satu peneiliti teori ini mengajukan sebuah mekanisme yang dilalui individual dalam rangka mencari jalan keluar dari konflik yang menggelisahkan. Menurutnya individu dapat dibedakan menjadi 3 kepribadian yaitu :      Compliant Individual Individu-individu yang cenderung mendekati orang lain. Mereka memepunyai hasrat untuk dikasihi, diingini, dan dihargai.    Aggressives Individual Individu-individu yang cenderung menentang orang lain. Mereka mempunyai hasrat untuk berprestasi dan mendapatkan pujian.   Detached IndividualIndividu-individu yang cenderung menjauhi orang lain. Mereka suka kemandirian, kemerdekaan, kebebasan dari kebajiban.
3. Trait Theory
Trait Theory menggunakan asumsi (1) bahwa semua individu memilik karakter berbeda, (2) karakter tersebut bersifat konsisten dan dapat diukur perbedaanya antara individu yang satu dengan yang lain.   Costa dan McCrae (1992;dalam Walzuch,2001), membagi karakter manusia menjadi 5 yaitu : 1) Extraversion Manusia memiliki karakter extraversion adalah mereka yang suka berada didunia lain selain dunia mereka. Mereka adalah manusia ekstrovert yang focus pada dunia luar, lebih bersifat social, tidak terlalu peduli dan cepat sekali berubah. 2) Neurotism Karakter ini ditandai dengan kondisi emosi yang tidak stabil, pesimis dan kepercayaan diri yang rendah. 3) Agreebleness Manusia yang memiliki karakter ini cenderung berkeyakinan posotif dan menghargai nilai-nilai orang lain, mereka sangat peduli pada norma-norma masyarakat. Manusia dengan karakter ini adalah mereka yang dapat sangat dipercaya. 4) Conscientiousness Karakter ini ditandai dengan sikap bertanggung jawab, penuh dedikasi, dan dapat dipercaya. Mereka yang berkarakter conscientiousness cenderung mengambil keputusan dengan serius dan sangat hati-hati. 5) Openess to experienceJika seseorang memiliki karakter ini maka akan nampak pada keterbukaan cara berpikir dan mau menerima konsep-konsep baru. Umumnya mereka akan membuat keputusan yang tidak konservatif.


4. Carl Jung Theory
Carl Jung berpendapat dalam psikologi terdapat 2 dimensi cara berperilaku dan 4 fungsi dasar psikologi. Dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang arah aliran energy psikis taua perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energy psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar atau sesuatu. Sedangkan introversion adalah energy psikis yang focus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide pemikiran.   Empat fungsi dasar psikologi : Sensasi Adalah sesuatu yang menjembatani aliran masuknya informasi kedalam benak konsumen     Intuisi Adalah suatu kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak nampak dan selalu berupaya untuk melihat pola dan gambaran besarnya. Berpikir Merupakan tipe individu yang selalu menggunakan kempuan intelektualnya untuk melakukan berbagai pertimbangan sebelum melakukan sesuatu. PerasaanIndividual yang cenderung menggunakan nilai-nilai pribadi dan perasaannya dalm proses pemecahan masalah dikelompokkan oleh Jung sebagai feeling-type.
Apakah Kepribadian Berpengaruh pada perilaku konsumen
Jurnal :THE ROLE THAT PERSONALITY AND MOTIVATION PLAY IN CONSUMER BEHAVIOUR: A CASE STUDY ON HSBC
By Jolene Montgomery
In sum, this study has shown that taken to its advantage, research and information concerning consumer behavior shows that two of its influential factors are personality and motivation.  The future of better and more effective advertising and marketing promotions of the consumer market can thus be further improved, as was shown in the HSBC experience, wherein consumer personality and motivation are taken into consideration and acknowledged as imperative in determining the consumer market in today’s information age. (Berpengaruh)

THE INFLUENCE OF PERSONALITY TRAITS ON CONSIDERATION SET SIZE
B. Ranjbarian
M. Kia
Studies have generally shown that personality traits have  influence on purchase decision process. The current study has considered M.A and PhD students of University of Isfahan as research population. Results show that there is no significant relation between personality traits (Big Five)and consideration set size of a product like shampoo. (tidak berpengaruh signifikan)
DETERMINING EFFECT OF PERSONALITY TRATIRS ON VOTER BEHAVIOR USING FIVE FACTOR PERSONALITY INVENTORY
Ceyhan Aldemir
Gul Bayraktaroglu
This study includes four personality traits in the fie factor personality inventory. Only one trait (rule obedience) is found to have very significant effect on political intentions. Inthe future studies, all of the general five personality dimensions together with sub-dimensions are suggested to be analyzed to see exacxly which general personality dimensions and traits affect political choise. (tidak berpengaruh signifikan)
THE MODERATING EFFECT  OF PERSONALITY TRAITS  ON ATTITUDES TOWARD ADVERTISEMENTS:  A CONTINGENCY FRAMEWORK
Susan D. MYERS
Sandipan SEN
Aliosha ALEXANDROV

Experiential processing is a phenomenon close to mere exposure effect. We propose that under experiential processing, the personality traits will matter most because capturing the information on the ad is almost  on a subconscious level and with low involvement. Thus, the first feelings and thoughts to emerge will be related closely to individual cognitive types.
THE EFFECT OF PERSONALITY ON IMPULSIVE AND COMPULSIVE BUYING BEHAVIORS
Asad Shahjehan
Jaweria Andleeb Qureshi
Faheem Zeb
 Kaleem Saifullah
  This  study  has  identified  positive  relationship between  impulsive  and  compulsive  buying. Among  the  Big  Five  personality  traits,  both impulsive  and  compulsive  buying were  positively correlated  with  neuroticism  (emotional  instability) which  means  that  individuals  that  experience emotional  instability,  anxiety,  moodiness, irritability, and sadness are more  likely  to display impulsive  and  compulsive  buying  behaviors. Moreover,  impulsive  and  compulsive  buying behaviors are positively affected by  the other  four personality traits   (berpengaruh)
Tugas 3 – perilaku konsumen
March 21st, 2012 0 comment
Nama     :   Zuhdi kurniwan
Nim         :   0910220200
Nama dosen pengajar  :  Nanang Suryadi
Mata kuliah                        :  Perilaku konsumen
iklan yamaha


Iklan yamaha ini mencoba memberikan pemikiran kritis kepeda konsumen mengenai sebuah sepeda motor. Iklan Yamaha ini menunjukkan cara komunikasi Yamaha yang dinilai komunikatif dan meningkatkan ‘image’ dari produk Yamaha di mata konsumen. Iklan ini menciptakan keunggulan kompetitive produk Yamaha dengan mencoba membandingkannya dari sudut pandang Yamaha dengan produk lain. Iklan ini merubah standar konsumen mengenai kepuasannya terhadap suatu produk. Frederick Herzberg mengembangkan “teori motivasi dua faktor” yang membedakan antara faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan (dissatisfier) dan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan (satisfier). Dari teori tersebut dapat dikatakan iklan ini membentuk faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan seorang konsumen kepada sebuah produk.
Comparative advertising ini memang mencoba mengangkat nama pribadi dan mencoba merendahkan produk lain. Memang dalam iklan ini tidak terlihat secara langsung, namun memiliki makna tersirat mengenai produk pesaing tersebut. Berbeda dengan contoh iklan dibawah ini yang terlihat sangat merendahkan produk lain.
 


Axe Provoke, Even Goddesses Will Fall

pada iklan Axe ini, produsen ingin memotivasi kalangan laki-laki untuk dapat menarik perhatian para wanita cantik dengan memakai produknya. Iklan ini memotivasi salah satu kebutuhan manusia yaitu dalam hal sosialisasi. Seorang manusia perlu untuk berhubungan dengan manusia yang lain, juga rasa cinta pada lawan jenis. Iklan ini memberi tahukan bahwa dengan memakai produk tersebut, akan mampu menarik perhatian lawan jenis dan akan memuaskan kebutuhan seseorang akan mencintai dan dicintai.
Teori yang mendukung adalah teori Hierarki Kebutuhan menurut Abraham Maslow. Dimana setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman tercukupi maka seseorang akan memiliki Kebutuhan sosial (kebutuhan akan merasa memiliki) yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.


TVC / Advertising / Iklan PONDS Indonesia – “Takut Belang”

Ponds mencoba menunjukkan kepada para wanita mengenai ancaman sinar matahari terhadap kulit mereka. Sinar matahari dianggap akan menyebabkan kulit menghitam dan membuat kecantikan seorang wanita menjadi berkurang. Di sisi lain iklan ini memberi gambaran kepada masyarakat mengenai seperti bagaimana wanita cantik itu. Wanita cantik dalam iklan ini digambarkan sebagai seorang wanita yang memiliki kulit putih, sehingga memunculkan gambaran publik bahwa wanita cantik adalah wanita berkulit putih. Para wanita pun kemudian akan terobsesi untuk memiliki kulit  putih seperti wanita di dalam iklan.
Teori Abraham Maslow mengenai hieraki kebutuhan dianggap mendukung alasan pertama, yaitu mengenai rasa aman dimana wanita membutuhkan perlindungan terhadap dampak sinar matahari terhadap aktivitasnya. Selanjutnya kebutuhan sosialisi, dimana seorang wanita ingin cantik agar dapat diperhatikan oleh lawan jenisnya. Lalu kebutuhan penghargaan, dimana wanita menginginkan pujian atas kecantikannya. Selain teori tersebut, Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ) juga  dianggap mendukung statement kedua. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Wanita setelah melihat iklan ini akan menginginkan tampil lebih cantik dengan kulit lebih putih dan berusaha untuk mewujudkannya dengan salah satunya membeli produk tersebut.
Tugas 2 – Perilaku Konsumen
March 14th, 2012 0 comment
Nama     :   Zuhdi Kurniawan
Nim        :   0910220200
Dosen Pengajar   :   Nanang Suryadi


1    Carilah data dari bps.go.id tentang Jawa Timur :
1. a.    Usia, jenis kelamin, desa, kota, pendapatan dll.
2. b.    Jumlah & Prosentasenya



Sumber : sp2010.bps.go.id
 


2.  Buatlah segmentasi dari data-data tersebut!
Dari Kelompok Umur
1. Balita & Anak-anak (0-9)
2. Remaja (10-19)
3. Dewasa awal (20-34)
4. Dewasa akhir (35-49)
5. Tua (>50)
Dari kelompok Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
Dari kelompok daerah
1. Perkotaan
2. Pedesaan
Dari kelompok pendidikan
1. Belum Pernah Sekolah
2. Belum tamat SD
3. SD/MI/sederajat
4. SMP/sederajat
5. SMA/sederajat
6. Diploma/sederajat
7. S1/sederajat
8. S2/S3
Dari Kelompok Pengeluaran perkapita.
1. Miskin (< Rp. 200.000)
2. Menengah (Rp. 200.000 – Rp. 500.000)
3. Kaya (>Rp. 500.000)


3.    Temukan karakteristik segmen-segmen!
Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah:
1. 1.      Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah-daerah lain. Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan/atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media local, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.

1. 2.      Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain:
Usia,
Gender (jenis kelamin),
Status perkawinan,
Pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, dsb.

Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel segmentasi lain. Berbagai variabel denografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.

1. 3.      Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variabel psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap.

1. 4.      Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen yang dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.

1. 5.      Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variabel sosial budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya, dan keanggotaan lintas budaya.

1. 6.      Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan, dan bukan pemakai produk, jasa, atau merek khusus.

1. 7.      Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variabel segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.

1. 8.      Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.

1. 9.      Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:
Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
VALS 2
System VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.
Sumber : Artikel Segmentasi Pasar, http://stieserelo.ac.id/


4.    Buat resume dari jurnal/artikel yang membahas tentang segmentasi!
ANALISIS PERSAINGAN PRODUK SEPEDA MOTOR BERDASARKAN SEGMEN PASAR DAN POSISI PRODUK
Oleh : Sony Firdaus dan Nur Indrianti
Dewasa ini industri otomotif Indonesia khususnya industri sepeda motor sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang ditandai oleh munculnya berbagai merek produk motor baru di Indonesia.
Di antara produk sepeda motor, jenis motor bebek 4 langkah dengan kapasitas 100–110cc merupakan produk yang digemari oleh konsumen. Hal ini karena disamping konsumsi bahan bakarnya irit, dengan kemajuan teknologi yang ada sepeda motor jenis ini memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan jenis lainnya (bebek 2 langkah, 100–110 cc).
Adanya persaingan yang ketat diantara merek-merek sepeda motor bebek 4 langkah 100–110 cc, mengharuskan produsen sepeda motor tersebut memiliki strategi pemasaran yang tepat dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Strategi pemasaran dapat ditentukan setelah produsen mengetahui segmen dan posisi sepeda motor yang diproduksinya.
Segmentasi pasar dan  positioning produk merupakan langkah yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan sasaran pasar. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar suatu produk yang bersifat heterogen ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Stanton, 1978). Yang dimaksud dengan penempatan atau positioning adalah tindakan merancang produkdan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen (Kotler, 1989). Product positioning dapat mengarahkan perusahaan pada perubahan nama, harga dan kemasan produk, walaupun ini semua hanyalah merupakan perubahan bentuk luarnya saja. Perubahan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan posisi  produk di dalam alam pikiran konsumen.
Analisis Segmen
 


5. Carilah satu contoh iklan, sebutkan segmen tujuannya? Positioningnya sudah tepat?

Iklan XL – Sejuta Mawar Untuk Marwan


Iklan ini bercerita mengenai perjuangan seorang pemuda (marwan) untuk dapat menjadi kekasih seorang wanita (mawar) yang dicintainya namun terhalang oleh orang tua wanita tersebut. Orang tua tersebut tersebut mensyaratkan 1 juta tangkai bunga mawar bila ingin menjadi kekasih anaknya. merasa kasihan temannya memberitakan hal tersebut lewat jejaring sosial kepada seluruh warga dunia maya. merasa simpati, seluruh warga jejaring sosial tersebut berusaha membantu marwan memenuhi persyaratan yang diberikan orang tua mawar. hingga akhirnya persyaratan tersebut dapat terpenuhi.
dalam iklan tersebut, segmen yang dituju adalah masyarakat yang telah mengenal dan menggunakan internet khususnya sebagai jejaring sosial dalam internet. Sesuai dengan tujuan XL yang mempromosikan harga murah dan kualitas internet cepat.
positioningnya sudah sangat tepat, karena cerita dalam iklan tersebut memberikan image kepada publik. bahwa XL dapat menghubungkan seluruh masyarakat indonesia dengan kualitas internet cepat dan murah



Perilaku Konsumen – Tugas 1
March 6th, 2012 0 comment
Kelas   :   BB
Dosen  :   Nanang Suryadi

1.     Evolusi Pemikiran Pemasaran


Orientasi dan Basis :


2.     Marketing Mix
Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.  Variabel  atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan  tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk  melaksanakan program pemasaran secara efektif.

Variabel-variabel tersebut, yaitu:
Barang Jasa Retail
Produk Produk Produk
Price Price Price
Place Place Place
Promotion Promotion Promotion
  Personal Personal
  Proses Presentation
  Physical Evidence


3.     Segmenting – Targeting – Positioning
Segmentasi
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup.
Kotler (2003) menyatakan:

“Market segmentation is the process of breaking a heterogeneous group of potential buyer into smaller homogeneous groups of buyer, that is with relatively similar buying characteristics or needs”

Dasar Segmentasi
                                I.            consumen characteristic (karakteristik konsumen) :
Segmentasi Geografi
Demografi Segmentasi
Psychographic segmentation
                              II.            consumer responses (respon konsumen) :
Benefit segmentation (segmentasi manfaat)
Use occasion (saat pemakaian)
Brand atau merek.

Target Market
Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain.

Tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target :
1. Perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan.
2. Bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan.
3. Bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya.

Positioning
Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Sepertihalnya diungkapkan Milton M. Presley et al dalam Advertising procedure:
“Positioning product is the place your product occupies in consumers’ minds relative to competing products. Think brand image, benefit promise, and competitive advantage. It’s how you plan to compete in the marketplace. It’s the reasons customers should buy your product, and not the competitors”.
Dalam menentukan positionig ada empat tahap yaitu:
1. Identifikasi target
2. Menentukan frame of reference pelanggan (siapa diri),
3. Merumuskan point of differentiation — mengapa konsumen memilih perusahaan
4. Menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa dinikmati sebagai sesuatu yang beda (kotler, 2003)

4.     Konsep Kepuasan & Loyalitas Konsumen
Kepuasan Pelanggan
Kotler menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. (Tjiptono,1997).
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen.
Loyalitas Konsumen
Terciptanya kepuasan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang dan menciptakan loyalitas pelanggan serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.  Menurut kotler (2003 : 140) hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan.


5.     Etika & Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis merupakan standard perilaku nilai-nilai moral yang mengendalikan kebijakan bisnis. secara umum etika di pahami sebagai aturan tentang prinsip dan nilai moral yang mengarahkan perilaku sesorang atau kelompok masyarakat mengenai baik atau buruk dalam pengambilan keputusan. Bisnis adalah fenomena sosial yang secara universal harus berpijak pada tata nilai yang berkembang di masyarakat yang mencakup:
1. Peraturan peraturan yang dikembangkan oleh pemerintah atau asosiasi yang berkaitan dengan jenis kegiatan bisnis atau nilai yang dibangun oleh perusahaan
2. Kaidah-kaidah sosio-cultural yang berkembang di masyarakat.
Tanggung jawab perusahaan adalah tindakan dan kebijakan perusahaan dalam berinteraksi yang didasarkan pada etika. Menurut Jones, etika berkaitan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagian dari budaya perusahaan dan membentuk keputusan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial.
Terdapat 3 pendekatan dalam pembentukan tanggung jawab sosial:
1. pendekatan moral yaitu tindakan yang didasarkan pada prinsip kesatuan
2. pendekatan kepentingan bersama yaitu bahwa kebijakan moral harus didasarkan pada standar kebersamaan, kewajaran dan kebebasan yang bertanggung jawab
3. kebijakan bermanfaat adalah tanggug jawab sosial yang didasarkan pada nilai “apakah yang dilakukan perusahaan menghasilkan manfaat besar bagi pihak yang berkepentingan secara adil”.


6.     Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Konsumen
Dalam dunia bisnis terdapat produsen sebagai si penjual produk dan konsumen sebagai pembeli produk tersebut. Dua orang ini merupakan elemen yang saling membutuhkan. Suatu perdagangan atau bisnis tidak akan berjalan jika tidak ada salah satunya. Si produsen membutuhkan konsumen untuk membeli produk – produk yang di jualnya. Konsumen pun membutuhkan produsen untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhannya.
TI berperan sebagai sarana transaksi dua elemen tersebut bisnis online, yaitu dalam memberikan fasilitas media berupa internet. Web yang disediakan sebagai tempat konsumen memilih barang – barang yang inginkan, kemudian pada transaksi ini pun dibutuhkan teknologi lain untuk mendukung bisnis online tersebut. Yaitu dibutuhkan teknologi komunikasi telephone (sebagai media komunikasi), Bank (media pembayaran konsumen dengan produsen), agen pengiriman seperti POS Indonesia dan JNE (sebagai media yang digunakan pengiriman barang). Hal – hal tersebut merupakan teknologi yang berperan dan berpengaruh dalam perkembangan bisnis online.
Terlebih lagi teknologi Bank untuk penyentoran uang atas barang yang telah di beli baik menggunakan media ATM atau penyetoran tunai lewat Bank oleh si konsumen dapat di cek langsung oleh produsen dengan menggunakan teknologi e-banking yang mempermudah produsen tanpa harus datang ke Bank tersebut. Juga pada agen pengiriman seperti POS Indonesia dan JNE yang memberikan fasilitas web yang berfungsi untuk mengecek harga pengiriman di setiap daerah tanpa harus datang ke agen pengirimannya. Serta disediakan fasilitas pengecekan nomor resi tracking atau nomor pengiriman untuk mengetahui keberadaan barang tersebut. Fasilitas ini pun membuat konsumen percaya apakah barang yang di pesan memang benar – benar dikirim atau tidak sesuai nomor tracking.
Sehingga kemudahan – kemudahan dan fasilitas yang disediakan akibat peranan dan pengaruh TI ini membuat bisnis online lebih di sukai karena lebih efisien, hemat dan lebih cepat yang dirasakan baik oleh produsen dan konsumen. Dan buktinya saat ini sudah banyak yang melakukan kegiatan bisnis online.


7.     Perbedaan Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, interpretatif, konstruktivis, naturalistik-etnografik, pendekatan fenomenologis dan penelitian dengan pola pencarian dari dalam Penelitian kuantitatif disebut juga penelitan rasionalistik, fungional, positivisme, dan penelitan dengan pola pencarian kebenaran dari luar
2 memulai kegiatannya dengan konsep-konsep yang sangat umum, kemudian selama penelitian, konsep-konsep yang sangat umum itu diubah-ubah dan direvisi sampai bertemu dengan kesimpulan yang sangat kuat. Dengan kata lain, variabel ditemukan dan dirumuskan kembali, bukan di awal. mengisolasi variabel-variabel dan kemudian menghubungkannya dalam hipotesis. Selanjutnya menguji hipotesis itu dengan data yang dikumpulkan.
3 variabel merupakan produk penelitian yang ditemukan kemudian. variabel-variabel menjadi alat atau komponen utama dalam melakukan analisis
4 penelitian kualitatif menggunakan lensa besar dan menampak serta memperhatikan pola-pola saling berhubungan antara berbagai variabel yang sebelumnya belum pernah ditemukan. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan holistik, menyeluruh. penelitian kuantitatif memandang melalui lensa kecil, melihat dan memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.
5 Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data atau informasi. Peneliti diminta luwes dan mampu membuat atau memberikan pandangan sendiri atas hal-hal atau fenomena-fenomena yang dilihatnya. penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang ditentukan terlebih dahulu, dan instrumennya sangat tidak fleksibel dan juga tidak reflektif yaitu tidak mengandung interpretasi.
6 penelitian kualitatif masalah penelitian tidak dapat di formulasikan secara jelas dan jawaban dari responden juga sangat kompleks, sehingga wawancara mendalam mungkin sangat efektif dalam pengumpulan data. Penelitian kuantitatif menuntut jawaban yang pasti, jelas, tidak ambigu, dan oleh karena itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin sangat tepat dalam pengumpulan data.
7 Penelitian kualitatif tertarik dengan konsep-konsep, bukan berapa kalinya sesuatu. penelitian kuantitatif bermain dengan angka-angka, yaitu mengkuantifikasi sampel terhadap populasi, dan mengangkakan karakteristik variabel-variabel penelitian.
8.     Skala Pengukuran
Skala Pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Macam-macam Skala Pengukuran :
1. Skala Nominal
2. Skala Ordinal
3. Skala Interval
4. Skala Rasio
Ujian Akhir Semester
January 14th, 2012 0 comment
 1.       Apakah situs ub.ac.id termasuk e-commerce?  Jelaskan alasan anda dengan merujuk teori dari buku dan jurnal  yang sudah anda pelajari. Sebutkan sumbernya!
Situs ub.ac.id termasuk e-commerce.
E-commerce is the use of electronic communications and digital information processing technology in business transactions to create, transform, and redefine relationships for value creation between or among organizations, and between organizations and individuals. (Andam, 6). Dalam situs tersebut, Universitas Brawijaya membuat sebuah website untuk membuat hubungan dengan publik baik individu maupun organisasi sehingga tercipta nilai antara keduanya. Universitas Brawijaya sebagai lembaga pendidikan terus menginformasikan berbagai kegiatannya dalam rangka membangun negeri dan menciptakan generasi intelektual. Sehingga publik akan memberikan penilaian seperti apakah Universitas Brawijaya dimata mereka yang kemudian mereka akan mempertimbangakan untuk menggunakan jasa dari Universitas Brawijaya ataukah dari Universitas yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa situs ub.ac.id merupakan salah satu bentuk dari e-commerce.
Sementara itu Kalakota dan Whinston mendefinisikan E-Commerce dari beberapa perspektif, yaitu:
i.            Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman informasi, produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya;
ii.            Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow;
iii.            Dari perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang; dan
iv.            Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.
Referensi :
Andam, Zorayda Ruth. 2003. e-Commerce and e-Business. e-ASEAN Task Force : UNDP – APDIP.

2.       Berikan evaluasi terhadapat situs http://ub.ac.id beserta sub domainnya sesuai dengan teori yang sudah anda pelajari di kelas e-commerce. Berikan saran anda untuk pengembangannya.
Dalam membangun sebuah website yang berkualitas, ada beberapa faktor atau aspek yang harus diperhatikan. Menurut Grigoroudis et al, aspek tersebut antara lain :

1)      Content
Content yang dimaksud disini adalah berhubungan dengan respon dari sebuah website untuk memenuhi permintaan pengguna dan kepercayaan terhadap informasi yang disajikan, dimana informasi tersebut diuraikan ke dalam beberapa dimensi seperti utilitas konten, integrasi konten, kelengkapan informasi, spesialisasi subjek, dan kredibilitas isi.

2)      Personalization
Personalisasi yang dimaksud disini adalah sejauh mana user atau konsumen yang mengakses sebuah website dalam memodifikasi atau menyesuaikan tampilan ataupun isi dari website tersebut dengan keinginan dari user.

3)      Navigation
Aspek Navigation mencerminkan dukungan yang diberikan kepada user ketika sedang beraktifitas di dalam website, sejauh mana website dapat memberikan kemudahan kepada user dalam melakukan aktifitas dalam website tersebut, dan seberapa efektif tools yang disajikan tersebut dapat membantu user.

4)      Structure and Design
Aspek ini mencakup kecepatan, technical integrity, real time information, software requirements, dan browser capability.
5)      Appearance and Multimedia
Aspek ini meliputi tampilan dari sebuah website dengan memberi penekanan dari sisi seni dan multimedia artifacts. Mencakup representasi grafis, keberadaan dan kegunaan gambar, suara serta video yang terdapat dalam sebuah website baik berfungsi sebagai tampilan ataupun berfungsi sebagai penambah informasi.

Dalam situs ini sudah menampilkan berbagai informasi dengan sangat baik. Informasi yang cenderung dicari oleh konsumen mudah didapatkan. Seperti halnya, informasi pendaftaran mahasiswa, profil, biro, lembaga, riset, kemahasiswaan, dll, semuanya dapat ditemukan dengan mudah. Selain itu penyajian informasinya sangat mudah dipahami. navigasinya sangat memberi kemudahan, ditambah lagi dengan ikon-ikon yang mudah dimengerti oleh user. Sehingga aktifitas pencarian informasi menjadi lebih mudah dalam situs ini.
Tampilan situs ini sendiri sudah sangat bagus. Komposisi warna serta grafisnya sudah cukup menarik. Namun sesuai teori yang dipaparkan diatas, seharusnya penggunaan multimedia bisa lebih dimanfaatkan. Contohnya penambahan gambar bergerak dan pemberian animasi transisi pergantian halaman bisa diberikan. Juga pada profil tentang UB, bila digunakan video untuk menjelaskan UB akan lebih menarik para konsumen.
Dalam situs ub.ac.id kelengakapan konten sudah sangat baik. Dimana sudah banyak sekali informasi mengenai Universitas Brawijaya. Namun sayangnya masih ada sebagian content tersebut tidak berintregasi dengan sistem lainnya. Contohnya sebagai mahasiswa Brawijaya, saya berkeinginan mengikuti unit pengembangan minat (UKM), katakan saja Band. Saya menemukan informasi bahwa dalam situs tersebut terdapat UKM band di Universitas Brawijaya. Namun saya tidak dapat sekaligus melakukan pendaftaran melalui internet. Bahkan tidak ada informasi lokasi UKM tersebut serta tata cara menjadi anggota UKM tersebut. Tetapi sebagian besar sudah berintegrasi dengan baik.
Bila dibandingkan dengan website dari Universitas lain, Website UB ini sendiri sudah lebih baik dari Universitas-universitas besar di Indonesia. Baik pada tampilannya, navigasinya serta kelengkapan isinya.

Referensi : Grigoroudis, E., Litos, C., Moustakis, V.A., Politis, Y. & Tsironis, L., 2008. The assessment of user-perceived web quality: Application of a satisfaction benchmarking approach. European Journal of Operational Research, 187 (2008), pp. 1346-1357


3.       Jelaskan  kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan  UKM di Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya menggunakan E-commerce?  Berikan saran anda berdasar pengalaman negara lain yang sudah anda baca di jurnal-jurnal ilmiah (sciencedirect.com)

Kekuatan
1.       Daya dukung dunia IT
Kemudahan yang diberikan berbagai provider IT dalam memberikan layanan internet berperan penting dalam hal ini. Lokasi tersebar serta fleksible, kualitas akses yang baik, dan harga murah yang dapat dijangkau berbagai kalangan membuat internet bisa dinikmati masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan
2.       Produk UKM Unik dan variatif
Produk-produk yang dihasilkan para UKM Indonesia cenderung inovatif dan variatif. Hal ini dipengaruhi budaya-budaya daerah yang berbeda-beda. Sehingga bila dilakukan pemasaran dalam internet, akan mampu menciptakan segmen pasar yang kuat.

Kelemahan
1.       Banyak dari UKM Indonesia yang tidak memiliki pengetahuan dalam penggunaan media internet untuk berbisnis.
2.       Sistem pembayaran masih sulit dilakukan
Di Indonesia sendiri, kartu kredit masih belum begitu dikenal. Umumnya kartu kredit hanya digunakan oleh golongan orang-orang yang sangat kaya saja. Sehingga sistem pembayaran untuk e-commerce masih transaksi lewat bank saja.
3. Kurangnya kepercayaan konsumen Indonesia pada bisnis on-line
Masyarakat Indonesia masih belum begitu terbiasa dengan membeli secara on-line. Terkadang masih timbul ketakutan bahwa setelah uang dikirim/dibayar barang tidak kunjung diantarkan dan pembeli tidak bisa mendatangi pihak penjual karena transaksi dilakukan di dunia maya di mana tidak ada kantor sesungguhnya di dunia nyata.

peluang
1.       Pengguna media sosial seperti Facebook dan Twitter yang sangat tinggi
Sosial media merupakan faktor pendukung perkembangan e-commerce di Indonesia yang sangat kuat. Komunitas media sosial bisa menjadi sarana berbagi informasi mengenai kemunculan atau perkembangan sebuah website/situs e-commerce baru.
2.       Pengetahuan generasi muda tentang dunia maya yang meningkat
Para generasi muda memiliki kemampuan adaptasi perkembangan IT yang baik. Mereka aktif mengikuti perkembangan dunia internet.
3.       e-commerce mulai dikenal di Indonesia
bisnis secara online mulai dikenal di Indonesia, hal ini memberikan kesempatan yang baik bagi para UKM untuk mencari tempat seperti halnya mencari stand di pameran. Kemudian mulai membangun kepercayaan kepada para konsumen.

Hambatan

1. Kejahatan internet
Kejahatan selalu hadir dimana-mana baik dalam dunia maya. Dalam dunia maya ini, kejahatan berupa hacker dimana seseorang tanpa ijin membuka dan mengutak atik data yang ada dalam sebuah website usaha. Sehingga merugikan para pemilik website tersebut.
2. Hak kekayaan intelektual
Produk dalam e-commerce ini dipasarkan kepada seluruh masyarakat dunia. Sehingga sering dilakukan peniruan produk yang dimana mereka kemudian mengakui bahwa produk itu milik mereka. Para UKM kecil yang tidak memiliki kekuatan hanya akan membiarkan saja produknya diambil pengusaha besar lain.
3.       Gangguan Global Badai Matahari 2012-2013

Kini telah beredar informasi bahwa selama tahun 2012-2013 bumi akan dilanda badai matahari. Badai matahari itu sendiri menimbulkan medan elektromagnetik yang akan memganggu arus listrik dan telekomunikasi. Dampak badai matahari itu sendiri akan dirasakan oleh seluruh manusia di bumi, tetapi tidak berdampak secara langsung.

Mengenai hambatan E-commerce Nir Kshetri menjelaskan terdapat 3 penghambat dalam pengembangan e-commerce pada negara berkembang.


Bob Julius Onggo mengungkapkan beberapa mitos yang harus dihindari, yakni :
Dalam e-commerce dapat menjual semua produk dan jasa. Ini adalah gagasan yang menyesatkan, karena kita tidak dapat menjual apa saja melalui internet tanpa mengetahui segmen pasar. Jadi, ceruk pasar bukanlah semua orang. Bila semua orang dianggap sebagai ceruk pasar dari perusahaan, maka sebenarnya ceruk pasar tersebut belum diketahui. Segmennya adalah sebuah kelompok orang/ pasar dengan “area of interest” yang sempit/ khusus di tengah-tengah lautan pasar yang luas. Atau, dengan kata lain pemasaran kepada ceruk pasar tertentu berbeda dengan pemasaran secara masal ke siapa saja tanpa memilih sebuah target pasar tertentu. Barangkali ini pula yang pernah terjadi pada Amazon.com yang mengakuisisi beberapa perusahaan online untuk melebarkan sayap. Amazon tidak lagi fokus pada penjualan buku secara online, namun produk lain selain buku tersebut tidak terlalu mendapatkan apresiasi dari netter. Contoh ilustrasi yang sederhana dalam hal ini adalah, seperti seekor ikan kecil di kolam yang besar, hampir pasti akan dimakan oleh ikan yang lebih besar. Tetapi, jika anda adalah seekor ikan besar di kolam kecil, hidup anda akan jauh lebih nyaman, tanpa takut ada ikan yang lebih besar di kolam tersebut yang akan memakannya (kecuali bila ikan kecil itu adalah piranha di sungai Amazon)

Internet Bakal Merubah Perilaku Konsumen dalam Hal Membeli Teknologi tidak dapat mengubah ciri dan sifat dasar manusia yaitu keinginan atau emosi yg merupakan faktor utama dalam hal membeli, namun Internet membuat pemasar dan pelaku bisnis untuk memodifikasi caranya menjangkau dan memasarkan bisnis Anda kepada calon pembeli. Karakter dan sifat suatu pelanggan di era pra-internet maupun di era internet sama yaitu asalkan pemasar dapat menanamkan kepercayaan kepada konsumen dan mereka dapat menjadi pelanggan. Oleh karena itu, kepercayaan adalah pelumas yang paling esensial untuk bisnis digital; Tanpa membangun kepercayan di sekitar calon pelanggan, bisnis digital akan kandas. Kepercayaan juga dibangun lewat komunikasi secara berkala atau follow-up. Tanpa itu, sulit sekali pelku e-commerce menjual produk lewat internet. Sama halnya dalam dunia penjualan konvensional, transaksi umumnya dapat terjadi karena hasil follow-up. Karena internet tidak mengubah sifat bawaan alami ini, maka pebisnis pun perlu membuat suatu sistem yang dapat melakukan follow-up secara kontinue.

Bisnis Online akan lebih mudah membuat pebisnis cepat kaya Sebenarnya bisnis offline dan online sama-sama tidak mudah, diperlukan kerja keras, cekatan, dan kecerdikan. Tidaklah mudah untuk membangun ekonomi offline apalagi membangun ekonomi baru. Sebelum membangun bisnis secara offline, kita harus menganalisis secara cermat produk kita dengn kompetitor kalangan pebisnis online jangan berpikir bahwa dengan membuat situs web yang canggih, pengunjung langsung membeli barang atau jasa. Tetap saja pemasar perlu membangun kepercayaan.

Situs web korporat hanyalah sebagai alat promosi Situs web korporat tetap harus dianggap sebagai sebuah kantor atau perusahaan online sebagaimana halnya perusahaan offline yang memiliki tim penjualan dan pemasaran. Jadi kantor online harus memiliki e-salesman maupun e-marketer yg keduanya harus dapat menarik, membina hubungan dengan para calon customer. Barangkali, disinilah kelalaian para pebisnis online yang tidak memanfaatkan teknologi internet untuk menarik, membina dan memupuk kepercayaan dan hubungan dengan para calon pelanggan. Jadi bila situs korporat dianggap sebagai alat promosi, maka tidak ubahnya seperti iklan, seperti iklan di media massa yang tidak dapat membina komunikasi interaktif dengan calon pelanggan. Karena itu diperlukan sistem esalesman.com dan eMarketer.com di dalam situs bisnis online, sehingga dgn demikian situs e-commerce berfungsi lebih dari sekadar alat promosi.

Jangan Terlalu Banyak Tulisan Kebanyakan pengunjung internet malas untuk membaca tulisan sebuah produk. Sebenarnya, asalkan tulisan itu dapat menggugah emosi atau menunjang terpuasknnya rasa ingin tahu konsumen hal itu tidak benar. Jadi intinya yang penting, bukan banyaknya tulisan, namun seberapa besar teknik penulisan tersebut mempengaruhi secara emosional terhadap calon pelanggan. (wasisto)

Referensi :
Wasisto, Agung Wahyu. 2011. PENERAPAN E-BUSINESS DI INDONESIA. Ujian tengah triwulan sistem informasi manajemen ; Program Pascasarjana Manajemen Dan Bisnis – Institut Pertanian Bogor.
Kshetri, Nir. 2007. Barriers to e-commerce and competitive business models in developing countries: A case study. Electronic Commerce Research and Applications 6 (2007) 443–452 ; Bryan School of Business and Economics, The University of North Carolina at Greensboro, United States.

ringkasan buku
December 20th, 2011 0 comment
Materi E-comm
rangkuman materi dalam buku dapat diklik di link di atas
RESUME JURNAL E-COMMERCE : Electronic Commerce Research and Applications
December 13th, 2011 0 comment
RESUME JURNAL E-COMMERCE :
“Electronic Commerce Research and Applications”

Pembaharuan teknologi internet saat ini dan penciptaan yang baru memungkinkan untuk pertumbuhan lanjutan e-commerce. Ada kecenderungan bagi pelanggan untuk pindah dari outlet belanja tradisional ke internet sebagai saluran belanja baru. Kendala yang ditimbulkan oleh waktu atau batas-batas geografis tidak lebih dari sebuah isu. Bahkan gaya belanja yang terus berubah sebagai bisnis dan pelanggan mengkonversi ke e-commerce, terlepas dari apakah transaksi bisnis-ke-bisnis atau bisnis-ke-pelanggan.
Memahami pola-pola interaksi antara perusahaan online dan pelanggan mereka adalah penting dalam menghadapi pertumbuhan pasar online. Perusahaan sering menetapkan tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keputusan. Untuk mencapai tujuan ini, mereka harus melakukan analisis tentang bagaimana mereka mengelola hubungan pelanggan mereka dan menyesuaikan strategi pemasaran mereka.
Meskipun memperoleh pelanggan biasanya penting untuk keberhasilan perusahaan, pemahaman karakteristik pelanggan dan mempertahankan mereka sebagai pelanggan lebih penting bagi keberhasilan keuangan. Membagi pelanggan menjadi subkelompok atau segmen melalui penerapan teknik clustering dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara pelanggan dan saluran internet belanja. Hasil analisis tersebut dapat menyediakan perusahaan dengan informasi tentang apa yang pelanggan harapkan ketika mereka membeli suatu produk melalui internet. Dengan bertindak pada hasil analisis ini, perusahaan dapat meningkatkan pelanggan-hubungan manajemen mereka dengan meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas.
Kami menganalisis perilaku pelanggan membeli dan menggunakan sikap data dari situs belanja online yang mengumpulkan data tentang sejumlah faktor yang berhubungan dengan topik ini. Kami membagi kuesioner pelanggan kami menjadi tiga bagian utama atau kategori (item dalam tanda kurung): perilaku belanja (frekuensi, uang yang dikeluarkan), kepuasan dengan layanan (produk keragaman, kualitas produk, keamanan transaksi, layanan purna jual, pengiriman, layanan pribadi, harga ), dan internet penggunaan (tahun pengalaman, jam per minggu, frekuensi browsing produk, penggunaan yang diharapkan pada tahun berikutnya). Sebuah kategori keempat adalah demografi (umur, jenis kelamin, pendapatan, status perkawinan).
Internet berkembang pesat dan World Wide Web telah menyediakan saluran baru untuk pemasaran dan penjualan. Seperti diperkirakan oleh Nordan, pendapatan ritel online berkontribusi setengah persen dari penjualan ritel di seluruh dunia. Namun, masalah mendasar tampaknya adalah bahwa banyak pengecer telah mampu mengkonversi pendapatan menjadi keuntungan. Untuk alasan ini, manajer pengecer sekarang menghadapi masalah bagaimana untuk memastikan pendapatan online menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi untuk setiap transaksi.
Profitabilitas transaksi yang rendah dari toko-toko online telah muncul dari kombinasi berikut: hambatan yang dikurangi untuk informasi produk, akses mudah ke sejumlah besar pemasok potensial, dan meningkatkan ancaman barang substitusi. Selain itu, Internet telah mengurangi diferensiasi antara produk-produk dan jasa dan karena itu telah mengalihkan fokus dari pelanggan untuk memotong harga. Akibatnya, pembeli umumnya surfing melalui banyak toko dan membandingkan daftar mereka harga dari produk target untuk mencari penawaran terbaik di Internet. Oleh karena itu, kecuali pengunjung toko online dapat diubah menjadi pembeli dan dijaga dengan menciptakan nilai bagi mereka, transaksi online tidak akan menguntungkan.
Dari diskusi di atas kita menemukan bahwa ada dua faktor yang berhubungan dengan meningkatkan profitabilitas toko online: menyediakan harga yang dinamis untuk mempertahankan pelanggan tinggal di toko, dan strategi tawar-menawar yang tepat untuk meningkatkan kemungkinan penutupan kesepakatan. Mekanisme penetapan harga dinamis dapat mendorong pelanggan yang tinggal di toko untuk menegosiasikan harga yang dapat diterima bukan mencari harga yang lebih rendah di tempat lain. Dengan strategi tawar-menawar yang dirancang dengan baik, diharapkan untuk meningkatkan kesempatan untuk mengkonversi pengunjung ke pembeli dan karenanya menciptakan keuntungan untuk toko. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan mekanisme penetapan harga dinamis dalam sebuah toko online dengan fungsi tawar-menawar harga dan menerapkan konsep pemasaran hubungan pelanggan (CRM) dalam proses negosiasi untuk meningkatkan kecenderungan pembelian pengunjung.
Penelitian yang telah dilakukan mengusulkan mekanisme penetapan harga dinamis dengan agen menggunakan strategi yang berdasarkan pada konsep CRM untuk menjaga pengunjung tetap di toko dan untuk memperkuat kecenderungan pembelian mereka. Pendekatan kami mengidentifikasi potensi pelanggan individu dan berlaku strategi tawar-menawar disesuaikan untuk pelanggan ini sesuai dengan potensi dirinya. Strategi tawar-menawar diimplementasikan melalui serangkaian taktik eksplisit diungkapkan oleh aturan fuzzy yang meniru pengetahuan penawar manusia dan keputusan.
Pengukuran potensi pelanggan merupakan elemen penting dalam pendekatan yang diusulkan untuk menentukan tindakan agen tawar-menawar itu. Penelitian ini menggunakan fungsi berdasarkan statistik data pelanggan weblog untuk menghitung indeks untuk potensi pelanggan. Karena isi informasi terbatas data weblog, seperti indeks tidak dapat memberikan perkiraan yang akurat mengenai potensi pelanggan dan karenanya membatasi penggunaan pendekatan yang diusulkan. Hal itu penting untuk merumuskan prosedur yang lebih baik untuk menentukan potensi pelanggan dalam penelitian masa depan. Selain itu, pendekatan yang diusulkan tidak mengambil preferensi pelanggan ke rekening dalam proses tawar-menawar. Mengetahui preferensi pelanggan (misalnya harga reservasi) dapat meningkatkan efisiensi dari proses tawar-menawar. Penelitian di masa depan kami juga akan berusaha untuk memperkenalkan tehnik belajar teknologi seperti belajar Bayesian dalam proses tawar-menawar untuk memprediksi preferensi pelanggan.
Toko-toko jalan besar yang dikenal luas dan memiliki reputasi lebih berhasil dalam mengubah sejumlah besar orang yang lewat menjadi pelanggan potensial daripada mereka yang kurang dikenal dan kurang-dipercaya kompetitornya. Toko online adalah sama, kecuali bahwa pelanggan melakukan pembelian dari halaman web, bukan dari lokasi fisik. Toko internet menarik pelanggan dalam dua cara: melalui reputasi dan popularitas mereka secara keseluruhan dan melalui peringkat tinggi dalam permintaan mesin pencari. Makalah ini mengeksplorasi hubungan antara posisi internet dan dua jenis dasar keunggulan kompetitif yang tersedia untuk perusahaan: kepemimpinan biaya dan diferensiasi (porter 1980). Hal ini juga menganalisa hubungan antara posisi dan kesuksesan bisnis internet diukur dengan kunjungan ke halaman web dan oleh hasil keuangan. Akhirnya, penelitian ini melakukan analisis empiris dengan menggunakan data dari us e-tailer.
Penelitian ini melakukan pendekatan positioning internet dari empat sudut yang berbeda: web visibilitas, relevansi dalam mesin pencari, popularitas di blog dan portal berita, dan reputasi. Untuk setiap faktor, makalah ini mengidentifikasi serangkaian variabel. Langkah-langkah visibilitas web, dengan mendekati jumlah link yang masuk ke halaman web e-tailer itu; menghitung relevansi mesin pencari, menggunakan alat mesin pencari posisi, menetapkan popularitas, menggunakan jumlah item berita dan komentar tentang e-tailer yang diterbitkan secara online melalui surat kabar, blog, dan portal belanja khusus; dan reputasi langkah-langkah, menggunakan peringkat kualitas yang muncul dalam portal tersebut.
Banyak industri ekonomi baru- (NIEs) di Asia yang sederhana dan relatif terhadap rekan-rekan emergingmarkets barat mereka. Beberapa perusahaan Asia berhasil di bidang manufaktur, tetapi mereka mungkin tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam melakukan kegiatan bisnis seperti pesaing mereka di Eropa dan AS karena kurangnya anggaran, keahlian, dan bahkan skala pasar. Pada saat yang sama, NIEs Asia, seperti China dan Taiwan, telah mengalami persaingan besar dengan beberapa negara-negara berkembang. Keunggulan kompetitif mereka dan teknologi memaksa mereka untuk mengubah basis manufaktur-didorong strategi mereka dalam pengetahuan dan R & D. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing mereka adalah untuk melakukan kegiatan pengetahuan, termasuk penciptaan pengetahuan, berbagi, dan pemanfaatan (Bierly dan Chakrabarti 1996, Conner dan Prahalad 1996, Lee 2003).
Tipikal perusahaan dan perspektif organisasi mungkin tidak cukup dan bermasalah di Asia, meskipun dalam kenyataannya pengetahuan manajemen dapat dilakukan di bagian depan e-commerce masyarakat (Lee 2003, Lin et al. 2007). Ambillah, misalnya, komputer pribadi (PC) industri manufaktur di Taiwan. Karena modal dan skala perusahaan individu tidak dapat dibandingkan dengan mereka di AS, Eropa, dan pesaing Jepang, perusahaan Taiwan mungkin pecundang dalam persaingan karena kurangnya sumber daya R & D dan pengetahuan. Pada pertengahan 1980-an, mereka diintegrasikan ke dalam beberapa cluster industri, yang masing-masing terdiri dari berbagai sektor dan orang-orang di Taiwan dan negara-negara asing (Lin et al. 2007). Dengan bantuan dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK), anggota cluster dibangun B2B e-commerce untuk operasi sehari-hari mereka.
E-commerce awalnya ditetapkan sebagai kewajiban dari setiap perusahaan, seperti komponen manufaktur yang kemudian menghasilkan wawasan baru ke dalam komponen dan bagian manufaktur. E-commerce menyediakan komunikasi yang luas dan dialog antara anggota dan membantu mereka untuk meningkatkan, mengembangkan, dan transfer pengetahuan. E-commerce membantu membangun sistem, pengetahuan khas fleksibel, dan efektif yang membuat perusahaan-perusahaan Taiwan yang sangat kompetitif. Oleh karena itu, manajemen pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam atau di perusahaan dan organisasi, tetapi muncul pada lapisan e-commerce masyarakat (Porter 1990, Dyer dan Nobeoka 2000). Konsep komunitas e-commerce berasal dari peran pengembangan masyarakat praktek. Hal ini mengacu pada proses belajar sosial yang terjadi ketika orang memiliki kepentingan bersama untuk berbagi ide, menemukan solusi, dan membangun inovasi (Wenger dan Snyder 2000). Ini adalah perspektif alternatif bagi praktek manajemen pengetahuan di Asia.
Baru-baru ini, perdagangan elektronik dan newtechnologies telah mengubah persepsi pelanggan mengenai aksesibilitas geografis untuk penyedia layanan, sehingga memperluas jangkauan wilayah pasar. Dengan banyak produk-produk tidak berwujud seperti game online, software, pendidikan, musik, dan video, jarak geografis tidak lagi bekerja sebagai penghalang untuk melakukan transaksi. Selain itu, transaksi sukses bahkan sedang dibuat untuk beberapa produk yang nyata dalam pasar yang memiliki cakupan geografis yang luas. Alasan untuk ini adalah fakta bahwa proses pelayanan bagi produk tidak berwujud dapat digantikan efisien oleh aplikasi teknologi digital, dan kadang-kadang, perdagangan elektronik dapat memberikan kenyamanan yang lebih besar bahkan dalam transaksi yang melibatkan produk nyata.
Konsep aksesibilitas geografis adalah faktor penting dalam strategi operasional dan distribusi desain jaringan (mols 1999), dan berkaitan dengan penentuan bagaimana ruang lingkup pasar geografis mempengaruhi strategi pemasaran beragam dalam perdagangan elektronik. Atas dasar ini, konsep dan pengaruhnya prestasi studi yang serius. Dalam penelitian ini, ada beberapa faktor yang diidentifikasi dan hubungan mereka dengan kebutuhan pelanggan aksesibilitas geografis diselidiki. Tiga faktor independen seperti kesulitan pengiriman, kompleksitas layanan, dan kepercayaan dan kehandalan, dan merupakan faktor mediasi tambahan risiko yang dirasakan dari pesanan yang jauh telah diadopsi berikut review dari studi sebelumnya, dan hubungan mereka dengan kebutuhan pelanggan aksesibilitas geografis diuji. Metodologi yang digunakan untuk studi ini melibatkan melakukan survei kuesioner untuk mengumpulkan data, yang kemudian dianalisis menggunakan dua metode statistik, ‘faktor analisis konfirmatori’ dan ‘pemodelan persamaan struktural’.

Konsep kebutuhan pelanggan aksesibilitas geografis secara langsung berkaitan dengan operasi dan strategi pemasaran dalam perdagangan elektronik. Aplikasinya bisa dapat tidak hanya membantu dalam memecahkan masalah manajemen, tetapi juga meningkatkan pemahaman kita tentang penggunaan ruang ekonomi. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat berkontribusi untuk memperluas pengetahuan yang relevan bagi akademisi di bidang perdagangan elektronik, manajemen operasi dan geografi ekonomi serta praktisi di industry.
Potensi internet telah diperluas secara substansial oleh generasi baru dari perangkat mobile, dan membuka pintu bagi pertumbuhan m-commerce yang cepat. Sementara akses pc tradisional ke internet terus menjadi penting untuk mengeksploitasi keuntungan dari internet, akses mobile muncul untuk menarik lebih banyak orang karena akses fleksibel untuk internet dengan cara di mana-mana. Dengan demikian, e-commerce adalah sekarang dalam proses yang diubah menjadi m-commerce.
Namun, karena fakta bahwa teknologi mobile masih muda, studi tentang dampak dari akses mobile ke internet pada e-bisnis adalah agak terbatas, di mana kertas perintis baik empiris, kualitatif atau statis di dunia analitis dan, dengan pengetahuan terbaik dari penulis, penelitian tidak ada dalam literatur untuk menangkap perbedaan perilaku antara e-commerce dan m-commerce didasarkan pada model matematika stokastik.


REFERENSI
Ushio Sumita & Jun Yoshii. 2010. Enhancement of e-commerce via mobile accesses to the Internet. Journal of Electronic Commerce Research and Applications 9 (2010) 217–227.
Roung-Shiunn Wu a & Po-Hsuan Chou. 2011. Customer segmentation of multiple category data in e-commerce using a soft-clustering approach. Electronic Commerce Research and Applications 10 (2011) 331–341.
Carlos Serrano-Cinca, Yolanda Fuertes-Callén & Begoña Gutiérrez-Nieto. Internet positioning and performance of e-tailers: An empirical analysis. Electronic Commerce Research and Applications 9 (2010) 237–248.
Shu-Chun Ho a, Robert J. Kauffman, & Ting-Peng Liang. A growth theory perspective on B2C e-commerce growth in Europe: An exploratory study. Electronic Commerce Research and Applications 6 (2007) 237–259.
Baghdadi, Youcef. ABBA: an architecture for deploying business-to-business electronic commerce applications. Electronic Commerce Research and Applications 3 (2004) 190–212.
Srini S. Srinivasana, Rolph Andersona & Kishore Ponnavolub. Customer loyalty in e-commerce: an exploration of its antecedents and consequences. Journal of Retailing 78 (2002) 41–50.
Kshetri, Nir. Barriers to e-commerce and competitive business models in developing countries: A case study. Electronic Commerce Research and Applications 6 (2007) 443–452.
Jen-Her Wu & Tzyh-Lih Hisa. Analysis of E-commerce innovation and impact: a hypercube model. Electronic Commerce Research and Applications 3 (2004) 389–404.
Na Li & Ping Zhang. Consumer Online Shopping Attitudes And Behavior: An Assessment Of Research. 2002 ó Eighth Americas Conference on Information Systems.
Wang, Jue-Fan. E-commerce communities as knowledge bases for firms. Electronic Commerce Research and Applications 9 (2010) 335–345.
Maamar, Zakaria. A  ssociation of users with software agents in e-commerce. Electronic Commerce Research and Applicati
ons 1 (2002) 104–112.
Yaobin Lu a, Ling Zhao a ,& Bin Wang. From virtual community members to C2C e-commerce buyers: Trust in virtual communities and its effect on consumers’ purchase intention. Electronic Commerce Research and Applications 9 (2010) 346–360.
Cho, Sung-Eui, Perceived risks and customer needs of geographical accessibility in electronic commerce. Electronic Commerce Research and Applications 9 (2010) 495–506.
Xiaojun Shen , T. Radakrishnan ,& Nicolas D. Georganas. v COM: Electronic commerce in a collaborative virtual world. Electronic Commerce Research and Applications 1 (2002) 281–300.
Xiao Liu & Kwok Kee Wei. An empirical study of product differences in consumers’ E-commerce adoption behavior. Electronic Commerce Research and Applications 2 (2003) 229–239.
Shih, Hsin-Yu. Contagion effects of electronic commerce diffusion: Perspective from network analysis of industrial structure. Technological Forecasting and Social Change, Volume 75, Issue 1, January 2008, Pages 78-90.
Henry Chan, Chi-Bin Cheng, & Chih-Hsiung Hsu. Bargaining strategy formulation with CRM for an e-commerce agent. Electronic Commerce Research and Applications 6 (2007) 490–498.
M.J. Taylor , J. Mcwilliam, D. England, & J. Akomode. Skills required in developing electronic commerce for small and medium enterprises: case based generalization approach. Electronic Commerce Research and Applications 3 (2004) 253–265.
Sheng-Uei Guan, Tai Kheng Chan, & Fangming Zhu. Evolutionary intelligent agents for e-commerce: Generic preference detection with feature analysis. Electronic Commerce Research and Applications 4 (2005) 377–394.
S.S. Manvi, & P. Venkataram. An intelligent product-information presentation in E-commerce. Electronic Commerce Research and Applications 4 (2005) 220–239.

KEJAHATAN MENGGUNAKAN INTERNET DI INDONESIA
December 5th, 2011 0 comment
Munculnya komputer serta internet telah sangat membantu banyak aktivitas manusia. Keunggulan berupa kecepatan dan kelengkapan informasi yang ditawarkan oleh komputer membuat alat ini dibutuhkan banyak orang. Sehingga masyarakat sekarang ini banyak sekali yang bergantung pada komputer dalam aktivitasnya. Perkembangan teknologi jaringan komputer global atau Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace, sebuah dunia komunikasi berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru, yaitu realitas virtual.
Perkembangan yang pesat dalam pemanfaatan jasa internet juga mengundang terjadinya kejahatan. Kejahatan tersebut sering kali disebut Cybercrime, perkembangan dari computer crime. Computer crime dan cybercrime merupakan 2 (dua) istilah yang berbeda sebagaimana dikatakan oleh Nazura Abdul Manap sebagai berikut:
“Defined broadly, “computer crime” could reasonably include a wide variety of criminal offences, activities or issues. It also known as a crime committed using a computer as a tool and it involves direct contact between the criminal and the computer…..There is no Internet line involved, or only limited networking used such as the Local Area Network (LAN). Whereas, cyber-crimes are crimes committed virtually through Internet online. This means that the crimes committed could extend to other countries… Anyway, it causes no harm to refer computer crimes as cyber-crimes or vise versa, since they have same impact in law.”
Kriminalitas dunia maya (cybercrime) atau kriminalitas di internet adalah tindakan pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi. Secara teknik tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi on-line crime, dan cybercrime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun perbedaan utama antara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi publik (internet).
Motif-motif cybercrime
Motif intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan mengimplementasikan bidang teknologi informasi.
Motif ekonomi, politik, dan kriminal, yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain.
Empat Ruang Lingkup Kejahatan Komputer
1. Komputer sebagai instrumen untuk melakukan kejahatan tradisional, seperti digunakan untuk melakukan pencurian, penipuan, dan pemalsuan melalui internet, di samping kejahatan lainnya seperti pornografi terhadap anak-anak, prostitusi online, dan lain-lain.
2. Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, di mana data-data di dalam komputer yang menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus, atau diduplikasi secara tidak sah.
3. Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data, yang dimaksud dengan penyalahgunaan di sini yaitu manakala komputer dan data-data yang terdapat di dalam komputer digunakan secara ilegal atau tidak sah.
4. Unauthorized acquisition, disclosure or use of information and data, yang berkaitan dengan masalah penyalahgunaan hak aksesdengan cara-cara yang ilegal.
Kejahatan menggunakan sarana komputer (Bainbridge,1993) :
1. Memasukkan instruksi yang tidak sah;
2. Perubahan data input;
3. Perusakan data;
4. Komputer sebagai pembantu kejahatan;
5. Akses tidak sah terhadap sistem komputer.
Tipenya cybercrime menurut Philip Renata:
1. Joy computing, yaitu pemakaian komputer orang lain tanpa izin.
2. Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu terminal.
3. The trojan horse, yaitu manipulasi data atau program dengan jalan mengubah data atau intsruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau, dengan tujuan kepentingan pribadi atau orang lain.
4. Data leakage, yaitu menyangkut pembocoran data ke luar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan.
5. Data diddling, yaitu suatu perbuatan yang mengubah data valid atau sah dengan cara tidak sah, mengubah input data atau output data.
6. To frustate data communication atau penyia-nyiaan data komputer.
7. Software piracy, yaitu pembajakan software terhadap hak cipta yang dilindungi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).
Kejahatan dalam perdagangan secara elektronik (e-commerce) meliputi antara lain :
1. Penipuan online, ciri-cirinya adalah harga produk yang diminati sangat rendah, penjual tidak menyediakan nomor telepon, tidak ada respons terhadap pertanyaan melalui e-mail, menjanjikan produk yang sedang tidak tersedia. Risiko terburuk adalah pemenang lelang yang telah mengirimkan cek atau uang atau membayar via credit card tidak memperoleh produk atau memperoleh produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau yang diiklankan.
2. Penipuan pemasaran berjenjang online, ciri-cirinya adalah mencari keuntungan dengan merekrut anggota dan menjual produk secara fiktif, dan ternyata sebanyak 98% para investornya gagal atau rugi.
3. Penipuan kartu kredit, cirinya adalah terjadi biaya misterius pada tagihan kartu kredit untuk produk/ layanan internet yang tidak pernah dipesan oleh pemilik kartu kredit. Risikonya adalah korban bisa perlu waktu lama untuk melunasinya.
Sebagian besar dari perbuatan Cybercrime dilakukan oleh seseorang yang sering disebut dengan cracker. Berdasarkan catatan Robert H’obbes’Zakon, seorang internet Evangelist, hacking yang dilakukan oleh cracker pertama kali terjadi pada tanggal 12 Juni 1995 terhadap The Spot dan tanggal 12 Agustus 1995 terhadap Crackers Move Page. Berdasarkan catatan itu pula, situs pemerintah Indonesia pertama kali mengalami serangan cracker pada tahun 1997 sebanyak 5 (lima) kali.
Hacking adalah upaya memasuki sistem pengaman tertentu secara tidak sah, untuk mendapatkan informasi dalam suatu jaringan komputer.Hacker pada awalnya dulu untuk menggambarkan orang yang memburu pengetahuan tentang sistem komputer semata-mata untuk pengetahuan.
Hacker mempunyai dua arti, yaitu:
1. Orang yang senang mengutak-atik, mengubah, mendesain komputer, atau menemukan hal-hal baru dalam pengoperasian komputer. Akhir-akhir ini para hacker sering menyebut diri mereka dengan true hacker.
2. Orang yang tidak sah mendapat akses ke komputer orang lain. Biasanya definisi inilah yang dimaksudkan dalam setiap pembahasan kejahatan komputer.
Sedangkan Hacker dalam melakukan aksinya terbagi dalam 4 tahapan, sebagai berikut:
1. Mencari sistem komputer untuk dimasuki (dan mengumpulkan informasi). Hacker tersebut mencari sistem dengan cara mengumpulkan informasi). Hacker tersebut mencari sistem dengan cara menghubungi nomor-nomor telepon yang dicurigai terhubung ke jaringan dengan modem mereka. Hacker juga melakukan dengan cara mencari sistem diantara komputer-komputer host yang ada.
2. Menyusup masuk. Inti dari kegiatan menyusup masuk ini adalah dengan menipu sistem pengaman, biasanya berupa proteksi password. Seorang hacker dapat menembus sistem kemanan yaitu dengan berbagai cara, yaitu pertama social engineering yaitu dengan berpura-pura menjadi orang yang akan dimanfaatkan untuk menembus sistem. Kedua adalah menebak password yaitu menebak kombinasi user name dan password dalam sistem yang dijadikan sasaran. Ketiga menyadap passwor yaitu menyadap dan memeriksa paket-paket data yang melalui suatu jaringan. Keempat mengeksploitasi kelemahan pada sistem sasaran yaitu hacker mencari kelemahan atau membuat kelemahan yang sudah ada dijadikan suatu alat untuk menyusup masuk. Dan terakhir trashing adalah metode untuk mengumpulkan informasi (password) dengan cara membongkar kertas-kertas atau dokumen buangan dari instansi/ perusahaan sasaran.
3. Menjelajahi sistem tersebut. Hacker sejati setelah berada dalam sistem, ia kemungkinan besar akan berkeliling, melihat-lihat isi dari sistem yang baru saja dimasukinya, dan mencoba berbagai perintah untuk mengetahui fungsinya.
4. Membuat back door dan menghilangkan jejak. Setelah melakukan penyusupan dan kemudian dilanjutkan dengan menjelajahi sistem kemudian hacker akan selalu berusaha agar aksinya dan keberadaannya tidak diketahui oleh pemilik sistem yang dimasukinya.

Kegiatan hacking atau cracking yang merupakan salah satu bentuk cybercrime tersebut telah membentuk opini umum para pemakai jasa internet bahwa Cybercrime merupakan suatu perbuatan yang merugikan bahkan amoral. Para korban menganggap atau memberi stigma bahwa cracker adalah penjahat. Perbuatan cracker juga telah melanggar hak-hak pengguna jasa internet sebagaimana digariskan dalam The Declaration of the Rights of Netizens yang disusun oleh Ronda Hauben.
Modus Kejahatan Cybercrime Indonesia (Roy Suryo):
• Pencurian nomor kredit;
• Memasuki, memodifikasi, atau merusakhomepage (hacking);
• Penyerangan situs atau e-mail melaluivirus atau spamming.
Kasus Cybercrime yang sering Terjadi di Indonesia (As’ad Yusuf):
1. Pencurian nomor kartu kredit;
2. Pengambilalihan situs web milik orang lain;
3. Pencurian akses internet yang seringdialami oleh ISP;
4. Kejahatan nama domain;
5. Persaingan bisnis dengan menimbulkangangguan bagi situs saingannya.
Referensi :
Noor, Azamul Fadhly. 2007. Cybercrime di Indonesia. http://azamul.wordpress.com.
mohtar.staff.uns.ac.id/files/2009/03/cybercrime.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17949/…/Chapter%20II.pdf
SAYA MENYATAKAN TULISAN INI BUKAN PLAGIAT
TUGAS 1 : PERKEMBANGAN E-COMMERCE DI DUNIA PADA TAHUN 2011
November 15th, 2011 0 comment
Dunia bisnis E-Commerce sudah tidak asing lagi di kalangan internasional. Pengguna bisnis sudah merambah di berbagai Negara di dunia, baik dari negara maju sampai yang masih berkembang menggunakan jenis usaha ini. Bahkan dalam era sekarang ini, bisnis ini dianggap sebagai jalur terbaik dibandingkan jenis bisnis lain. Selain biaya yang bisa dipangkas dengan baik, luas daerah pemasarannya yang begitu luas membuat potensi EC tidak bisa dianggap sebelah mata.
Banyak kalangan pembisnis lebih menyukai bisnis ini daripada yang lain. Hal ini karena investasi dan biaya yang bisa dikurangi dengan baik. Bisnis ini memang memberikan nilai plus dalam hal keefektifan dan keefisiensian. Selain itu sebagian pelaku bisnis ini bisa terhindar dari kewajiban untuk membayar pajak. Sebuah keputusan tahun 1992 oleh Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa negara tidak bisa memaksakan pengumpulan pajak penjualan, kecuali bisnis tersebut memiliki kehadiran fisik (toko, pabrik, atau pusat distribusi di Negara). Para peneliti di University of Tennessee memperkirakan bahwa di Amerika Serikat, negara dan pemerintah daerah telah kehilangan $ 15,5 milyar di pajak penjualan karena penjualan online. Hal ini sangat menguntungkan sekali bagi kalangan-kalangan bisnis kecil di Negara tersebut.
Perkembangan E-Commerce tidak lepas dari faktor-faktor yang mendukungnya. Layanan internet terutama menjadi faktor yang penting dalam mendukung bisnis ini. Di berbagai Negara internet berkualitas sudah dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau bahkan hampir gratis. Selain itu sistem pembayaran yang canggih dan terpercaya membuat bisnis ini berkembang pesat dengan baik.
Di Negara-negara maju, Para konsumen bisnis ini sudah menaruh kepercayaan terhadap pembelian secara online. “Orang-orang tidak takut untuk membeli barang online, dan tidak ada perbedaan antara menjual barang dengan harga yang sangat tinggi dan item harga yang lebih rendah” kata Hans Neuendorf, pendiri dan chief executive Artnet, yang berbasis di New York. Hal itu dibuktikan ketika patung oleh seniman Amerika John Chamberlain dijual pada hari Selasa melalui Artnet.com website. Patung tersebut terbuat dari bagian mobil hancur. Patung yang disebut Mrs Yif NIF, diperkirakan terjual setidaknya $ 3 juta, ini mungkin akan menandai bagian paling-mahal dari seni rupa yang pernah dijual melalui lelang online.
Artnet, paling dikenal sebagai gudang informasi harga untuk museum dan galeri, mulai lelang online dari tahun 2008. Sejak itu, telah menjual lebih dari 6.500 buah untuk ke atas dari $ 12m. Dengan mengambil tambahan 10 persen biaya dari penjual dan 15 persen dari pembeli, Artnet telah menerima $ 2,5 juta. Bisnis lelang berkembang Artnet bertepatan dengan uptick lebih luas dalam e-commerce secara keseluruhan dan menunjukkan kematangan pertumbuhan ritel online, yang terus untuk memenangkan pangsa pasar dari toko-toko tradisional lebih dari satu dekade setelah mulai dikenal.
Pasar online terbesar di dunia, Ebay, telah menyelenggarakan lelang jutaan dolar berbagai barang, terutama properti. Tahun lalu dilelangnya tiket makan siang bersama investor Warren Buffett legendaris sebesar $ 2.6 juta dan berusaha untuk menjaga keasliannya terhadap penipuan dengan menyewa sebuah perusahaan independen – Kompolt – untuk menjalankan pemeriksaan latar belakang pada penawar dan keuangan mereka.
Item yang paling mahal dijual oleh Ebay adalah Jet Gulfstream II sebesar $ 4.9 juta pada tahun 2001 oleh perusahaan carter udara Afrika. Penjualan besar Lain telah termasuk Lamborghini, perahu $ 150.000 dan Bentley.
Dari berbagai hal tersebut dapat disimpulkan bahwa E-Commerce telah menjadi trend perdagangan internasional. Sehingga perlu bagi Negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk mulai mengikuti bisnis ini mengingat berbagai segi positif yang bisa didapatkan nantinya, khususnya bagi para entrepreneur muda.
Sumber Pustaka :
http://www.ft.com/cms/s/2/e51ec682-af2b-11e0-914e-00144feabdc0.html#axzz1ZFH3Y2Hp
SAYA MENYATAKAN TULISAN INI BUKAN PLAGIAT!!
Zuhdi Kurniawan (0910220200)
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis